Showing posts with label LIFE. Show all posts
Showing posts with label LIFE. Show all posts

Friday, February 19, 2010

SANTA LIDWINA 14 April

Lidwina artinya “penderitaan.”. Lidwina seorang gadis Belanda yang lahir di Shiedam, negeri Belanda pada hari Minggu Palem tahun 1380. Orangtuanya dikenal sebagai orang beriman yang saleh dan taat agama. Ayahnya, seorang penjaga malam yang setia pada tugasnya. Dalam keluarganya, ia anak wanita satu-satunya. Ia cantik sekali. Sering ia merasa terganggu oleh kecantikannya, dan karena itu ia meminta kepada Tuhan untuk mengurangi kecantikannya. Semenjak kecil ia sudah tidak tertarik pada kekayaan duniawi. Sejak berumur 15 tahun, ia sudah mengucapkan kaul kemurnian, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Mungkin saja ia akan menjadi seorang biarawati kelak. Tetapi, suatu siang, terjadi peristiwa yang akan mengubah seluruh hidupnya.

Lidwina pergi bermain sepatu luncur bersama teman-temannya. Salah seorang dari mereka secara tak sengaja menabraknya. Lidwina terpelanting keras ke atas es dan tulang rusuknya patah. Ia amat kesakitan. Kecelakaan itu menimbulkan masalah-masalah lain pula. Hari-hari selanjutnya, Lidwina mengalami sakit kepala yang amat hebat, mual, demam, rasa sakit di sekujur tubuhnya dan rasa haus.

Dengan menangis Lidwina mengatakan kepada ayahnya bahwa ia tidak sanggup lagi menahan sakit. Namun demikian, rasa sakit itu malahan menghebat. Bisul-bisul mulai bermunculan di wajah dan tubuhnya. Satu matanya menjadi buta. Dan pada akhirnya, ia tidak lagi dapat meninggalkan pembaringan.

Lidwina sangat sedih dan putus asa. Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi padanya? Apa yang Tuhan inginkan darinya? Lagipula, apa yang masih dapat ia persembahkan kepada-Nya? Pastor Yohanes, imam parokinya, datang mengunjungi serta berdoa bersamanya. Pastor membantunya merenungkan segala penderitaan yang harus ditanggung Yesus. Lidwina mulai sadar akan hadiah indah yang akan ia persembahkan kepada Yesus: ia akan menderita bagi-Nya. Ia akan mempersembahkan segala penderitaannya untuk menghibur Dia, yang telah menderita begitu hebat di salib. Penderitaannya dipersembahkannya sebagai suatu doa yang indah kepada Tuhan. Sedikit demi sedikit Lidwina mulai mengerti.

Selama tiga puluh delapan tahun Lidwina menderita. Rasanya mustahil ia dapat bertahan hidup dalam keadaan yang sedemikian parah. Tetapi sungguh, ia bertahan. Tuhan memberinya penghiburan dalam berbagai cara. Lidwina baik hati terhadap semua orang yang datang mengunjunginya di kamar kecilnya yang sederhana. Ia berdoa kepada Tuhan dan rela menderita bagi ujub-ujub para tamunya. Mereka tahu bahwa Tuhan mendengarkan doa-doa Lidwina. Lidwina terutama amat cinta kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Selama bertahun-tahun, ia hidup hanya dengan menyantap Komuni Kudus.

Sakitnya yang aneh itu menggemparkan semua penduduk daerah itu; sampai-sampai Raja William VI bersama Margaretha Burgundia mengirimkan dokter pribadinya: Godfried de la Haye untuk merawatnya. Anehnya, dari luka-lukanya keluar bau harum; dan walaupun kamarnya tidak diterangi lampu, namun terang benderang karena cahaya ajaib dari surga. Masih banyak mukzijat lainnya selama ia menderita sakit. Kira-kira pada tahun 1407 ia mengalami ekstase dan pengalaman-pengalaman mistik lainnya. Lidwina akhirnya meninggal dunia pada tahun 1433.

Tuesday, July 28, 2009

BEBERAPA SAAT

Setelah beberapa minggu tidak mendapatkan inspirasi menulis, mengarang cerita, akhirnya saya mulai menulis lagi. Baru saja penyakit mampir ke tubuh saya. Hampir beberapa minggu, saya harus benar-benar mengumpulkan tenaga untuk melawan penyakit yang membuat saya gampang sekali lelah. Mungkin juga karena pekerjaan yang akhir-akhir ini menuntut banyak perhatian atau udara yang kurang bagus???

Seperti biasa, niat besar tetapi raga tak begitu kuat. Alhasil, pekerjaan selesai, tapi badan sakit. Sedikit-sedikit flu dan demam, sedikit-sedikit pusing, terduduk dan muntah. Sungguh beberapa minggu ini saya begitu amat lelah dan lemah. Terlalu lemah untuk beberapa hal sepele yang biasanya bisa saya kerjakan sendiri. Untuk berjalan dan berdiri tegak saja, rasanya tak begitu kuat. Saya sampai begitu membenci dan menyalahkan kelemahan ini.

Kala sakit, saya menjadi begitu manja. Hmm, terkadang memang merepotkan dan membuat semua orang khawatir. Mungkin karena dari kecil, kalau sakit apa saja diturutin dan paling enak diperhatikan mama-papa. Kesempatan tuk dimanja (hahahahaha). Satu hal yang paling saya sukai dan mujarab, “terapi peluk” yang selalu digunakan mama agar saya cepat sembuh. Ini bukan sulap bukan sihir!!! Tapi benar!!! Kalau saya sakit, saya selalu minta dipeluk agar badan yang panas dan menggigil terasa amat nyaman. Saya merasakan damai dan cinta yang selalu bisa membuat saya tidur nyenyak saat sakit. Karena itu, saya selalu menolak untuk diopname. Pikir saya, lebih baik dirawat mama di rumah. Dan paling enaknya, pasti tidur di kamar mama yang lebih bagus, lebih luas dibanding kamar saya ditambah pelukan hangat dari mama.

Sekarang…. ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika memandang dan melumat makanan yang terasa pahit, mual dan akhirnya muntah. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika panas yang meninggi membuat saya harus mengukur suhu badan dan kompres kepala sendiri. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika saya berobat ke dokter. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika tenggorokan kering dan kehausan…. akhirnya terantuk lemari saat mengambil minum. Tapi diatas semuanya itu, saya masih bisa bersyukur.

Terima kasih, untuk orang yang sudah merawat saya, dengan kemanjaan dan kerewelan saya. Terima kasih untuk pelukan yang membuat saya cepat tidur dan menutup mata. Terima kasih untuk semua perhatian, bantuan, kasih, dan doa yang diberikan kepada saya. Tahukah?? Sebelum tidur dan menutup mata, saya selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan untuk semuanya. Malam-malam kelemahan itu, saya bersyukur masih ada yang menguatkan dan menjaga saya.

“Jaga diri baik-baik, hanya kamu sendiri yang paling bisa jaga dirimu sendiri”

Monday, June 22, 2009

BAHAN REFLEKSI (1)

“Sayang..... Cup.....”

Sekilas, bila membaca, mendengar kata diatas, adalah sebuah kata yang bermakna dan berarti untuk orang yang memberi dan menerima kata tersebut. Sungguh bahagia bukan?? Oke, kalau kalian mempunyai pandangan yang berbeda. Tapi, coba pahami bila ini yang terjadi............ Apa yang kalian rasakan???!!! Ini bisa saja terjadi pada lelaki atau wanita. Kita buat saja, saat ini yang mengalami problem adalah seorang wanita.............

Bila kata “Sayang..... Cup.....” itu diungkapkan kepada pasangan, saudara kandung, keponakan, sepupu, orang tua, dll yang berhubungan dekat/ sekandung, mungkin ini tidak akan menjadi masalah. Kali ini, puncaknya, kecemburuan dan kemarahan itu tak bisa diterima dengan logika dan perasaan wanita itu. Kecemburuan sosial, kecemburuan eksklusif atau kecemburuan hatikah ini?? Ketika wanita itu merasa kurang dihargai, saat pasangannya meminta persetujuan untuk terus mengucapkan kata sayang kepada wanita lain?? Coba, coba, kita merenungkan kisah ini.

Setelah memahami bahkan menerima segala bentuk konsekuensi masa lalu, sekarang dan akan datang. Setelah mulai percaya, perubahan itu ada dan stabil. Setelah meletakkan kepercayaan diatas sebuah pertemanan. Setelah mempersilahkan relasi yang sudah terjalin tetap menjadi hubungan baik yang wajar dan tepat. Kini, seperti dihujam sebilah pisau kecemburuan, melihat dan membaca kata : Sayang, Cup......... diberikan kepada seorang teman yang dianggap sebagai adiknya. Bukan adik kandung. Bukan sepupu. Bukan saudara. Dan bahkan pasangannya menarik perbandingan yang tidak sama dan tidak sebanding antara wanita itu dengan lelaki kecil berumur 13 tahun, masih SMP, polos, lugu, mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih, yang ternyata adalah seorang adik kandung.

Bukan. Bukan karena ingin menutup pertemanan dan relasi yang membuat hidup lebih hidup. Karena wanita itu tahu bahwa teman, lingkungan, sahabat, adalah titik-titik kebahagiaan yang dikaruniakan Tuhan di hidup ini. Atau mungkin kecemburuan itu ada hubungannya dengan penghargaan diri??!! Mengapa?? Mengapa?? Toleransi dan penghargaan diri yang begitu agung, kali ini rasanya terlupakan. Dan akhirnya menggoreskan luka. Tak mudah untuk dihati. Tak mudah untuk dihadapi. Tega!!!!

Seringkali bertanya: “Adakah dia menghargai sebuah hati yang telah diberikan dengan tulus?? Adilkah bila ternyata yang telah kalian berikan sebagai pasangan, ternyata tidak dibalas serupa dengan yang diterima??” Apakah yang kalian rasakan, ketika kata “Sayang, Cup” terbaca dan terucap dari pasanganmu kepada seorang teman wanitanya??

Bukankah bila pasanganmu benar-benar mencintaimu, maka dia akan menghargai dan perduli perasaanmu? Memperjuangkanmu, karena memang kamu memberi hal yang sepadan untuknya? Ada unsur “saling” untuk kebaikan dan kebahagiaan bersama.

Lalu, pertanyaannya: Sadarkah kamu? Sadarkah dia? Sadarkah kita? Sadarkah saya? Bila melakukan sesuatu yang telah melukai perasaan pasangan kita? Lalu, masihkah kata sayang bisa diucapkan seterusnya kepada seorang teman (lawan jenis) diantara hubungan kasih yang sudah ada? Apakah kalian tidak kecewa? Apakah kalian setuju, bila pasanganmu memberikan kata “sayang, cup”, kepada wanita lain? Apakah yang kalian rasakan??

Saya ingin sekali tahu pendapat kalian yang membaca artikel ini. Apa yang kalian rasakan dan lakukan??? Semoga comment teman-teman bisa menjadi bahan sharing, bahan refleksi untuk rekan-rekan pria dan wanita yang akan dan sedang menjalin hubungan dekat, yang akan dan sudah menikah. Saya tunggu perasaan, komentar, pendapat, curahan hati secara bebas dari pembaca (siapa saja).

an. Redaksi: Terima kasih atas kesempatan pembaca yang memberikan waktu untuk memberikan commentnya.

Thursday, June 18, 2009

WADAHMU BIRUKU

Waktu membuat batas yang jelas antara sekarang dan akan datang. Perubahan merupakan kata yang adil untuk menerima masa lalu. Hari ini ada, besok tiada.

Saat bahagia datang, ada tanya: “sampai kapan bahagia ini, akankah untuk selamanya??” Ada ketakutan yang tak ingin melepaskan rasa bahagia. Saat duka datang, mau tak mau realita itu harus dihadapi. Seperti kejadian masa lalu, baru terjadi, dan akan terjadi. Seberapa kuatkah kamu bisa bertahan untuk menunggu waktu.

Rutinitas yang tak kenal bosan dan tak ingin. Tak perduli kalau kamu tak suka apalagi tak mau. Pertarungan untuk memperebutkan menang atau kalah?? Pernahkah bungkam dan diam akhirnya merajai pikiran dan sikapmu?? Ketika kamu tau... ternyata tak bisa mewujudkan cita dan harapanmu. Ugggh, rasanya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.

Akhirnya..... kamu harus bisa seperti air, mengikuti wadah yang tersedia, mengikuti aliran hidup yang menuntunmu ke jalan yang mungkin tak kau rencanakan. Sejauh dan sekuat apapun berusaha, jika Tuhan tak berkehendak, kita tak bisa melawan. Sebuah kata yang meredam emosi dan keegoan manusia yang penuh dengan ambisi!!!???

Jangan anggap itu sebuah nasihat atau cerita bijak. Kamu adalah Kamu!! Aku adalah Aku!! Tak perlu juga mengganggap ini benar!!! Tak adil bila pendapat orang lain harus kamu terima, karena tanggung jawab dan hukum sebab-akibat hanya kamu sendiri yang bisa menanggung. Terserah pilihanmu!!

Saya tahu, kesabaran mungkin bisa berubah menjadi amarah. Saya tahu, penantian bisa berubah menjadi pelarian. Dan waktu bisa berhenti kapan saja!!! Saya hanya menunggu wadah tempat saya diam dan bernaung tiba. Saya hanya berharap wadah saya memberi damai yang tak sekedar janji dan akhirnya sia-sia!!! Dan saya akan berubah menjadi air biru yang tenang dan selalu setia mengisi dan memenuhi wadah itu menjadi indah, menarik dan cantik. Sehingga membawa kebahagiaan untuk semuanya, termasuk senyum untukNYA. Karena wadahmu, biruku.....

Friday, May 22, 2009

VICTORIA DOMINI KE-4

Konser Victoria Domini (VD Choir & Orchestra) bertepatan dengan Ulang Tahun VD yang ke-4 di Gereja St. Theresia Jakarta penuh dengan tragedi. Tragedi apa nih maksudnya? Begini ceritanya...........

Manager VD “Emil Randa”: sehari sebelumnya ternyata masuk UGD. Pemain organ: H minus 7 harus keluar negeri karena tes pendidikan. Nelda yang ngurusin penari anak-anak sekaligus Alto, harus kasak kusuk kesana-sini karena harus cari kostum, buat undangan, dan persembahan. Sedangkan saya??? Ketika Gladi Bersih ga bisa datang, karena sakit perut (saya pikir ini hari pertama Datang Tamu), tapi ternyata tidak?? Seharusnya, saya yang harus menyiapkan partitur koor. Pemain Orkestra senior, banyak yang mengundurkan diri. Udah gitu, para penyanyi yang latihannya pasang surut (termasuk saya), karena urusan pribadi, pekerjaan, kuliah, dsb.

Nelda sampai ga bisa tidur ngerjain design undangan, sampai kelengkapan misa. Emil yang udah repot, masih aja mau direpotin oleh saya, karena harus antar-jemput temannya ini. Berhubung jarak rumah saya dan Emil berdekatan, yah jadinya bela-belain antar-jemput saya (padahal kalau Emil bisa bicara, gondok kali ya?? hehehehe..). Coba kalau saya bukan temannya, mungkin ga mau repot-repot kali ya??? Aduh, jadi ga enak nih... ngerepotin Emil. Apalagi, ketika tuh anak sakit, saya sama sekali ga tau/ alias ga diberitahu. Emil masuk UGD, hanya mengeluh ke Nelda. TANX BERAT Emil, udah jagain saya.

Esoknya ketemu Nelda, saya diomelin, karena ga tau si Emil sakit? “Lha??? Emang gw ga dikasihtau Nel”, jawabku heran, apalagi Nelda. Pukul 13.00, saya dan Mirah langsung beli AQUA 3 dus ke Hero Sarinah. Ya ampyuuuun, karena pasukan cowok belum ada yang datang, sedangkan segalanya harus dipersiapkan satu per satu, akhirnya saya, Mirah, dan Emil harus rela menjadi kuli panggul membawa 1 dus AQUA 330 ml karena Emil ga bisa bawa barang berat (baru sakit dan keseleo). Jarak antara Sarinah vs Gereja Theresia emang dekat, tapi??? bebannya berat banget ditambah panas matahari yang menyengat!!! Bayangkan saja, saya dan Mirah harus jadi cewek perkasa, bawa 1 dus AQUA yang beraaaat!!. Alhasil, jalan pake istirahat 2 kali ke Gereja Theresia. Hedwig dan Putri beli Dunkin Donuts dan bawa voucher yang saya kasih, lumayan... karena uang kas kita sangat-sangat menipis.

Tiba di Gereja, kepalaku langsung pusing dan lemas. Asli, saya ga bisa jalan kemana-mana. Istirahat, rebahin kaki en minum, juga Mirah. Nelda datang..... ngobrol bentar, langsung acara makeup deh...

Acara mulai. Biasanya saya pede dekat mikrofone, tapi kali ini saya kurang yakin. Teman-teman lain juga. Lagu pertama, lumayan. Lagu kedua mulai kurang..... Aaarggggghhh, satu, dua, tiga, lagu akhirnya ada yang sempurna ada yang cacat. “Aduh, mudah-mudahan umat tidak merasakan kekurangan kami”, bisik hatiku. Tapi, memang anak-anak VD kompak, jahil, narsis en gaul abis. Jalan terus!!! Pantang Mundur!!! ada saja masalah, mulai salah take, nyanyi kecepatan dan terlambat, mikrofone yang tiba-tiba mati di solis atau di koor, sampai salon/ speaker aktif yang kurang kencang. Hancur....... Hancur..... Hancur daaaaagh. Sampai lagu terakhir saja, masih ada kejadian aneh bin narsis! Karena mikrofone yang tiba-tiba mati di solis Stefanus dan Mirah, ehhhh... mereka naik ke altar trus nyanyi deh disana. Hahahahah, jenius bin pede banget yah?? Tapi ini membuat umat tepuk tangan meriah, malah dikira ini skenario kita or disengaja......hahahaha...

Selesai misa, kita ngumpul di Aula. Makan, minum, foto-foto, sampai dengar sambutan dan Romo, Johannes en Emil. Horeeee, kita dapat 1 juta rupiah, sumbangan dari Gereja Theresia. Tugas berikutnya sudah menyusul: tampil di Ulang Tahun Katedral Jakarta. Setelah sibuk di Aula, saya, Nelda, Philia, Winda en Hedwig yang kelaparan, makan di Pizza Sarinah. Kembali keributan dan kenarsisan dimulai. Kayaknya cuman meja kita yang ributnya setengah mati. Ada saja tema yang diangkat di meja itu. Trus disambung lagi sampai di rumah Nelda. Kita dianterin sama Andreas en Mas Adi (Tanx ya bro).

Saya sampai lupa keberadaan si Emil yang rela nungguin sampe lama. Untung dia sms, kalau ga... tau dehhhh, pulangnya gimana?? Sekali lagi, saya repotin si Emil!! Bela-belain jemput ke rumah Nelda, padahal dia udah nyampe rumah. Yah... sebagai tebusan rasa bersalah, si Nelda nyiapain makanan, buah en jus. Lha??? kenapa bukan saya??? Hehehehehe, secara... Nelda lumayan demen sama si Emil. Yaaa sebagai teman yang baik, saya coba dekatin mereka, kalau jodoh kan, saya turut berjasa dunk... suit suiiiiittttt. Sekarang pulang dulu ah... cape banget. Tiduurrrrr.

Selamat berjuang generasi VD berikutnya!!!! Tugas berikutnya sudah menyusul, Ulang Tahun Katedral Jakarta!!!

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger