CD film itu sudah beberapa hari ada pada saya, tapi tak ada niat untuk menontonnya. Saya tidak suka film kekerasan, apalagi dari judulnya 'NERO'. Saya pikir hanya film kerajaan Romawi masa lalu yang penuh perang, "malas ah, gerutuku", bagusan saya nonton film "HOME ALONE" yang lucu sekaligus menghibur.
Dengan tidak semangat saya menonton film NERO juga, tepatnya malam Rabu, 20 Januari 2009. Ternyata, filmnya sarat dengan makna, sangat menarik. Dalam film itu, menceritakan arti cita-cita, perjuangan cinta, maaf, ambisi dan kepemimpinan. Kisah cinta antara Nero dan Acte, kekuasaan yang salah.
Nero, seorang bangsawan yang diasingkan ke perbudakan selama 10 tahun mencintai teman masa kecilnya yang seorang budak "Acte". Acte menyebutnya Lucius-ku (nama lengkapnya Lucius Claudius Nero). Padahal seorang bangsawan tidak boleh memperistri seorang budak, kecuali menjadi selir. Ketika dewasa, kekayaan keluarga Nero ditarik lagi. Nero pun kembali menjadi seorang bangsawan. Nah, dari sinilah kisahnya dimulai.
Perjuangan cinta Nero untuk menikahi Acte sampai cita-cita Nero yang ingin membuat Roma menjadi kerajaan yang makmur, adil dan berperikemanusiaan. Awalnya cita-cita dan ambisi Nero begitu suci apalagi Acte selalu mendampinginya dengan sabar. Kata-kata Acte yang bijak, selalu menjadi alasan Nero dalam memimpin. Walaupun mereka harus menutupi hubungan cinta mereka sementara (backstreet) tapi Acte tetap sabar dan sekali lagi sungguh sabar.
Memang, Nero berhasil membuktikan cintanya pada Acte. Nero akan menikahi Acte sebagai istri sah. Hubungan mereka kini sudah diumumkan di kerajaan. Tetapi, seiring waktu Nero berubah. Karena kekuasaan, Nero brutal dan buta. Pembunuhan dilakukan untuk mempertahankan kedudukannya (termasuk membunuh ibu kandungnya sendiri). Acte marah, karena Nero melakukan hal yang tidak disetujui Acte. Acte tidak suka kekerasan. Dan dulu pun Nero berjanji akan menjadi Raja yang baik hati dan bijaksana. Tapi kini Nero berubah. Belum sempat menikah dengan Acte, Nero berubah!!! Lucius yang dicintainya sudah tidak mendengarkan Acte lagi apalagi mendengar kata hati Luciusnya yang penuh cinta kasih.
Kesabaran cinta Acte benar-benar penuh pengorbanan. Acte masih mencintai Lucius-nya, bukan Neronya yang kejam. Dalam penantiannya dalam doa, Acte selalu berharap Nero berubah dan kembali padanya. Tetapi Nero semakin brutal bahkan menikahi wanita lain. Acte akhirnya pergi jauh, tapi tetap sendiri dan menunggu Luciusnya datang.
Akhirnya, kekuasaan Nero runtuh. Kalian tahu, Nero pergi pada siapa saat dia sudah kalah dan lemah?? Ya, dia pergi mencari Acte. Hanya Acte yang bisa membuat dia tenang. Acte yang dicintai sekaligus disakitinya. Sebelum Nero meninggal, Nero dan Acte bertemu. Nero mengucapkan "maafkan aku, maafkan aku sudah melanggar janji kita" pada Acte, sampai nafas terakhir. Acte terus menangis dan menangis, karena dia masih mencintai Lucius-nya. Acte memaafkan cintanya itu, dan Nero pun meninggal di pelukannya (tak terasa saya juga menangis hik, hik, hik).
Nilai sebuah pengorbanan dan penantian cinta yang setia. Beginikah arti sebuah cinta? Setabah dan setegar cinta Acte?? Bisakah laki-laki itu (Lucius Claudius Nero) menyadari bahwa cinta yang tulus itu bukan diukur dari kekuasaan dan kekayaan?? Dimanakah janji dan cinta yang Lucius ucapkan dulu?? Dengarkanlah kata hatimu.... biarkan kamu menyadarinya bahwa cinta itu ada. Menuntunmu dalam sikap dan tujuan yang tulus, tanpa kekerasan, ego, ketamakan, benci....
No comments:
Post a Comment