Wednesday, November 18, 2009

SALJU TURUN DI JAKARTA

.
Mustahil. Tapi, bolehkan berharap dan bermimpi. Menjelang akhir tahun 2009, kalender kecil putih selalu membuat saya tertarik untuk menuliskan beberapa kejadian setiap hari. Rasanya senang menyilangkan tanggal-tanggal yang berjalan dengan cepat.

Beradaptasi dengan musim hujan yang dingin, basah, tetapi menyenangkan... membuat saya harus menikmati rasa sakit. Hmm, cukup untuk menjadikan saya tidur lelap dan harus meninggalkan kegiatan membaca dan jalan-jalan. Itupun harus disuntik dulu dan teriak-teriak. Malu banget sih, apalagi harus diliatin sohibku 'Dina' (ketahuan deh takut disuntik). Uggggh, lemas banget....

Desember sudah ada di depan mata. Saya membayangkan dan sangat ingin sekali salju turun di malam Natal nanti. Salju putih seperti pasir atau bongkahan-bongkahan kristal yang kecil, melintas di hidung dan kepala saya, tergenggam dan terpeluk oleh telapak tangan. Wow, its.. amazing. Hmm, aku ingin sekali.... Memang sih, harapan saya ini menurut logika, ga mungkin! Salju turun di Jakarta?? Pasti semua (termasuk saya) menjawab: “ga mungkin laggh... kecuali mukjizat”. Tapi, ga ada yang mustahil kan untuk Tuhan??

Untuk menjawab itu, bisa kita mulai dari proses terjadinya salju.
Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara – persis seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada 0 derajat Celcius. Ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.

Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.
 
Setelah mengetahui proses terjadinya salju, harusnya sih, ga usah berharap lagi salju turun di Jakarta yang tropis ini kan??.

Tapi, mukjizat pasti selalu ada di hati, di jiwa dan di rasa dengan cara yang berbeda-beda.... seperti kristal salju yang memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama...

Tuesday, November 17, 2009

PS I Love U (Part 1)



Pembaca yang budiman, Namaku Holly. Belum lama ini Gerry, suamiku, meninggal karena kanker. Sebelum penyakitnya mengganas, kami pasangan yang bahagia. Mungkin Gerry bukan pasangan sempurna, karena dia paling malas mematikan lampu kamar saat kami sudah meringkuk di balik selimut yang hangat. Akibatnya, tulang keringku sering terantuk kaki ranjang dan memar-memar. Ketika Gerry tiada, aku kehilangan sahabatku, kekasihku, batu karangku, dan hidup ini terasa hampa. Namun Gerry tak membiarkanku sendiri. Dia meninggalkan seikat surat untuk kubuka setiap bulan. Seiring bulan-bulan berlalu, aku menjadi lebih tabah. Bersama sahabat dan keluargaku, aku menangis, tertawa, serta belajar mengenal dan menjalani hidup ini. Seperti kata Gerry di surat pertamanya, Ingatlah semua kenangan manis kita, tapi jangan takut menciptakan kenangan-kenangan baru. Hidup ini memang untuk dijalani dengan sepenuh hati. Dan rasanya nyaman juga ada malaikat yang mengawasi setiap langkahku. Cinta sejati memang tak pernah mati... Holly PS: I love you

Wednesday, November 11, 2009

KANKER SERVIKS apa sih??

Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

Bagaimana pula dengan kanker leher rahim?Apakah juga sama menakutkannya dengan beberapa kanker lainnya?Menurut para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Tetapi, biarpun demikian, di wilayah Australia barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini.

Bagaimanakah kanker leher rahim terjadi?
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut "Pap smear test", sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang menderita kanker leher rahim. Memang Pap smear test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Test ini ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.

Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.Test ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan yang lebih teliti. Prosedur pemeriksaan Pap smear test mungkin sangat tidak menyenangkan untuk anda, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Mungkin anda lebih memilih dokter wanita untuk prosedur ini, tetapi pada umumnya para dokter umum dan klinik Keluarga Berencana dapat dimintai bantuan untuk pemeriksaan Pap smear test. Usahakanlah melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu setelah berakhirnya masa menstruasi anda. Jika anda sudah mati haid, Pap smear test dapat anda lakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim), anda tidak perlu lagi melakukan Pap smear test karena anda sudah terbebas dari resiko menderita kanker leher rahim. Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur. Hal yang harus selalu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan Pap smear test. Pap smear test selalu diperlukan biarpun anda tidak lagi melakukan aktifitas seksual.

Bagaimanakah Tanda-tanda Kanker Serviks?
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi. Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker. Pengobatan seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin.

Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

Resiko untuk terserang kanker:
Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim. Sel-sel leher rahim mungkin mengalami perubahan sehingga sangat diperlukan melakukan Pap smear test secara teratur (baik yang telah ataupun yang belum pernah mendapatkan Pap smear test). Demikian juga bagi anda yang merokok kemungkinan untuk mendapatkan kanker leher rahim sangat besar. Dijumpainya Human Papilloma Virus (HPV) sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim. Memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti atau memulai aktifitas seksual pada usia yang sangat muda juga memperbesar resiko kemungkinan mendapat kanker leher rahim.Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim?

Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.

Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama).

Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. Dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkecil resiko tersebut, mudah-mudahan kita dijauhkan dari kejadian kanker leher rahim ini. Semoga.

Dapatkah anda membayangkan, bagaimanakah perasaan anda jika mengetahui hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda memberikan hasil abnormal? Tentulah anda akan merasa kuatir dan cemas, manakala anda mendapati bahwa hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda abnormal. Tetapi janganlah terlalu cemas dahulu, karena tidak semua penampakan sel-sel yang abnormal tersebut berarti kanker. Memang 'Pap Smear' dapat mendeteksi kelainan-kelainan perubahan sel-sel leher rahim secara dini. Paradigma yang harus diingat adalah semakin awal ditemukannya kelainan-kelainan pada pemeriksaan 'Pap Smear', maka akan semakin mudah pula diatasi masalahnya.

Apakah artinya jika 'Pap Smear' anda abnormal?
Hasil 'Pap Smear' dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher rahim anda ketika diperiksa di bawah mikroskop akan memberikan penampakan yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10 pemeriksaan 'Pap Smear'. Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi diketemukannya penampakan 'Pap Smear' yang abnormal adalah:

Unsatisfactory 'Pap Smear'
Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab tersebut tidak bisa melihat sel-sel leher rahim anda dengan detail sehingga gagal untuk membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter anda. Jika kasus ini menimpa anda sebaiknya anda datang lagi untuk pemeriksaan 'Pap Smear' pada waktu yang akan ditentukan oleh dokter anda.

Jika ada infeksi atau inflamasi kadang-kadang pada pemeriksaan 'Pap Smear' memberikan penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa sel-sel di dalam leher rahim mengalami suatu iritasi yang ringan sifatnya. Memang kadang-kadang inflamasi dapat kita deteksi melalui pemeriksaan 'Pap Smear', biarpun kita tidak merasakan keluhan-keluhan karena tidak terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam. Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena jamur'. Konsultasikan dengan dokter anda mengenai masalah ini beserta pengobatannya jika diperlukan. Tanyakan kapan anda harus menjalani 'Pap Smear' lagi.

Atypia atau Minor Atypia
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika pada pemeriksaan 'Pap Smear' terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel leher rahim, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai 'atypia'. Biasanya terjadinya perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya peradangan, tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, dokter anda mungkin akan merekomendasikan anda untuk menjalani pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada umumnya, sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, adalah sangat penting bagi anda untuk melakukan 'Pap Smear' lagi untuk memastikan bahwa kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama tersebut adalah gangguan yang tidak serius. Jika hasil pemeriksaan menghasilkan hasil yang sama maka anda mungkin disarankan untuk menjalani kolposkopi.

Apakah kolposkopi itu?
Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa permukaan leher rahim, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahim seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan 'Pap Smear'. Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi. Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke lab guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi anda.

Bagaimanakah dengan aktifitas seksual anda?
Pada tahap ini, anda tidak perlu kuatir dengan aktifitas seksual anda. Anda tidak perlu absen melakukan aktifitas seksual hanya karena pemeriksaan 'Pap Smear' anda positip, karena keadaan kanker atau pre-kanker yang anda derita tidak mungkin ditularkan kepada suami anda. Tetapi jika sedang dalam pengobatan penyembuhan, sebaiknya tanyakanlah kepada dokter anda kapan anda dapat melakukan hubungan sanggama lagi dan seberapa seringnya hubungan tersebut.

Perlukah dilakukan pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya pengobatan?
Pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya masa pengobatan adalah mutlak diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa area yang telah diobati telah sembuh sama sekali. Biarpun metode pengobatan yang anda dapatkan sangat efektif, sel-sel yang abnormal kadang-kadang dapat kambuh lagi, bahkan dapat berkembang dengan derajat keparahan yang lebih tinggi. Jadi deteksi dini adalah hal yang sangat esensial sekali. Selama dua tahun pertama masa pengobatan anda, anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan 'Pap Smear' setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Jika setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasil 'Pap Smear' anda normal, ini berarti anda telah dapat dinyatakan sembuh, dan anda dapat melakukan pemeriksaan 'Pap Smear' tersebut setiap tahun sekali secara kontinyu.
Dr. Yohanes Riono
Dept of Surgery Holywood Hospital

KANKER PAYUDARA


Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain:
Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh; serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Faktor-faktor penyebab
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
Penggunaan hormon: Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.
Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Friday, October 2, 2009

THE LAKI-LAKI

Mengingat kejadian di halte busway.... Selama ini saya hanya bisa melihat pelecehan yang terjadi saat antri masuk ke busway. Laki-laki ada saja yang mencari-cari kesempatan untuk pegang pantat, pegang tangan, pegang dada, dsb. Kalau melihatnya, rasanya saya pengen tonjok atau marah, tapi takut. Siapa tahu, cowok itu jahat. Nah, kalau yang sudah begini sih, bukan jahil atau unik lagi, tapi jahat!!

Saya pun baru-baru ini mendapat musibah yang sama. Dalam keramaian untuk masuk ke halte busway, saling dorong dan sempit banget, saya merasa ada yang pegang pantat saya. Tapi, ketika saya melihat ke belakang laki-laki itu sudah ga ada. Dengan marahnya saya langsung tanya ke penumpang cewek di sebelah saya, siapa laki-laki yang ketika masuk berdiri di belakang saya. Lalu saya juga tanya ke kernet busway, tapi ga ada yang tahu! Uh, sialan! Saya benci banget. Marah tak terlampiaskan!!!! (pengen tampar, tonjok trus lapor ke satpam)

Saat berangkat kantor atau jalan-jalan, ada saja laki-laki yang berhenti dengan mobilnya mengajak masuk, ada juga yang panggil-panggil ga jelas, ada yang merayu dengan suit-suit, dsb. Saya merasa tingkah ini bukanlah menghargai keindahan wanita, tetapi sedikit melecehkan. Padahal, setahu saya... pakaian yang saya gunakan atau teman-teman lain biasa aja tuh, ga kurang kain atau lupa dijahit.

Benar sih, laki-laki itu suka mengagumi keindahan/ kecantikan, makanya di zaman Alkitab juga laki-laki kuat juga bisa kalah dan takluk oleh kecantikan wanita. Sebut saja: Samson takluk pada Delilah, Nero dan Acte. Kalau zaman sekarang sih misalnya: Bambang dan Mayangsari. Sekali mereka menyukai, untuk mendapatkan wanita itu mereka bisa melakukan/ memberikan apa saja untuk mendapatkan atau membahagiakan wanita tersebut... (sampai-sampai lupa kalau udah punya istri).

Makanya ada pepatah yang bilang: dibalik kesuksesan pria, ada wanita. Jadi, bangga juga jadi wanita hihihihi...

Wajarlah. Masa yang indah dan cantik itu ga mau dilihat? But sewajarnya aja, jangan sampai merugikan orang lain. Kata pak Eko yang sok alim dan pecinta Luna Maya ini sih: “Cuma liat doang kog. Kan ada istri di rumah?” atau kalau ada yang cantik en montok paling bilang: “jadi pengen pulang ke rumah...”

Wednesday, September 30, 2009

CINTA DAN KADALUARSA


Berakhir, pisah, putus, merupakan sekumpulan kata yang berinti kepada satu rasa: sakit. Sakit memang, bila kebahagiaan, dan kebersamaan pada kenyataannya berakhir dengan perpisahan. Berpisah dengan kehidupan (kematian), berpisah dengan keluarga, pasangan, pacar, dsb. Ada unsur kelemahan yang lambat laun, pelan tapi pasti meredupkan sinar di hati manusia.

Seperti lagu Chrisye: Badai Pasti Berlalu, saya pun yakin seluruh rasa duka, kegagalan yang dialami dalam kehidupan ini mengalami perputaran, yang pada akhirnya berganti terang. Seperti malam yang gelap, berganti siang.

Disini saya mengecilkan konsep berakhir dengan: berpisah dari orang yang kita cintai. Mencintai seseorang dengan tulus, memang membutuhkan perjuangan yang tanpa henti. Lalu, ketika ada pendapat yang menyatakan: rasa cinta itu ada masa kadaluarsanya. Apakah yang tergambar di dalam benak kalian masing-masing?

Saya mencoba mengapresiasikan pernyataan ini dengan idealisme dan perasaan saya. Hanya untuk menjawab arti cinta pada diri saya sendiri.

Cinta dalam kamus saya adalah suara hati, jawaban hati yang menerima dengan tulus segala kekurangan dan kelebihan orang lain. Tidak bertipe, karena saya tidak ingin mengelompokkan orang per orang. Kuncinya adalah hati, hanya hati!! Hal ini yang sangat sulit dipahami oleh orang lain, termasuk orang terdekat saya sekalipun. Tetapi ini bukan muluk-muluk semata, karena saya tahu “rasa” saling mencintai akan bertahan bila terus dilakukan/ diperbaharui oleh kedua belah pihak, satu sama lain menunjukkan rasa cinta kasih, mengapresiasikannya dalam bentuk tindakan dan kata terus menerus,…. sampai akhirnya cinta itu berakhir pada keabadian.

Kata cinta, kasih dan sayang adalah kata yang indah. Terdengar berharga, terhormat dan murni, karena itu saya selalu mengucapkan kata-kata indah tersebut untuk orang yang saya hargai, saya hormati dan saya sayangi. Menghargai arti cinta adalah sama dengan menghargai kehidupan. Karena itu, kata-kata indah tidak saya obralkan kepada orang lain, karena salah-salah bisa mengakibatkan persepsi yang berbeda atau salah paham yang mengakibatkan reaksi berbeda dari orang yang mendengarkan.

Bila memang perpisahan harus terjadi, mungkin sudah waktunya. Mungkin ini jatah yang harus saya terima sebagai konsekuensi dari pengorbanan saya. Tidak perlu egois untuk mempertahankan cinta bila seseorang itu sudah tidak menghargai, tidak perduli, tidak menghormati dan memahami arti cinta. Kasarnya: tidak pantas mencintai orang yang tidak mencintaimu!! Tidak akan ada gunanya bila diteruskan. Hanya akan meninggalkan luka yang dalam, membunuh pelan-pelan dan kepalsuan berkepanjangan.

Dalam sebuah pernikahan, perpisahan bukan hanya membawa dampak untuk diri sendiri, tetapi juga efek sosial yang mungkin lebih menyakitkan. Orang lain yang menggambarkan perceraian dalam pernikahan dengan pendapatnya sendiri, berkembang menurut pemikirannya sendiri, menambah beban yang harus dipikul. Sudah jatuh tertimpa tangga pula!

Kalau rasa cinta ada masa kadaluarsanya, benarkah perceraian itu pada akhirnya dibenarkan? Seperti putus dari pacar pertama ke pacar kedua dan berikutnya? Bisakah konteks pacaran disamakan dengan pernikahan? Apakah perpisahan terjadi karena rasa cinta mereka sudah kadaluarsa? Hufffth, saya menjadi semakin takut untuk membayangkan bila pasangan saya kelak, membenarkan bahwa rasa cinta itu punya masa kadaluarsa.

Setahu saya, masa kadaluarsa itu identik dengan masa pemakaian, masa berlaku. Jadi selama belum mencapai tanggal kadaluarsa yah... tidak ada salahnya untuk digunakan. Nah, kalau dalam hubungan mencintai, yang dilakukan oleh sepasang manusia yang berbeda, yang memiliki talent, perasaan, logika yang sehat sehingga punya kemampuan untuk bereaksi membaharui kehidupan, harus ikut-ikutan memberi batas kadaluarsa dalam hal saling mencintai?

Sebelum pacaran, apalagi sebelum menikah, seseorang pasti sudah mempertimbangkan baik buruknya sebuah relasi. Ketidakseimbangan atau perbedaan, belum jodoh, ketemu orang lain yang lebih menarik, dsb seringkali menjadi alasan perpisahan. Padahal itu sebenarnya bukanlah penyebab, tetapi akibat. Awal dari akibat tersebut, itulah yang sebenarnya perlu diketahui, dan dicari solusinya.

Turun naik dalam berelasi merupakan dinamika yang harus diterima. Tidak ada kehidupan yang berjalan mulus-mulus saja. Orang yang sudah menikah bertahun-tahun pun terus berproses untuk saling mencintai. Pada saatnya, semua akan berubah. Seperti yang saya tahu, tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi, rasa cinta akan tetap ada bila kedua belah pihak menempatkan hati mereka pada satu titik yang sama. Titik yang sama-sama saling berubah mengikuti aliran kehidupan yang fana ini.

Andainya perpisahan terjadi.... saya percaya, untuk bertahan seseorang akan berjuang habis-habisan… sampai pada titik kepasrahan dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sampai pada titik itu, segala perjuangan pun terhenti. Ucapan selamat tinggal pun siap terlontar dan diterima.

Saya tahu, tidak ada seorang pun yang menyukai zona kejatuhan. Tapi, kenyataan tidak dapat dielakkan. Sakit, terluka, putus asa merupakan akibat dari kegagalan. Saya pun pernah merasakannya. Kepasrahan menjadi tonggak pertahanan. Menyimpan kenangan indah ketika bersama. Susah sekali untuk menerima kenyataan orang yang saya cintai telah pergi. Susah sekali untuk menerima orang baru untuk masuk menembus rasa rindu dan cinta ini, karena tidak ingin merubah rasa cinta yang telah ada. Sikap ini, tanpa saya sadari mungkin telah menyakiti atau mematahkan perasaan orang lain. Sendiri dulu…. saat ini adalah obat yang terbaik untuk menyembuhkan rasa sakit (maaf untuk siapa saja yang tersakiti dan kecewa, karena hati ga bisa bohong).

Tidak bisa diterjemahkan, hanya bisa dirasakan. Rasa sakit dan suka dalam mencintai ibarat dua sisi koin hitam dan putih yang menyatu. Akhir cerita hanya ada dua pilihan: bersatu atau berpisah. Dan semuanya terjadi karena hati kedua belah pihak.

Perpisahan yang berakhir dengan indah dan tidak indah, pasti rasanya sakit. Tapi, bila berakhir dengan baik-baik mungkin membawa kesan berharga. Hanya, bila memang kamu masih saling mencintai, bila memang kamu belum bisa melupakan, mengapa harus berhenti berjuang? mengapa masih angkuh?

Intinya satu, jika memang sudah waktunya, perpisahan akan menjemput secara alamiah bagaikan ajal. Bungkus dan caranya bermacam-macam, tapi kekuatan yang menggerakkannya satu dan serupa. Tentu dalam prosesnya kita berontak, protes, menyalahkan ini-itu, dan seterusnya. Namun hanya dengan terus berproses dalam aliran kehidupan, kita baru menyadari hikmah di baliknya. (Catatan Tentang Perpisahan, Blog Dewi Lestari)

Saat ini… saya pun harus bersabar menanti. Orang lain selalu bertanya apa yang saya cari? Mengapa tetap berkeras menyerahkan jawaban kepada hati? Sekali lagi, saya tidak bisa menjawabnya, saya hanya bisa merasakannya…Saya tau, konsekuensi penantian saya mungkin sia-sia, tapi saya menghargai kehidupan, hati dan cinta saya…. Semua yang terjadi, dulu, sekarang dan akan datang adalah Anugerah. Thanks God.

Tuesday, September 29, 2009

190909

“Aku hanya ingin menghirup nafasmu
karena dadaku terasa sesak”
kata terakhir dari satu mimpi.
Yang sangat ingin kukatakan
di penghujung waktuku.....


190909.... Akhirnya hanya akan tersimpan dalam hati dan mimpiku. Dalam keramaian terasa sepi menyelimutiku. Aku sempat melihat ruangan dan tempat saat kami pernah duduk disana, pernah jalan berdua, pernah makan dan minum disana. Rasanya sesak banget. Nafasku sulit keluar, karena ingin menahan tangis (sungguh sangat sulit).

190909.... Pesawatku sudah mulai take off, tapi aku masih menunggu seseorang yang kutahu tak mungkin datang hari ini. Hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun saja, rasanya tak mungkin. Tak mungkin (bisikku lagi...) karena suara dan pesanku tak bisa lagi diterima olehnya. Aku tak mungin bisa melihat wajahnya hari ini.

190909.... Aku tetap mengingat tanggal ulang tahunmu. Aku tetap bertahan dengan tegarku yang mulai rapuh tanpa kehadiranmu. Aku sadar, aku tetap akan sama seperti dulu. Walaupun waktu memaksaku untuk berubah. Walaupun kamu memintaku untuk berjalan dan beranjak melupakan semuanya. Aku akan tetap sama dalam cintaku. Aku akan tetap sama dalam mimpiku. Aku akan tetap sama dalam diamku.

190909.... Memang, ada hati yang patah dariku. Sayangnya, kamu tidak bisa merasakannya. Sangat ingin kukatakan: Kamu yang terpenting di dalam hidupku. Entah apa aku juga terpenting bagimu. Ketiadaanmu membuat tiap detik jarum kehidupanku terhenti.

190909.... Aku selalu mengingat kamu (kadang aku senyum sendiri, lalu sedih...) Kemarahanku karena kepergianmu, tak bisa kamu dengar lagi. Kemarahanku karena kamu membuatku menunggu lama sekali, hingga membuatku mencubit dan memukul dadamu, tak mungkin lagi. Kemarahanku karena kejahilan kamu, hingga membuat kamu menerima hukuman dariku. Menonton film bersama sampai kelaparan. Berjalan jauh sekali, sambil bicara dan bergenggaman tangan. Ngambek dan diam-diaman, lalu baikan lagi... (kita kayak anak kecil lagi ngambek ya?).

Penghujung bulan September ini, aku ingin menuliskan kata yang belum sempat terucap: Selamat Ulang Tahun (bukan karena aku melupakanmu).

Sudah cukup lama kita berdiam dalam kebisuan yang semu, pasif dan samar. Berpijak pada keadaan temaram, tanpa hitam atau putih yang jelas. Sang kehidupan sungguh membuat cerita ini terasa panjang tak berujung. Mungkin benar kata orang, antara cinta dan benci itu berbeda tipis...

PS: Happy Bithday Bumi, keabadianmu telah tertulis di hatiku.

Friday, August 28, 2009

PESAN TERAKHIR

Satu per satu, walau sulit, semuanya harus dilewati. Waktu terus berjalan dan tidak perduli apa yang saya, kamu dan mereka alami.

Hari yang penuh dinamika. Saya terbawa sedih, karena teman kantor sekaligus tempat curhat mengalami musibah. Menangis. Semua terjadi karena masalah yang tidak cukup pantas dimuntahkan oleh seorang dermawan, kaya, pintar dan orang nomor satu!!! Saya hanya bisa menghibur dan memberi semangat untuknya. Dan pada akhirnya, wajah kami semua mulai muram.... (saat ini secara melambat, kami mulai belajar tersenyum).

Sedangkan saya sendiri??? Di minggu yang sama, harus melewati jembatan yang tak ingin saya seberangi. Waktu yang mulai beranjak tak perduli, rasa yang lambat laun terpaksa dihukum mati...

Tiga hari dua malam, saya terus menangis. Tak terhitung berapa kali saya diam, berapa kali saya menangis......... tapi saat itu, saya tidak pernah tersenyum!!! Entah ada gunanya atau tidak, saya tak perduli. Saya lebih suka menangis sendiri, daripada bicara dan merengek-rengek. Saya pikir cukup untuk melampiaskan amarah dan kesakitan.

Kegagalan yang tak pernah saya tau, menghampiriku layaknya petir yang membakar setengah bagian harapanku. Kuharap, masih ada yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya. Saya akan mencoba sadar dan bangun, ketika kutahu tak ada rencana itu lagi. Walaupun sebuah penghargaan tak saya temukan disana, walaupun kegagalan itu hanya terbaca dengan pesan tanpa terlihat................ saya akan melihat dengan hati saya sendiri.

Saya akan melihat dengan hati saya sendiri, walaupun semua akan pergi dan menghilang..... (seperti yang tertulis di pesan terakhir).

Friday, August 21, 2009

KUPANGGIL NAMAMU

Kupanggil Namamu

Sambil menyeberangi sepi
kupanggili namamu, wanitaku.
Apakah kau tak mendengarku?

Malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
karena memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala.

Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu
yang kini sudah kulupa.
Sia-sia.
Tak ada yang bisa kujangkau.
Sempurnalah kesepianku.

Angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi.
Dan dua belas ekor serigala
muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.

Berulang kali kupanggil namamu
Dimanakah engkau, wanitaku?
Apakah engkau juga menjadi masa silamku?
Kupanggili namamu.
Kupanggili namamu.

Karena engkau rumah di lembah.
Dan Tuhan?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memperdulikan hal-hal yang besar saja.

Seribu jari masa silam
menuding kepadaku.
Tidak.
Aku tak bisa kembali.

Sambil terus memanggili namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
Penuh. Dan perawan.

Keheningan sesudah itu
sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.

(dari Blues untuk Bonnie, 1971)
WS Rendra

Tuesday, July 28, 2009

BEBERAPA SAAT

Setelah beberapa minggu tidak mendapatkan inspirasi menulis, mengarang cerita, akhirnya saya mulai menulis lagi. Baru saja penyakit mampir ke tubuh saya. Hampir beberapa minggu, saya harus benar-benar mengumpulkan tenaga untuk melawan penyakit yang membuat saya gampang sekali lelah. Mungkin juga karena pekerjaan yang akhir-akhir ini menuntut banyak perhatian atau udara yang kurang bagus???

Seperti biasa, niat besar tetapi raga tak begitu kuat. Alhasil, pekerjaan selesai, tapi badan sakit. Sedikit-sedikit flu dan demam, sedikit-sedikit pusing, terduduk dan muntah. Sungguh beberapa minggu ini saya begitu amat lelah dan lemah. Terlalu lemah untuk beberapa hal sepele yang biasanya bisa saya kerjakan sendiri. Untuk berjalan dan berdiri tegak saja, rasanya tak begitu kuat. Saya sampai begitu membenci dan menyalahkan kelemahan ini.

Kala sakit, saya menjadi begitu manja. Hmm, terkadang memang merepotkan dan membuat semua orang khawatir. Mungkin karena dari kecil, kalau sakit apa saja diturutin dan paling enak diperhatikan mama-papa. Kesempatan tuk dimanja (hahahahaha). Satu hal yang paling saya sukai dan mujarab, “terapi peluk” yang selalu digunakan mama agar saya cepat sembuh. Ini bukan sulap bukan sihir!!! Tapi benar!!! Kalau saya sakit, saya selalu minta dipeluk agar badan yang panas dan menggigil terasa amat nyaman. Saya merasakan damai dan cinta yang selalu bisa membuat saya tidur nyenyak saat sakit. Karena itu, saya selalu menolak untuk diopname. Pikir saya, lebih baik dirawat mama di rumah. Dan paling enaknya, pasti tidur di kamar mama yang lebih bagus, lebih luas dibanding kamar saya ditambah pelukan hangat dari mama.

Sekarang…. ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika memandang dan melumat makanan yang terasa pahit, mual dan akhirnya muntah. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika panas yang meninggi membuat saya harus mengukur suhu badan dan kompres kepala sendiri. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika saya berobat ke dokter. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika tenggorokan kering dan kehausan…. akhirnya terantuk lemari saat mengambil minum. Tapi diatas semuanya itu, saya masih bisa bersyukur.

Terima kasih, untuk orang yang sudah merawat saya, dengan kemanjaan dan kerewelan saya. Terima kasih untuk pelukan yang membuat saya cepat tidur dan menutup mata. Terima kasih untuk semua perhatian, bantuan, kasih, dan doa yang diberikan kepada saya. Tahukah?? Sebelum tidur dan menutup mata, saya selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan untuk semuanya. Malam-malam kelemahan itu, saya bersyukur masih ada yang menguatkan dan menjaga saya.

“Jaga diri baik-baik, hanya kamu sendiri yang paling bisa jaga dirimu sendiri”

DYA DYAN

Hari ini… pagi yang cerah, tetapi tak secerah hatinya. Merencanakan perjalanan ke salah satu gereja tua. Manis. Dengan t-shirt kuning plus jelana jeans biru. Rambut panjang yang tergerai, membuat hari itu dia tersenyum melihat cermin. Sendirian, dia tapaki perjalanan pagi menjelang siang dengan harapan dan suara hati yang tak bisa dipungkiri. Disembunyikan dan dibungkus rapi dalam kantung hati yang tak kan ada yang bisa melihat bahkan menyentuh. Selalu dia bawa untuk menghiburnya. Melupakannya. Membiasakannya. Menahannya!!!

Satu per satu langkahnya usai. Satu per satu kesedihan itu terbaca. Setapak demi setapak. Langkah demi langkah. Hanya dia yang tahu. Hanya dia yang rasa. Dengan senyum yang masih akan ada untuk membuat orang lain bahagia. Dibalik senyum yang terlukis di wajah luarnya, hal yang sama telah terlukis senyum luka di dalam wajah hatinya.

Tiba di gereja tua, dia segera melaksanakan tugasnya. Lalu terbujuk menikmati dan menghabiskan waktu untuk duduk, diam dan bersujud di dalam gereja. Burung gereja terbang dan hinggap di sudut pilar dan patung. Bersahutan dan bernyanyi. Lilin altar yang kuning keemasan. Bunga altar putih yang mekar dan segar. Patung-patung yang berdiri tegak, ada yang tersenyum, diam, merenung, membaca dan menyapa. Udara pagi menyentuh lembut dan dingin kulitnya. Hening dan Geming.

Sketsa wajah Dyan mulai tergurat di wajah manisnya. Sketsa cerita lalu mulai mengisi pikirannya. Mencoba menguraikan awal cerita yang menjadi sebagian sejarah. Pertemuan yang biasa dan tidak terencana….. entah ini awal kesedihan, awal kesalahan, atau awal kebahagiaan mereka??? Hanya mereka yang tahu. Seperti kisah abadi: Romeo dan Juliet. Adam dan Hawa. Galih dan Ratna.

Menyandarkan kepala di pundak bangku, membuatnya sedikit lega. Kenapa ada yang sakit? Bukankah cinta Dyan tulus?? Bukankah sebagian perjalanan sulit telah mereka lakoni berdua?? Atau ini semua hanya permainan?? Atau hanya kerikil kecil yang menggoyahkan keyakinan yang telah dijalani sejak 8 tahun atau selama hidupnya?? Perbedaan keyakinan? Perbedaan status? Perbedaan umur? Perbedaan budaya? Perbedaan pendapat? Atau apa??? Semua alasan atau satu alasan saja bisa menjadi jawaban pemisah!!! Seluruh pihak telah bersiap mengisi amunisi, kekuatan, sampai dengan strategi perlawanan.

Kepala yang semakin tertunduk, mata yang mulai membentuk telaga putih dan berkaca-kaca. Lalu air bening mengaliri wajah putihnya. Dia berserah, tidak melawan dan mengintimidasi. Karena Dyan ada ditengah kami. Kalau kedua pihak melawan maka Dyan akan semakin terluka parah. Luka yang sempurna. “Aku takut melukai Dyan terlalu dalam”, ucapnya.

Pasrah. Diam. Membiarkan mereka mengambil kedua tanganku agar aku tak bisa memeluknya. Membiarkan mereka mematahkan kakiku agar aku tak bisa berlari mengejarnya. Membiarkan mereka mengambil pita suaraku agar aku tak bisa memanggil namanya. Membiarkan mereka merusak wajahku agar Dyan tak kan pernah melihat dan mengenalku. Tapi, mereka tak kan bisa menghapus kenanganku, walau memaksa mencuci otakku. Tak kan ada yang bisa mencuri apapun dari dalam hatinya. Tak kan ada yang bisa memadamkan cinta kami!!!
Walau dia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Ketika keheningan tercipta dalam sebuah rekoleksi pribadi, diam menjadi senjata pembunuh yang perlahan tapi pasti. Mungkin sebuah kesalahan dan dosa terbesar yang harus dihindari adalah hubungan kasih mereka!!! “AKU” bisik wanita itu sambil menangis. Sehingga tiada pesan dan suara Dyan adalah hal yang sengaja dan tidak disengaja harus bisa diterima. Membeku dalam dinginnya waktu. Menerima dalam ketidakberdayaan. Merindu dalam ketidakmungkinan. Meski telah terucap hanya satu yang ada dihati selamanya….

Mungkin dalam rekoleksi pribadi, dia telah menemukan jawaban. Tak mengapa, karena semua orang akan bahagia. Tak mengapa, karena semua orang akan menyambutnya dengan senyuman dan kebanggaan. Tak mengapa, karena semua orang akan melupakan masa lalunya, juga kesalahannya. Tak mengapa, karena pengorbanan ini untuk semua orang termasuk dia. Terutama agar Dyan mampu bertahan...

Dyan.......... mampu belajar menghargai perasaan orang lain. Arti cinta dan pengorbanan. Menyelesaikan persoalan dengan bijaksana tanpa marah dan diam. Dewasa. Tak bersembunyi di balik ketidaktahuan dan keingintahuannya karena dia sudah bisa menunjukkan jati diri dan kemauannya. Berbicara dan bertindak sesuai dengan keadaan dan kondisi. Melihat dan melakukan sesuatu dengan memperhitungkan hati nuraninya. Jujur dengan dirinya sendiri dan pilihannya.

Keluar dari gereja tua dengan lunglai.... walau rasanya kosong, tetap terus berjalan dan tegar dalam diam…

RaDi

SENDIRI MENJADI BEGITU INDAH

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika bintang dan bulan tertutup awan
Saat lukisan di bibir manis itu memudar dan menghilang,
saat kenyataan hanyalah mimpi terakhir.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah…

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika satu persatu pergi dan tak kembali,
Saat raga mulai merapuh,
saat air mata tak turun lagi ke daging wajah menguning.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah….

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika setangkai asa kuncup mengering,
Saat hati lepas bebas tanpa arah,
saat samudra menjemput air mata.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah…

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika waktu membujuk mentari tenggelam,
Saat tak ada lagi terang,
saat diam membunuh pertanyaan
atau melahirkan jawaban???

(Sendiri menjadi begitu indah karena ada ketegaran dalam kelemahan)
DP

Thursday, July 23, 2009

METROMINI DAN PENUMPANG

Seperti biasanya, bangun pagi-berbenah-berangkat kerja. Pagi yang selalu saya kerjakan dengan perkiraan waktu yang hampir tepat. Metromini 07 tak berAC, kadang penuh, kadang lengang, kadang ngetem, kadang lancar, kadang-kadang!!!

Pagi ini saya duduk paling belakang, ditengah dua laki-laki, sebelah kanan paruh baya, sebelah kiri anak muda. Anehnya sih yang sebelah kiri?? Anak muda yang membuat raut muka saya menunjukkan kekesalan, karena begitu saya duduk dia langsung bilang, “hmm, wanginya”. Uh, saya kesal banget, karena matanya tampak jahil. Mata saya langsung membelalak dan menunjukkan tidak suka!! Sambil berjaga-jaga kalau dia bertingkah kurang ajar, dengan memberikan isyarat ke penumpang serta kernet.

Begitu kondisi bis mulai sepi, saya langsung pindah tempat duduk. Dan...... aman deh, perasaan saya sudah tidak was-was lagi.

Ehhh, baru pindah tempat duduk, 2 penumpang laki-laki masuk. Wajah ini pernah saya lihat?? Wajah yang pernah merampok di metromini. Saya sih ga takut, malah saya ingin tahu sikap kernet dan supir, “apa kernetnya minta ongkos ya?” tanyaku. Tapi kernetnya pura-pura ga melihat dan ga minta ongkos. Salah satu yang membuat saya sok berani, karena saya mengerti bahasa isyarat mereka. Maklum, mereka pakai bahasa batak, walaupun tidak fasih banget, tapi saya bisa mengerti maksud pembicaraan mereka . “Dapot aha?” (artinya dapat apa) sambil melirik ke dompet teman copetnya. “Dison ma hita” (artinya disinilah kita) ajak copet yang lain, dan mereka pun turun.... Langsung saya melihat ke wajah si kernet, “kog ga dimintai ongkos?” tanyaku dalam hati. Si kernet langsung memalingkan wajah dari pandanganku “pura-pura ga tahu'.

Duhhhhh, kenapa sih copet itu orang batak?? Sebagai orang batak, saya benar-benar malu melihat tingkah orang ini. Pencopet pertama sudah beruban, berkepala botak, kalau dilihat dari tubuhnya sih usia sudah 50-an. Sedangkan pencopet kedua, usianya seperti masih 30-an, agak muda tapi sudah beruban. Tampang mereka kusut dan kucel, keringatan dan nafasnya cepat, karena baru saja lari tuk naik metromini yang baru. Saya kecewa, mereka mencari uang dengan copet. Sungguh ironis, ketika bapak-bapak itu membeli makanan dari hasil copet dan berbadan gemuk dan gembul karena hasil copet???!!! Apalagi kan dia sudah bapak-bapak?? Apa dia tidak memberikan contoh ke anak-anaknya??? (pertanyaan terus berputar di pikiran saya, sampai masuk kantor).

Aduhhhhh, sialnya nih orang Batak!!! Kecewa, kecewa, kecewaaaaaa ......:-@, :-(

Wednesday, July 22, 2009

TERAPI PELUKAN

"12 Pelukan Sehari, Dijamin Tak Sakit-Sakitan Lagi"

Untuk bertahan hidup, kita membutuhkan 4 pelukan sehari. Untuk kesehatan, kita butuh 8 pelukan perhari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu 12 pelukan perhari, "kata Virginia Satir, terapis keluarga. Mungkin, Anda sedikit heran, benarkah pelukan memiliki kekuatan yang begitu hebat, hingga bisa membuat sehat, panjang umur, dan awet muda? Kapan terakhir kali Anda memeluk seseorang atau seseorang memeluk Anda? Jika jawabannya jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali, coba ingat-ingat, apa yang belakangan ini Anda rasakan? Bisa jadi Anda sering sakit-sakitan, depresi, stres, sakit kepala, dan emosional. Berbagai penelitian menunjukkan terapi pelukan bisa menyembuhkan penyakit fisik dan psikis. Bisa mengatasi stres, depresi dan lain-lain. Orang yang dipeluk, ataupun memeluk, merasakan adanya kekuatan cinta yang mengelilingi mereka. Kekuatan ini yang membuat kekebalan tubuh kita semakin meningkat.

Pelukan Damai saat berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan damai dan cinta. Hormon oxytocin ini membuat jantung dan pikiran sehat. Hormon oxytocin ini baru bisa keluar jika manusia memiliki kehidupan sehat, merasa damai dan tentram.

Terapi pelukan hampir sama dengan terapi jalan kaki. Terapi pelukan meningkatkan keseimbangan tubuh, kesehatan, dan mengurangi tingkat stres, khususnya para profesional muda yang bekerja di kota metropolitan. Pelukan bukan berarti Anda harus mencari suami atau kekasih untuk melakukan hal ini. Pelukan dapat dilakukan pada siapa saja dengan penuh kasih dan damai. Tentu saja pelukan ini bukan berkonotasi negatif apalagi mengikut sertakan gairah.
Pelukan ini juga bukan 'pelukan sosial', seperti berjabat tangan, mencium pipi kiri dan kanan, seperti yang dilakukan oleh budaya masyarakat beberapa negara pada saat pesta atau pertama kali bertemu. Pelukan yang dimaksud adalah pelukan saling menyentuh, tubuh dengan tubuh saling mengikat dan menyentuh. Ketika saling berpelukan, akan terasa perasaan nyaman dan damai.

"Tapi, kita harus ingat. Walau sekadar jabat tangan dan menyentuh pipi dengan pipi, ini juga ada manfaatnya. Ada rasa kehangatan ketika kita saling berjabat tangan. Namun bila ini dilakukan lebih dari ini, yaitudengan pelukan erat. Tentu lebih bermanfaat, unsur terapinya lebih tinggi," ujar Dr. Bhagat, salah satu doktor yang meneliti pengaruh pelukan di India. Diharapkan masyarakat mengerti akan manfaat sentuhan dan pelukan. Sehingga pasangan suami istri, semakin sering berpelukan dan bersentuhan. Juga makin sering memeluk anak-anaknya. Seluruh bagian di kulit kita memiliki organ perasa. Dari ujung kaki hingga kepala adalah area yang sensitif bila disentuh. Bahkan ketika bayi masih di dalam kandungan walau dilindungi air ketuban, ia sangat menyukai sentuhan kasih sayang dari ke dua orang tuanya. Jika sering disentuh, bayi dalam kandungan akan tumbuh menjadi bayi yang sehat dengan pertumbuhan yang bagus. Selain itu secara psikis bayi akan tumbuh menjadi seorang yang penyayang. Anak-anak yang sering disentuh, dibelai dan dipeluk oleh orang tuanya juga akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Mereka akan merasa nyaman dan memiliki kepercayaan diri. Pertumbuhan dan kesehatan pun lebih bagus dibanding dengan anak-anak yang jarang disentuh, dibelai dan dipeluk.

Pada orang tua pun, sentuhan dan pelukan sangat berarti. Apalagi pada saat kehilangan seseorang, depresi, stres. Dengan berpelukan, orang dewasa merasa ada orang yang memperhatikan, ada orang yang mencintainya, membutuhkannya. Seluruh kulit kita, sangat peka dengan pelukan, dan sangat membutuhkan sentuhan hangat dan erat.

Transformasi Rasa Nyaman Seorang master reiki di Mumbai , India , berkata," pelukan salahsatu alat untuk bertransformasi. Dengan pelukan satu pribadi dengan pribadi lain semakin dekat. Jika hubungan Anda dengan orang lain renggang. Salah satu cara agar hubungan itu menghangat dengan memeluknya. Jika rumah tangga Anda diambang kehancuran, cobalah memeluk pasangan Anda 20 kali sehari. Saya yakin Anda berdua tak akan bercerai. Selain itu, hidup Anda berdua akan lebih bahagia, sehat, dan awet muda. Serta Anda akan terhindar dari stress dan depresi. "Dr. Harold Voth, senior psikiater di Kansas, Amerika Serikat telah melakukan riset dengan beberapa ratus orang. Hasilnya, mereka yang berpelukan mampu mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak, lebih sehat. Jika Bayi atau anak-anak rewel atau sakit. Jangan biarkan mereka sendirian. Peluklah. Dengan memeluk, mereka akan merasa nyaman. Sehingga kekebalan tubuhnya lebih baik, dan kesehatan mereka pun akan jauh lebih baik. Anda sebagai orang tua pun mendapatkan efek baik dari terapi pelukan ini. Anda akan jauh lebih sehat, muda, terbebas dari depresi. Pelukan dapat menyembuhkan sakit fisik dan psikis. Sentuhan yang dihasilkan dari pelukan membantu mengurangi rasa sakit.

Beberapa penyakit parah sering kali membuat penderitanya merasa frustasi, marah, tak mungkin penyakitnya bisa disembuhkan. Dengan pelukan, pasien yang frustasi ini merasa nyaman. Pelukan memberikan energi positif pada emosi pasien. Sehingga mengubah emosi negatifnya menjadi emosi positif. Apalagi bila pasien mendapatkan pelukan dari orang yang dicintainya. Bukankah cinta itu adalah kekuatan yang maha dahsyat, dan pelukan adalah salah satu cara untuk menyatakan cinta, atau suatu bentuk cinta.

Tuesday, June 30, 2009

DEMAM

“Aku sakit, demam........” katanya dengan nada lemas dan sedikit batuk.

Suara yang saya dengar dari telepon, Jumat 26 Juni 2009. Dia sedang sakit, dan mengeluh tidak bisa bangun dan badannya panas tinggi. Saya sempat berpikir ini karena dia memikirkan masalah (salah paham) minggu kemarin, masalah yang kalau saya ingat sungguh membuat kami mampu berkaca dan melihat kedalam diri sendiri.

Diburu rasa bersalah dan ragu untuk memulai...... Akhirnya saya mulai berpikir sendiri, bertanya dan menjawab sendiri. Mengeluarkan banyak kekuatan dan daya upaya untuk menuliskan kata “maaf” lewat sms yang saya kirim untuknya. Menghargai kejujuran dan perasaannya, menghargai tindakan dan keputusannya yang sekarang.

Sabtu: 27 Juni 2009. Sms atau gak?? Telepon atau gak?? Pikiran beradu dengan perasaan. Rasanya seperti permainan yang hanya berputar-putar tanpa tahu siapa pemenangnya. Saya ingin tahu kabarnya, tapi ada rasa malu, ego, sekaligus penasaran. “Bagaimana saya tahu kabarnya, kalau saya ga hubungi dia? Tapi kalau dia ga mau angkat, gimana??” pikirku. Sabtu siang itu saya hanya nonton, makan, tidur, dan bersih-bersih. Di kamar, masih saja saya ketik pesan sms di draf, dan memutuskan ga ketemu atau telepon dia, karena ga mau menambah pikirannya, apalagi buat dia tambah sakit (rencananya saya mau kirim nanti malam).

Ajaib, percaya atau tidak?? Tangan saya masih ketik pesan di draf, tapi sms dari dia masuk, dia ingin ditelepon. Hah?? Saya kaget. Dia sendiri yang ingin bicara dengan saya. Dan, akhirnya dia bilang “rindu” walau sedikit susah keluar dari pembicaraan kami lewat telepon itu. Demamnya masih ada, tapi candaannya tetap menjadi ciri khasnya yang selalu saya suka. Tawanya, tawa saya bercampur di telepon, plus batuk dari sakitnya...

Saya sempat merawat sakitnya. Membuatkan bubur dan menyuapinya. Memberikan minum air putih berkali-kali agar panasnya turun dan obatnya. Memijit kepalanya yang pusing dengan minyak telon karena demamnya sampai 40°C (dia suka dengan wangi minyak telon). Membersihkan wajahnya dan mengelap tubuhnya yang panas dengan air hangat biar wangi dan tetap minta dibalurin minyak telon dan bedak bayi (dia sudah mulai menggerutu karena ga mandi). “Aslinya keluar, tenyata dia bisa manja banget, bisa merengek-rengek dan tidur seperti bayi”.

Baru minggu sore, panasnya ga tinggi lagi. Walau masih terasa hangat. Dia masih sakit, tapi panasnya sudah turun dan ga naik lagi. Senang sekali, usaha saya berhasil. Dia mulai sembuh. Dia benar2 membuat saya bangga. Dia membuat saya menjadi seorang wanita yang kuat, yang bisa merawatnya saat dia sakit, jiwa keibuan saya keluar dan saya benar-benar merindukan pekerjaan ini...... yang sudah lama tidak saya kerjakan ketika adik saya terkecil (Ignatio) mulai besar.

Terima kasih, karena kamu mau cepat sembuh, mau makan bubur buatan saya (mungkin kurang enak ya??). Terutama: Terima kasih, karena kamu membuat saya merasa dibutuhkan dan memberi pengalaman-pengalaman baru untuk perjalanan panjang antara Medan-Papua ;-) :-) ^_^
(Tanx God, Novena 3x Salam Maria selesai juga........)

Thursday, June 25, 2009

BEDA TAPI SATU

Tidak Mengherankan! Kenapa kita selalu berselisih paham tentang sesuatu hal .Itu karena kita melihat dari Sisi atau Sudut Pandang yang berbeda.
I call it a Frog and you call it a horse.
Inilah yang membuat perbedaan antara kamu dan aku. Kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, kacamata yang berbeda. Jadi, tak ada yang salah. Pendapat kamu atau aku, keduanya memang benar. Hanya kita perlu memahami dengan tenang, duduk berdua dan mengambil kesimpulan. Karena kita adalah dua manusia dengan pikiran, prinsip, pendidikan, latar belakang, kehidupan yang berbeda.

Ada-ada saja yang menjadi bahan perdebatan yang membawa warna-warni kehidupan. Bukan menjadi pemecah, tetapi mempererat kami. Suasana menjadi lebih ramai, lebih ceria karena pendapat kami yang diselingi tawa, sedikit kesal, dan kejahilan. Akhirnya......... semua membuat kami tak bisa kehilangan satu sama lain.
Bukan kamu atau aku lagi, tapi kita. Aku dan kamu saling menerima perbedaan itu, menyatukannya menjadi sebuah janji untuk kita. Menyatukan perbedaan kita, mungkin kamu 50% dan aku 50%? mungkin juga aku yang mengalah, atau kamu yang mengalah ?.... kita ambil jalan yang terbaik, tercantik, terindah untuk kita. Karena tak bisa dipungkiri, tak bisa dielakkan, tak bisa dipaksakan, kita memang berbeda. Kamu dan Aku. Hanya bagaimana untuk saling mengisi hidup ini dengan cinta kita.

Tuhan yang mempertemukan kita, Tuhan yang menumbuhkan rasa cinta di hati kita. Cinta ini begitu indah.......... mampu membuatku menerimamu apa adanya, mampu membuat kita saling menghormati, saling setia dan menjaga. Dan Tuhan ............. menyatukan cinta kita dalam sebuah pernikahan yang suci.

Persembahan kasih for Wedding: Jessi & Jonadap (02 Juli 2009) @ Medan
I finally found someone, that knocks me off my feetI finally found the one,
that makes me feel complete We started over coffee,
we started out as friendsIt’s funny how from simple things, the best things begin

This time it’s different It’s all because of you
It’s better than it’s ever been ‘Cause we can talk it through
Oohh, my favorite line was “Can I call you sometime ?”
It’s all you had to sayTo take my breath away

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night‘
Cause whatever I do It’s just got to be you
My life has just begun I finally found someone

Did I keep you waiting,
I didn’t mindI apologize, baby, that’s fine I would wait forever
Just to know you were mine
You know I love your hair, are you sure it looks right ?
I love what you wear, isn’t it the time ?
You’re exceptional
I can’t wait for the rest of my life . . .

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone (Song by: Bryan Adams & Barbara Streisand)

Tuesday, June 23, 2009

CINTA SEMUA SAAT

Wajah telaga tidak pernah berdusta,
Ia bergetar saat udara halus menyapu mukanya
Ia beriak saat angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar,
Menghadap awan yang menunggu sabar
Dini hari datang untuk keduanya bersentuhan

Wajah telaga tidak pernah menyangkal,
Ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran kristal putih
Ia mencair saat matahari kembali di angkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi dari perubahan dan gejolak hati,
Menanti awan yang berubah tak pasti
Hingga pagi datang dan keduanya berpulang pada kejujuran

Izinkan wajahku menjadi wajah telaga
Merona saat disulut cinta, menangis saat batin kehilangan kata
Memerah saat dihinggapi amarah, menggurat saat digores waktu
Izinkan wajahku bersuara apa adanya
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur

Namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
Kepada udara, kepada surya, kepada alam raya
Menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh menjadi embun yang mengecupi halus wajahku
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh
sentuhanmu
Bersua tanpa balutan apa-apa

Saat semua cuma cinta
Cinta semua saat
Dan bukan lagi saat demi saat...

(Dewi Lestari)

Monday, June 22, 2009

BAHAN REFLEKSI (1)

“Sayang..... Cup.....”

Sekilas, bila membaca, mendengar kata diatas, adalah sebuah kata yang bermakna dan berarti untuk orang yang memberi dan menerima kata tersebut. Sungguh bahagia bukan?? Oke, kalau kalian mempunyai pandangan yang berbeda. Tapi, coba pahami bila ini yang terjadi............ Apa yang kalian rasakan???!!! Ini bisa saja terjadi pada lelaki atau wanita. Kita buat saja, saat ini yang mengalami problem adalah seorang wanita.............

Bila kata “Sayang..... Cup.....” itu diungkapkan kepada pasangan, saudara kandung, keponakan, sepupu, orang tua, dll yang berhubungan dekat/ sekandung, mungkin ini tidak akan menjadi masalah. Kali ini, puncaknya, kecemburuan dan kemarahan itu tak bisa diterima dengan logika dan perasaan wanita itu. Kecemburuan sosial, kecemburuan eksklusif atau kecemburuan hatikah ini?? Ketika wanita itu merasa kurang dihargai, saat pasangannya meminta persetujuan untuk terus mengucapkan kata sayang kepada wanita lain?? Coba, coba, kita merenungkan kisah ini.

Setelah memahami bahkan menerima segala bentuk konsekuensi masa lalu, sekarang dan akan datang. Setelah mulai percaya, perubahan itu ada dan stabil. Setelah meletakkan kepercayaan diatas sebuah pertemanan. Setelah mempersilahkan relasi yang sudah terjalin tetap menjadi hubungan baik yang wajar dan tepat. Kini, seperti dihujam sebilah pisau kecemburuan, melihat dan membaca kata : Sayang, Cup......... diberikan kepada seorang teman yang dianggap sebagai adiknya. Bukan adik kandung. Bukan sepupu. Bukan saudara. Dan bahkan pasangannya menarik perbandingan yang tidak sama dan tidak sebanding antara wanita itu dengan lelaki kecil berumur 13 tahun, masih SMP, polos, lugu, mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih, yang ternyata adalah seorang adik kandung.

Bukan. Bukan karena ingin menutup pertemanan dan relasi yang membuat hidup lebih hidup. Karena wanita itu tahu bahwa teman, lingkungan, sahabat, adalah titik-titik kebahagiaan yang dikaruniakan Tuhan di hidup ini. Atau mungkin kecemburuan itu ada hubungannya dengan penghargaan diri??!! Mengapa?? Mengapa?? Toleransi dan penghargaan diri yang begitu agung, kali ini rasanya terlupakan. Dan akhirnya menggoreskan luka. Tak mudah untuk dihati. Tak mudah untuk dihadapi. Tega!!!!

Seringkali bertanya: “Adakah dia menghargai sebuah hati yang telah diberikan dengan tulus?? Adilkah bila ternyata yang telah kalian berikan sebagai pasangan, ternyata tidak dibalas serupa dengan yang diterima??” Apakah yang kalian rasakan, ketika kata “Sayang, Cup” terbaca dan terucap dari pasanganmu kepada seorang teman wanitanya??

Bukankah bila pasanganmu benar-benar mencintaimu, maka dia akan menghargai dan perduli perasaanmu? Memperjuangkanmu, karena memang kamu memberi hal yang sepadan untuknya? Ada unsur “saling” untuk kebaikan dan kebahagiaan bersama.

Lalu, pertanyaannya: Sadarkah kamu? Sadarkah dia? Sadarkah kita? Sadarkah saya? Bila melakukan sesuatu yang telah melukai perasaan pasangan kita? Lalu, masihkah kata sayang bisa diucapkan seterusnya kepada seorang teman (lawan jenis) diantara hubungan kasih yang sudah ada? Apakah kalian tidak kecewa? Apakah kalian setuju, bila pasanganmu memberikan kata “sayang, cup”, kepada wanita lain? Apakah yang kalian rasakan??

Saya ingin sekali tahu pendapat kalian yang membaca artikel ini. Apa yang kalian rasakan dan lakukan??? Semoga comment teman-teman bisa menjadi bahan sharing, bahan refleksi untuk rekan-rekan pria dan wanita yang akan dan sedang menjalin hubungan dekat, yang akan dan sudah menikah. Saya tunggu perasaan, komentar, pendapat, curahan hati secara bebas dari pembaca (siapa saja).

an. Redaksi: Terima kasih atas kesempatan pembaca yang memberikan waktu untuk memberikan commentnya.

Thursday, June 18, 2009

WADAHMU BIRUKU

Waktu membuat batas yang jelas antara sekarang dan akan datang. Perubahan merupakan kata yang adil untuk menerima masa lalu. Hari ini ada, besok tiada.

Saat bahagia datang, ada tanya: “sampai kapan bahagia ini, akankah untuk selamanya??” Ada ketakutan yang tak ingin melepaskan rasa bahagia. Saat duka datang, mau tak mau realita itu harus dihadapi. Seperti kejadian masa lalu, baru terjadi, dan akan terjadi. Seberapa kuatkah kamu bisa bertahan untuk menunggu waktu.

Rutinitas yang tak kenal bosan dan tak ingin. Tak perduli kalau kamu tak suka apalagi tak mau. Pertarungan untuk memperebutkan menang atau kalah?? Pernahkah bungkam dan diam akhirnya merajai pikiran dan sikapmu?? Ketika kamu tau... ternyata tak bisa mewujudkan cita dan harapanmu. Ugggh, rasanya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.

Akhirnya..... kamu harus bisa seperti air, mengikuti wadah yang tersedia, mengikuti aliran hidup yang menuntunmu ke jalan yang mungkin tak kau rencanakan. Sejauh dan sekuat apapun berusaha, jika Tuhan tak berkehendak, kita tak bisa melawan. Sebuah kata yang meredam emosi dan keegoan manusia yang penuh dengan ambisi!!!???

Jangan anggap itu sebuah nasihat atau cerita bijak. Kamu adalah Kamu!! Aku adalah Aku!! Tak perlu juga mengganggap ini benar!!! Tak adil bila pendapat orang lain harus kamu terima, karena tanggung jawab dan hukum sebab-akibat hanya kamu sendiri yang bisa menanggung. Terserah pilihanmu!!

Saya tahu, kesabaran mungkin bisa berubah menjadi amarah. Saya tahu, penantian bisa berubah menjadi pelarian. Dan waktu bisa berhenti kapan saja!!! Saya hanya menunggu wadah tempat saya diam dan bernaung tiba. Saya hanya berharap wadah saya memberi damai yang tak sekedar janji dan akhirnya sia-sia!!! Dan saya akan berubah menjadi air biru yang tenang dan selalu setia mengisi dan memenuhi wadah itu menjadi indah, menarik dan cantik. Sehingga membawa kebahagiaan untuk semuanya, termasuk senyum untukNYA. Karena wadahmu, biruku.....

Thursday, June 11, 2009

TAK ADA YANG ABADI

Petualangan, peristiwa, sampai pada kenangan, mengartikan perubahan yang teramat kekal dan abadi. Sungguhkah tak ada yang bisa dipastikan, tak adakah yang bisa dijanjikan dan berlaku seumur hidup ini? Lalu apa yang bisa bertahan dan abadi?

Kehidupan adalah dunia kecil yang diisi oleh orang-orang kecil berkemauan besar dan beraneka. Ada-ada saja yang diminta dan dilakukan. Terkadang tak bisa atau tak mau mensyukuri yang sudah ada, melihat dan membandingkan milik orang lain, padahal yang dimilikinya “terbaik”.

Janji dan sumpah, ibarat kiasan tak bernilai apalagi berharga. Tak perduli melukai dan menyakiti siapa?? Seakan-akan berlomba untuk menang dan menunjukkan kelihaiannya. Yang penting uang, kepuasan, jabatan dan penghargaan!! Tak ada rasa, tak ada suara hati lagi!!

Hidup yang tak abadi di dunia fana ini, ternyata diisi juga dengan kisah, kemauan, janji, eksistensi, sikap, dan lain-lain yang tak abadi. Mau tak mau, setuju tak setuju, pantas tidak pantas........... tak ada yang bisa menolak, jika Tuhan sudah menuliskannya. Perubahan yang membuat kita sadar, manusia punya keterbatasan dan bersandar padaNYA.

Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi. Maka renungkanlah seluruh tembok angkuh jiwamu dan kasihmu..... sebelum engkau berubah dan berakhir!!!

Monday, May 25, 2009

MASIH ADA

Aku masih ada…
Dengan seluruh kisah dan kenangan
Terbingkai diantara tempatmu dan tempatku
Mungkin sudah menjadi batu nisan
yang kau tinggalkan tanpa nama !!


Aku masih ada…
Menunggu kehadiranmu
yang pergi tanpa pesan dan isyarat
dan tak mampu ku tahan
Karena angin membawa mu dan aku terhempas
Hancur dan terpisah ….

Aku masih ada…
Ditengah keramaian dan keasingan
yang semakin lama membuat ku buta
Akan arti sebuah nama dan waktu
Aku tak bisa melawan…

Aku masih ada…
Menjelma menjadi sebuah ukiran dan tulisan
Menjelma menjadi mimpi dan citamu
Di setiap langkah-langkah dan inginmu…
Saat terakkhirku nanti…
hanya ingin kau tahu “Betapa aku mencintaimu ….”

Dan….. masih adakah kau untukku???

Friday, May 22, 2009

VICTORIA DOMINI KE-4

Konser Victoria Domini (VD Choir & Orchestra) bertepatan dengan Ulang Tahun VD yang ke-4 di Gereja St. Theresia Jakarta penuh dengan tragedi. Tragedi apa nih maksudnya? Begini ceritanya...........

Manager VD “Emil Randa”: sehari sebelumnya ternyata masuk UGD. Pemain organ: H minus 7 harus keluar negeri karena tes pendidikan. Nelda yang ngurusin penari anak-anak sekaligus Alto, harus kasak kusuk kesana-sini karena harus cari kostum, buat undangan, dan persembahan. Sedangkan saya??? Ketika Gladi Bersih ga bisa datang, karena sakit perut (saya pikir ini hari pertama Datang Tamu), tapi ternyata tidak?? Seharusnya, saya yang harus menyiapkan partitur koor. Pemain Orkestra senior, banyak yang mengundurkan diri. Udah gitu, para penyanyi yang latihannya pasang surut (termasuk saya), karena urusan pribadi, pekerjaan, kuliah, dsb.

Nelda sampai ga bisa tidur ngerjain design undangan, sampai kelengkapan misa. Emil yang udah repot, masih aja mau direpotin oleh saya, karena harus antar-jemput temannya ini. Berhubung jarak rumah saya dan Emil berdekatan, yah jadinya bela-belain antar-jemput saya (padahal kalau Emil bisa bicara, gondok kali ya?? hehehehe..). Coba kalau saya bukan temannya, mungkin ga mau repot-repot kali ya??? Aduh, jadi ga enak nih... ngerepotin Emil. Apalagi, ketika tuh anak sakit, saya sama sekali ga tau/ alias ga diberitahu. Emil masuk UGD, hanya mengeluh ke Nelda. TANX BERAT Emil, udah jagain saya.

Esoknya ketemu Nelda, saya diomelin, karena ga tau si Emil sakit? “Lha??? Emang gw ga dikasihtau Nel”, jawabku heran, apalagi Nelda. Pukul 13.00, saya dan Mirah langsung beli AQUA 3 dus ke Hero Sarinah. Ya ampyuuuun, karena pasukan cowok belum ada yang datang, sedangkan segalanya harus dipersiapkan satu per satu, akhirnya saya, Mirah, dan Emil harus rela menjadi kuli panggul membawa 1 dus AQUA 330 ml karena Emil ga bisa bawa barang berat (baru sakit dan keseleo). Jarak antara Sarinah vs Gereja Theresia emang dekat, tapi??? bebannya berat banget ditambah panas matahari yang menyengat!!! Bayangkan saja, saya dan Mirah harus jadi cewek perkasa, bawa 1 dus AQUA yang beraaaat!!. Alhasil, jalan pake istirahat 2 kali ke Gereja Theresia. Hedwig dan Putri beli Dunkin Donuts dan bawa voucher yang saya kasih, lumayan... karena uang kas kita sangat-sangat menipis.

Tiba di Gereja, kepalaku langsung pusing dan lemas. Asli, saya ga bisa jalan kemana-mana. Istirahat, rebahin kaki en minum, juga Mirah. Nelda datang..... ngobrol bentar, langsung acara makeup deh...

Acara mulai. Biasanya saya pede dekat mikrofone, tapi kali ini saya kurang yakin. Teman-teman lain juga. Lagu pertama, lumayan. Lagu kedua mulai kurang..... Aaarggggghhh, satu, dua, tiga, lagu akhirnya ada yang sempurna ada yang cacat. “Aduh, mudah-mudahan umat tidak merasakan kekurangan kami”, bisik hatiku. Tapi, memang anak-anak VD kompak, jahil, narsis en gaul abis. Jalan terus!!! Pantang Mundur!!! ada saja masalah, mulai salah take, nyanyi kecepatan dan terlambat, mikrofone yang tiba-tiba mati di solis atau di koor, sampai salon/ speaker aktif yang kurang kencang. Hancur....... Hancur..... Hancur daaaaagh. Sampai lagu terakhir saja, masih ada kejadian aneh bin narsis! Karena mikrofone yang tiba-tiba mati di solis Stefanus dan Mirah, ehhhh... mereka naik ke altar trus nyanyi deh disana. Hahahahah, jenius bin pede banget yah?? Tapi ini membuat umat tepuk tangan meriah, malah dikira ini skenario kita or disengaja......hahahaha...

Selesai misa, kita ngumpul di Aula. Makan, minum, foto-foto, sampai dengar sambutan dan Romo, Johannes en Emil. Horeeee, kita dapat 1 juta rupiah, sumbangan dari Gereja Theresia. Tugas berikutnya sudah menyusul: tampil di Ulang Tahun Katedral Jakarta. Setelah sibuk di Aula, saya, Nelda, Philia, Winda en Hedwig yang kelaparan, makan di Pizza Sarinah. Kembali keributan dan kenarsisan dimulai. Kayaknya cuman meja kita yang ributnya setengah mati. Ada saja tema yang diangkat di meja itu. Trus disambung lagi sampai di rumah Nelda. Kita dianterin sama Andreas en Mas Adi (Tanx ya bro).

Saya sampai lupa keberadaan si Emil yang rela nungguin sampe lama. Untung dia sms, kalau ga... tau dehhhh, pulangnya gimana?? Sekali lagi, saya repotin si Emil!! Bela-belain jemput ke rumah Nelda, padahal dia udah nyampe rumah. Yah... sebagai tebusan rasa bersalah, si Nelda nyiapain makanan, buah en jus. Lha??? kenapa bukan saya??? Hehehehehe, secara... Nelda lumayan demen sama si Emil. Yaaa sebagai teman yang baik, saya coba dekatin mereka, kalau jodoh kan, saya turut berjasa dunk... suit suiiiiittttt. Sekarang pulang dulu ah... cape banget. Tiduurrrrr.

Selamat berjuang generasi VD berikutnya!!!! Tugas berikutnya sudah menyusul, Ulang Tahun Katedral Jakarta!!!

Monday, May 18, 2009

Ketuhanan Yang Ma[s]a Esa[?]


Keyakinan pada Tuhan yang Esa adalah fondasi mendasar bagi bangsa kita. Saking elementalnya, dicantumkanlah prinsip tersebut sebagai sila pertama dari Pancasila. Buah-buah pengamalan yang ditumbuhkan dari sila tersebut antara lain adalah kerukunan umat beragama, tepa salira, toleransi, serta konsep-konsep cantik lainnya. Dalam percakapan sehari-hari kita dapat ‘membauinya’ pada kalimat-kalimat klasik seperti: “jalannya lain-lain tapi toh tujuannya satu” atau “cuma caranya saja yang beda-beda tapi Tuhannya satu”, dst. Namun, sama seringnya pula kita menemukan aneka kontradiksi yang menemani konsep-konsep cantik dan kalimat-kalimat bijak tadi.

Baru-baru ini saya diberi kesempatan untuk menonton pra-rilis satu film indie berjudul “Cin[T]a”. Sebuah film dengan premis dan tema yang menarik; bercerita tentang Tuhan, cinta, dan perbedaan. Di film itu kita menemui dilema yang banyak dialami orang-orang: hubungan cinta beda agama. Dilema yang akhirnya berujung pada pilihan: pilih pacar atau Tuhan?

Entah berapa banyak sudah hati manusia yang nelangsa akibat dilema klise itu; saat benang kusut itu mulai teraduk: mencintai pacar… tidak mau berpisah… tidak mau mengkhianati Tuhan… tapi kenapa harus ada cinta… bukannya cinta juga diciptakan Tuhan… tapi agama bilang tidak boleh menomorduakan Tuhan… tapi kan, katanya cara saja yang beda-beda tapi Tuhannya satu… dan benang itu terus mengusut. Belum lagi Tuhan jarang berdiri sendiri, Ia membawa institusi agama, orang tua, keluarga besar, adat istiadat, bahkan aturan pemerintah Indonesia yang melarang pernikahan beda agama.
Itu baru persoalan asmara. Ketuhanan Yang Maha Esa pun masih harus menempuh berbagai tantangan ketika bersinggungan dengan isu politik, kekuasaan, uang, dan fanatisme. Seringnya, dalam naungan payung konsep mulia tentang keesaan Tuhan, manusia tetap harus memilih untuk mempertahankan perbedaan. Tak jarang sampai berdarah-darah. Kontradiksi yang sempurna digambarkan oleh sebuah dialog dalam film “Cin[T]a”, ketika salah satu tokoh utamanya berkata: “Tuhan memang satu, tapi tetap saja Tuhanku yang paling benar.”

Jika kita benar-benar jujur, hampir semua dari kita sama seperti tokoh film tadi; oke, di mulut kita setuju Tuhan itu satu, tapi nyatanya selalu ada Tuhan yang paling benar. Jadi, sebetulnya, Tuhan mana yang kita bicarakan? Jangan-jangan, selama ini ada dua Tuhan; yang Esa dan Tidak Esa. Jangan-jangan, selama ini kita keseleo lidah, menggunakan terminologi “Tuhan” padahal yang kita maksud adalah “agama”. Atau, jangan-jangan, Tuhan memang tidak Esa. Keesaan hanyalah ilusi yang kita ciptakan sebagai obat penawar dari perbedaan yang terkadang begitu menyakitkan dan merepotkan jika bergesek. Intinya, dari mana kita tahu secara langsung dan absolut bahwa Tuhan itu benar-benar Esa? Kata orang? Kata pemuka agama? Kata kitab? Kata pemerintah?
Tuhan yang malang, pikir saya. Ia begitu terdistorsi dan terasing, meski begitu banyak orang mengaku telah mengenal-Nya, bahkan secara kolektif menggunakan keberadaan-Nya sebagai dasar bernegara. Tidak heran kata “toleransi” begitu populer dalam konsep keagamaan kita, karena dengan kontradiksi yang kita pegang tentang Tuhan, hanya sampai toleransilah kita mampu berjalan. Dan kembali saya ingat perkataan Romo Mangun, bahwa seharusnya kita berlandaskan “apresiasi” beragama, bukan “toleransi”. Toleransi berarti ‘silakan berbeda selama tidak mengganggu saya’. Artinya, toleransi punya batas. Toleransi punya syarat. Dan karena itu jugalah ia cocok dengan lidah kita yang bercabang, yang sepakat dengan keesaan Tuhan tapi siap membacok teman jika berani macam-macam dengan Tuhan-“ku”.
Saya jadi tergelitik untuk bertanya: tidakkah lebih baik—dalam arti: lebih rileks dan realistis—jika kita menerima kenyataan bahwa Tuhan belum tentu Esa? Mengapa kita harus memaksakan diri dengan keesaan Tuhan jika pengalaman spiritual kita pribadi belum membuktikannya? Untuk apa jadi munafik, jika membedakan Tuhan dan agama saja kita masih tersandung-sandung; membedakan isi dan bungkus saja masih tertukar-tukar? Daripada menjadikannya sebagai dalil tak tergoyahkan, teori yang mati, tidakkah lebih baik—dalam arti: lebih adil dan sahih—jika keesaan Tuhan dijadikan sebuah pengalaman yang hidup? Biarlah mereka, yang memang sudah lahir-batin-luar-dalam mengalami keesaan Tuhan, yang kemudian berkata bahwa Tuhan itu ternyata satu adanya. Bagi mereka yang belum mengalami, biarlah Tuhan tidak perlu esa. Biarkan saja Tuhan berbeda-beda. Biarlah masih ada Tuhan-“ku” dan Tuhan-“mu”. Termasuk, biarkan juga mereka yang mengalami tidak adanya Tuhan. Bahkan Tuhan tidak perlu dipaksakan ada, bukan?

Seorang guru spiritual terkenal, Osho, berkata: ada perbedaan besar antara percaya dan tahu. Percaya senantiasa dibarengi oleh asumsi dan pengharapan, sementara tahu senantiasa dibarengi oleh pengalaman. Kita tak perlu percaya bahwa matahari bersinar, kita TAHU bahwa ada matahari di langit yang menyinari Bumi terus-menerus. Kita mengalaminya secara langsung. Jika kita berani kritis: seberapa banyak pengalaman langsung kita tentang Tuhan hingga kita berani mengatakan bahwa Ia cuma SATU? Bahwa Ia sama dan seragam bagi semua orang, layaknya matahari bagi Bumi? Percayakah kita bahwa Tuhan itu esa atau tahukah kita?

Tahun 1999, untuk pertama kalinya saya memberanikan diri untuk mempertanyakan ulang semua yang saya percayai tentang Tuhan, termasuk sejauh mana saya telah menyalahgunakan konsep iman selama ini. Karena, tanpa mengecilkan arti kata “iman” yang didefinisikan sebagai 'percaya sebelum melihat', mudah sekali kita berlindung di balik keimanan untuk mengklaim berbagai hal yang tak kita alami langsung. Hal-hal yang sebenarnya cuma asumsi berkarat dan berkerak tapi kita anggap sebagai kebenaran mutlak. Dan baru saat itulah, saat saya berani melonggarkan cengkeraman saya atas konsep kebenaran, untuk pertama kalinya pula secara tulus saya melihat perbedaan dan keberagaman sebagai sebuah perayaan.

Beranikah kita meninjau iman kita, asumsi kita, kepercayaan kita, keyakinan kita—dan menerimanya sebagai sebuah bentuk keterbatasan dan ‘kemalasan’ kita untuk mengenal-Nya langsung. Sudah berapa lamakah kita berpangku tangan dan membiarkan orang lain atau sebuah institusi merumuskan kebenaran dan Tuhan bagi kita? Mereka yang juga belum tentu mengalaminya langsung, melainkan mewarisi pengetahuan secara turun-temurun?

Pengetahuan adalah sesuatu yang mati, kata Osho lagi. Hanya pengalamanlah yang hidup. Dan saya teringat pertemuan saya dengan seorang bhikku, bernama Bhante Wongsin, di Lembang tahun 2005. Pada akhir pembicaraan kami, beliau berkata: “Jangan percaya semua omongan saya. Anda harus membuktikannya sendiri.” Saya tersentak waktu itu, dan kalimat beliau terus membekas hingga kini. Jangan percaya. Buktikan sendiri.

Beranikah kita untuk mencantumkan tanda tanya di ujung semua yang kita yakini dan percayai? Dan mencantumkan tanda titik hanya jika kita telah mengalaminya langsung, membuktikannya sendiri; saat perjalanan kita dari mempercayai akhirnya tiba di mengetahui.

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger