Tuesday, September 8, 2015

Please Remember Me



Time, sometimes the time just slips away
And your left with yesterday
Left with the memories, 
I'll always think of you and smile
And be happy for the time
I had you with me

Though we go our seperate ways
I won't forget so don't forget the memories we made
Please remember, please remember
I was there for you and you were there for me
Please remember, our time together
The time was yours and mine while we were wild and free
Please remember, please remember me

Goodbye, there's just no sadder word to say
And it's sad to walk awaywith just the memories
Who's to know what might have been
We'll leave behind a life and time 
I'll never know again
Please remember, please remember me

I was there for you and you were there for me
And remember, Please remember me
Please remember, please remember I was there for you And you were there for me
Please remember, our time together The time was yours and mine
While we were wild and free

Then remember, please remember me
And how we laugh and how we smile
And how this heart was yours and mine 
and how a dream was out of reach I stood by you, you stood by me
We took each day and made it shine
We wrote our names across the sky
We ride so fast, we ride so free
And I knew that you had me

Itu adalah lagu yang terakhir kalinya kuberikan untuk dia. Sudah beberapa bulan berlalu, aku masih mengingat dia dan lagu ini. 

Sekejap duniaku berubah saat Leo menyampaikan kabar tentang dia. Duniaku berhenti, air mata turun, dadaku sesak dan sulit bernafas, tubuhku kedinginan dan gemetar, semua langsung lesu dan buram. Aku tak melihat dia, aku hanya mendengar kabarnya, dan semua langsung berubah. 

Aku terdiam, mundur, dan sakit sekali rasanya. Apa yang terjadi saat ini membuktikan aku masih mencintai dia. Dan sakitnya adalah, rasa cinta ini membuatku tersiksa dan sakit. Tak adakah yang mengerti perasaanku? Tahukah kamu kalau aku masih mencintaimu dan semua membuatku takut.

Aku takut untuk bertemu kamu, aku takut untuk melihatmu lagi, aku takut bersamamu lagi, aku takut untuk memulai lagi denganmu atau pun bersama dengan yang lain. Aku hanya ingin sendiri. Aku hanya ingin pergi dari manapun, duniaku yang lain. Oh... rasanya berat untuk bangun dari mimpi siang ini. Wajahmu masih teringat jelas di hatiku, dan semua tentangmu masih kuingat.

Kudengar kau disana menanyakan kabarku apakah aku sehat-sehat saja. Taukah kamu, sekian lama aku berharap kamu menanyakan kabarku? Kudengar kau disana menyatakan kalau aku adalah cintamu yang pertama dan terakhir, kalau tidak ada lagi wanita yang bisa mengisi hatimu. 

Aku lemas mendengar pengakuanmu itu. Entah apa yang membuatmu membuat pengakuan seperti itu kepada Leo. Kamu tau, Leo pasti menyampaikannya padaku, dan itu membuatku menangis. Selama ini aku berpikir kau tidak pernah mencintaiku, kau tidak pernah menganggapku pernah ada.

Aku tak tahan menahan air mata di meja kantor, dan meluapkan air mataku di toilet. Di toilet, kurasa nafasku sesak dan lemas. Aku takut sesak nafas ini membuatku harus pulang ke Medan lagi dan menyusahkan orang tuaku.

Leo..., bahkan berpikir kalau aku tega karena sekarang sudah dekat dengan pria lain. Akhirnya aku bilang ke Leo kalau semua yang kulewati sangat berat. Aku sakit dan pulang ke Medan, bolak-balik jatuh, menyendiri dan menangis, rasanya sia-sia dan tak punya harapan. Tak pernah semudah itu Leo. Tak pernah semudah itu melupakan dia dan membiasakan hidupku tanpa dia.

Leo, kamu bertanya apa aku sangat mencintai dia? Ya, aku bilang iya, dan akhirnya kamu pun terdiam. Aku? Perasaanku? Sakitku? Ketahuilah, semua ini tak mudah untukku....

Terima kasih untuk teman kami Leo, yang sudah menyiapkan waktu dan telinganya untuk mendengarkan curhatan kami. Bagiku, Leo adalah bagian dari jalan Tuhan untuk kami. Entah bagaimana akhirnya, Leo ada diantara cerita kami. Terima kasih untuk semuanya Leo....

1 comment:

rowa8011 said...

Leo siapa yh?? Hmmm...

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger