Saya sedih!!! Kadang semuanya begitu baik dan bahagia. Tapi kali ini, saya benar-benar cemas. Semakin hari, semakin dekat saya akan berangkat ke Medan. Seharusnya saya bahagia, karena saya akan bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara, tetapi yang terjadi sebaliknya. Saya takut, cemas, bingung dan tak bisa saya ingkari...... sebenarnya kalau bisa.... saya ingin, hari itu saya tidak usah pulang dan melewati pesta itu.
Mungkinkah dia kurang memahami keadaan ini? Terlalu pentingkah ini untuk dimasalahkan sehingga saya menjadi lebih sensitif dari biasanya? Mungkin benar... dia kurang mengerti, terlalu simple!!! Hanya masalah waktu yang memang bukan waktu saya untuk menikmati hari bahagia itu duluan. Mungkin dia berpikir seperti ini. Sekali lagi, mungkin!!!
Dengan keterbatasan saya sebagai wanita biasa, sebagai seorang kakak perempuan, sama seperti wanita lainnya... saya sedih. Dan perasaan ini hampir sebagian besar wanita mengalaminya. Selama ini saya hanya mendengar curhatan teman tentang kejadian ini, tetapi kali ini saya sendiri yang mengalaminya.
Kembali saya bertanya: "mengapa dia tidak mengerti? mengapa dia belum bisa memahami perubahan sikap saya?" Saya bingung harus menjelaskan secara detail pada nya. Perjalanan ini begitu berat untuk saya hadapi sendirian. Saya sadar, saya dan dia punya kelemahan... mungkin kurang peka??
Kembali saya menikmati kesendirian saya dalam masalah pribadi yang teramat pelik untuk diterjemahkan dengan kata-kata. Hanya hati saya sangat sakit, itu saja. Saya berusaha untuk memahami perasaan saya, melihat, dan merasakannya sampai saya benar-benar siap pada posisi puncak kebahagiaan adik saya. Sampai saya benar-benar memahami arti cinta dan pengorbanan. Cita saya, dia bisa menyadari kerapuhan ini, kekuatan ini dan akhirnya kita bisa tahu siapa yang jadi juaranya...........
Mungkinkah dia kurang memahami keadaan ini? Terlalu pentingkah ini untuk dimasalahkan sehingga saya menjadi lebih sensitif dari biasanya? Mungkin benar... dia kurang mengerti, terlalu simple!!! Hanya masalah waktu yang memang bukan waktu saya untuk menikmati hari bahagia itu duluan. Mungkin dia berpikir seperti ini. Sekali lagi, mungkin!!!
Dengan keterbatasan saya sebagai wanita biasa, sebagai seorang kakak perempuan, sama seperti wanita lainnya... saya sedih. Dan perasaan ini hampir sebagian besar wanita mengalaminya. Selama ini saya hanya mendengar curhatan teman tentang kejadian ini, tetapi kali ini saya sendiri yang mengalaminya.
Kembali saya bertanya: "mengapa dia tidak mengerti? mengapa dia belum bisa memahami perubahan sikap saya?" Saya bingung harus menjelaskan secara detail pada nya. Perjalanan ini begitu berat untuk saya hadapi sendirian. Saya sadar, saya dan dia punya kelemahan... mungkin kurang peka??
Kembali saya menikmati kesendirian saya dalam masalah pribadi yang teramat pelik untuk diterjemahkan dengan kata-kata. Hanya hati saya sangat sakit, itu saja. Saya berusaha untuk memahami perasaan saya, melihat, dan merasakannya sampai saya benar-benar siap pada posisi puncak kebahagiaan adik saya. Sampai saya benar-benar memahami arti cinta dan pengorbanan. Cita saya, dia bisa menyadari kerapuhan ini, kekuatan ini dan akhirnya kita bisa tahu siapa yang jadi juaranya...........
No comments:
Post a Comment