Cemas... Rasa yang lahir dari keadaan yang tak pasti. Takut... menerima jawaban yang selama ini dicari-cari. Saat ini kesabaran benar-benar diuji. Bimbang, apa siap menerima keputusan yang pasti? Baik atau Buruk untuk semuanya. Rasa takut ditinggalkan dan meninggalkan orang yang disayangi. Masa penantian yang panjang.......
Harus diakui, rasa cemas ini mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh. Sakit biasa seperti flu, pusing, demam sepertinya menjadi bentuk protes tubuh akibat pikiran yang rumit. Masalah hidup tak pernah habis. Jadi bagaimana kita harus menghadapinya dengan seadanya. Ya, sekali lagi hanya 'SEADANYA'.
Masalah itu kan campuran dari situasi dengan perasaan. Sering orang selalu bergumul dengan pikiran bagaimana cara mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Mencoba lari atau terus mencari jawaban. Sering kita hanya fokus ke situasi dan mencari cara untuk mengubahnya, sementara kendali itu tidak selamanya ada di tangan kita. Inilah yang akhirnya membuat batin kita lelah, frustrasi, dan stres. Ketika kita mau menghadapi perasaan kita, menerimanya sebulat-bulatnya, atau mengamati sepenuhnya, maka situasi cuma jadi situasi tok. Netral.
Peka dengan segala emosi yang dialami. Meski kepingin lari dari masalah, tapi usahakan untuk tidak terbiasa menabung utang perasaan. Jika saya marah, saya akui sepenuhnya bahwa ada amarah. Jika saya sedih, saya terima seutuhnya bahwa ada kesedihan sedang datang. Tidak lagi lari, tidak juga mengikatkannya terus menerus dengan diri saya, cukup mengamati: ini amarah, ini sedih, ini kecewa, dsb.
Tidak tahu... sampai dimana akhir kehidupan kita dan dalam keadaan bagaimana. Waktu tidak bisa dikembalikan lagi, hanya bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan. Bisa dijadikan pelajaran atau sekedar untuk menambah cerita hidup kita. Tapi, semua cerita hidup ini pasti punya maksud baik tersendiri. Waktu terus berjalan, tak bisa berhenti atau mundur, tetapi terus melaju bersama gerak langkah dan sikap kita. Jangan sia-siakan orang yang mencintaimu menunggu dalam kecemasan. Jangan berhenti mencintai dan berharap ada hari depan yang lebih baik.
Semoga kita bisa melewati masa penantian ini dengan hati yang terbuka. Jemputlah impian kita.....
Harus diakui, rasa cemas ini mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh. Sakit biasa seperti flu, pusing, demam sepertinya menjadi bentuk protes tubuh akibat pikiran yang rumit. Masalah hidup tak pernah habis. Jadi bagaimana kita harus menghadapinya dengan seadanya. Ya, sekali lagi hanya 'SEADANYA'.
Masalah itu kan campuran dari situasi dengan perasaan. Sering orang selalu bergumul dengan pikiran bagaimana cara mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Mencoba lari atau terus mencari jawaban. Sering kita hanya fokus ke situasi dan mencari cara untuk mengubahnya, sementara kendali itu tidak selamanya ada di tangan kita. Inilah yang akhirnya membuat batin kita lelah, frustrasi, dan stres. Ketika kita mau menghadapi perasaan kita, menerimanya sebulat-bulatnya, atau mengamati sepenuhnya, maka situasi cuma jadi situasi tok. Netral.
Peka dengan segala emosi yang dialami. Meski kepingin lari dari masalah, tapi usahakan untuk tidak terbiasa menabung utang perasaan. Jika saya marah, saya akui sepenuhnya bahwa ada amarah. Jika saya sedih, saya terima seutuhnya bahwa ada kesedihan sedang datang. Tidak lagi lari, tidak juga mengikatkannya terus menerus dengan diri saya, cukup mengamati: ini amarah, ini sedih, ini kecewa, dsb.
Tidak tahu... sampai dimana akhir kehidupan kita dan dalam keadaan bagaimana. Waktu tidak bisa dikembalikan lagi, hanya bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan. Bisa dijadikan pelajaran atau sekedar untuk menambah cerita hidup kita. Tapi, semua cerita hidup ini pasti punya maksud baik tersendiri. Waktu terus berjalan, tak bisa berhenti atau mundur, tetapi terus melaju bersama gerak langkah dan sikap kita. Jangan sia-siakan orang yang mencintaimu menunggu dalam kecemasan. Jangan berhenti mencintai dan berharap ada hari depan yang lebih baik.
Semoga kita bisa melewati masa penantian ini dengan hati yang terbuka. Jemputlah impian kita.....
No comments:
Post a Comment