Seperti biasanya, bangun pagi-berbenah-berangkat kerja. Pagi yang selalu saya kerjakan dengan perkiraan waktu yang hampir tepat. Metromini 07 tak berAC, kadang penuh, kadang lengang, kadang ngetem, kadang lancar, kadang-kadang!!!
Pagi ini saya duduk paling belakang, ditengah dua laki-laki, sebelah kanan paruh baya, sebelah kiri anak muda. Anehnya sih yang sebelah kiri?? Anak muda yang membuat raut muka saya menunjukkan kekesalan, karena begitu saya duduk dia langsung bilang, “hmm, wanginya”. Uh, saya kesal banget, karena matanya tampak jahil. Mata saya langsung membelalak dan menunjukkan tidak suka!! Sambil berjaga-jaga kalau dia bertingkah kurang ajar, dengan memberikan isyarat ke penumpang serta kernet.
Begitu kondisi bis mulai sepi, saya langsung pindah tempat duduk. Dan...... aman deh, perasaan saya sudah tidak was-was lagi.
Ehhh, baru pindah tempat duduk, 2 penumpang laki-laki masuk. Wajah ini pernah saya lihat?? Wajah yang pernah merampok di metromini. Saya sih ga takut, malah saya ingin tahu sikap kernet dan supir, “apa kernetnya minta ongkos ya?” tanyaku. Tapi kernetnya pura-pura ga melihat dan ga minta ongkos. Salah satu yang membuat saya sok berani, karena saya mengerti bahasa isyarat mereka. Maklum, mereka pakai bahasa batak, walaupun tidak fasih banget, tapi saya bisa mengerti maksud pembicaraan mereka . “Dapot aha?” (artinya dapat apa) sambil melirik ke dompet teman copetnya. “Dison ma hita” (artinya disinilah kita) ajak copet yang lain, dan mereka pun turun.... Langsung saya melihat ke wajah si kernet, “kog ga dimintai ongkos?” tanyaku dalam hati. Si kernet langsung memalingkan wajah dari pandanganku “pura-pura ga tahu'.
Duhhhhh, kenapa sih copet itu orang batak?? Sebagai orang batak, saya benar-benar malu melihat tingkah orang ini. Pencopet pertama sudah beruban, berkepala botak, kalau dilihat dari tubuhnya sih usia sudah 50-an. Sedangkan pencopet kedua, usianya seperti masih 30-an, agak muda tapi sudah beruban. Tampang mereka kusut dan kucel, keringatan dan nafasnya cepat, karena baru saja lari tuk naik metromini yang baru. Saya kecewa, mereka mencari uang dengan copet. Sungguh ironis, ketika bapak-bapak itu membeli makanan dari hasil copet dan berbadan gemuk dan gembul karena hasil copet???!!! Apalagi kan dia sudah bapak-bapak?? Apa dia tidak memberikan contoh ke anak-anaknya??? (pertanyaan terus berputar di pikiran saya, sampai masuk kantor).
Aduhhhhh, sialnya nih orang Batak!!! Kecewa, kecewa, kecewaaaaaa ......:-@, :-(
No comments:
Post a Comment