Thursday, January 29, 2009

DIA TIDAK MENGERTI??

Saya sedih!!! Kadang semuanya begitu baik dan bahagia. Tapi kali ini, saya benar-benar cemas. Semakin hari, semakin dekat saya akan berangkat ke Medan. Seharusnya saya bahagia, karena saya akan bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara, tetapi yang terjadi sebaliknya. Saya takut, cemas, bingung dan tak bisa saya ingkari...... sebenarnya kalau bisa.... saya ingin, hari itu saya tidak usah pulang dan melewati pesta itu.

Mungkinkah dia kurang memahami keadaan ini? Terlalu pentingkah ini untuk dimasalahkan sehingga saya menjadi lebih sensitif dari biasanya? Mungkin benar... dia kurang mengerti, terlalu simple!!! Hanya masalah waktu yang memang bukan waktu saya untuk menikmati hari bahagia itu duluan. Mungkin dia berpikir seperti ini. Sekali lagi, mungkin!!!

Dengan keterbatasan saya sebagai wanita biasa, sebagai seorang kakak perempuan, sama seperti wanita lainnya... saya sedih. Dan perasaan ini hampir sebagian besar wanita mengalaminya. Selama ini saya hanya mendengar curhatan teman tentang kejadian ini, tetapi kali ini saya sendiri yang mengalaminya.

Kembali saya bertanya: "mengapa dia tidak mengerti? mengapa dia belum bisa memahami perubahan sikap saya?" Saya bingung harus menjelaskan secara detail pada nya. Perjalanan ini begitu berat untuk saya hadapi sendirian. Saya sadar, saya dan dia punya kelemahan... mungkin kurang peka??

Kembali saya menikmati kesendirian saya dalam masalah pribadi yang teramat pelik untuk diterjemahkan dengan kata-kata. Hanya hati saya sangat sakit, itu saja. Saya berusaha untuk memahami perasaan saya, melihat, dan merasakannya sampai saya benar-benar siap pada posisi puncak kebahagiaan adik saya. Sampai saya benar-benar memahami arti cinta dan pengorbanan. Cita saya, dia bisa menyadari kerapuhan ini, kekuatan ini dan akhirnya kita bisa tahu siapa yang jadi juaranya...........

APA ITU CINTA??

Pagi yang cerah, udara yang segar membuat hari ini saya berangkat kerja dengan semangat. Dengan baju putih plus rok putih garis biru, teman-teman menilai hari ini saya begitu feminim. Hal pertama yang saya lihat adalah blog favorit saya, Dewi Lestari. Mata saya tertuju pada labels On Love an Loving. Bukan jawaban pasti dan jelas tetapi saya hanya bisa mendapatkan pemahaman seiring perjalanan dan pengalaman pribadi saya tentang apa itu cinta??
Pertanyaan yang sering dan selalu sepanjang hidup ini menjadi pencarian yang tak henti. Menjadi sumber inspirasi tiap film, lagu dan cerita. Menurut Anda, apa itu cinta?? Dewi Lestari mengungkapkan bahwa cinta itu pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, dan bukan tujuan. Ungkapan ini membuat saya mencari tau apa dipikirkan nya.
Saya mencoba menterjemahkannya. Yang saya dapatkan bukan penjelasan, tetapi pemahaman. Dengan catatan: pemahaman ini pun hidup, dan bergerak. Kita tidak bisa berharap menjadi manusia yang selamanya sama dan konstan. Pemahaman kita berubah, pengalaman kita berubah. Seperti pemahaman yang terus menerus menyempurnakan arti cinta dalam hidup kita (termasuk saya) lewat pengalaman yang terus bergerak here and now, hanyalah kail pancing untuk memahami "diri" sebagai cinta itu sendiri.
Memahami "diri" sebagai cinta seutuhnya, terbuka dan aktual. Sehingga cinta itu tidak lagi palsu dan usang. Pun cinta kepada pasangan yang terus berkembang, mengartikan suatu usaha "diri" untuk terbuka apa adanya, berkorban dan setia seiring pengalaman yang terus berubah untuk menyempurnakan arti cinta itu sesungguhnya pada pasangan kita.
Shering ini menjadi pengalaman baru untuk saya tentang cinta. Kembali menurut Anda sendiri, "apa itu cinta?"

Wednesday, January 28, 2009

PERJALANAN

Setelah dia pergi ke luar kota selama 10 hari, akhirnya dia kembali ke Jakarta selasa sore tanggal 27 Januari 2009. Topi coklat, jaket hitam, celana jeans dengan tas Eiger merah yang berat. Beban yang dia pikul apakah semakin berkurang? Maksudnya adalah beban batin tentang keluarganya yang broken home. Selama ini selalu menjadi alasan nya merasa kurang beruntung dari pada orang lain. Masalah keluarga yang selalu menghantui masa mudanya sampai dengan umurnya 26 tahun, sering juga membuat dia harus berkorban. Berkorban entah untuk orang tua atau saudaranya.

Kesan pertama tiba di Jakarta, dia lapar!! Hehehe, karena dia langsung saja nongkrong dan menyantap mie ayam di stasiun senen plus es tee dingin. Tas dan oleh-olehnya diletakkan di samping kursi, sambil membaca majalah. Apakah dia benar-benar sudah menemukan jawaban yang dia cari di Yogya?? Hmmm... saat ini belum terjawab.

Tiba di rumah, dia mengeluarkan dan membagikan oleh-oleh. Bercanda dan nonton TV, tapi dia belum juga menceritakan kisah nya selama di Yogya. Penasaran bukan?? Setelah satu jam ditunggu-tunggu, dia mulai menceritakan cerita perjalanannya satu per satu selama di Yogya. Disertai dengan foto-foto serta video dari handphonenya, terlihat jelas semua yang terjadi. Disana dia bertemu ayah-ibunya, sepupu, eyang putri, paman, tante, dll. Kehidupan keluarga yang menurut kacamatanya dinilai sangat rumit dan memalukan. Entah mulai dari intrik orang tuanya sampai dengan keluarganya yang lain. Wajahnya terlihat lemas, kesal, dan menyesali kehidupan keluarga besarnya yang berantakan. Sedikit terlihat mimik wajahnya yang hampir menangis...

Sepertinya dia ingin sekali merubah dan memperbaiki keadaan keluarganya. Entah dengan apa?? Dia sendiri tidak tahu dan tidak bisa melakukan apa-apa, karena semua sudah terjadi, masa lalu tak bisa dibalik lagi. Dia bisa apa?? Dia tidak bisa mengubah keadaan saudara-saudaranya secepat yang dia harapkan bukan?? Apa bisa kita mengubah jalan hidup orang lain?? Seperti mengubah dunia yang tidak mungkin dilakukan oleh kedua tangan ini, kedua kaki ini, sepasang mata ini. Semuanya kembali ke diri orang itu sendiri bukan?? Sebagai manusia kita hanya bisa mendoakan dan kembali memperbaiki diri kita sendiri. Mudah-mudahan menjadi contoh untuk kehidupan orang lain supaya menjadi lebih baik. Toh tidak semua keluarganya yang berantakan, masih ada sifat baik dan positif yang bisa diambil dari keluarga tantenya yang harmonis.

Semua yang terjadi dan terlewati tak bisa kembali lagi. Sekarang bagaimana dia bisa menerima dan yakin pada dirinya sendiri untuk menjadi manusia yang baik, setia terhadap panggilan hidupnya dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Ini lah awal perjalanan panjang kehidupannya dalam memahami arti kesetiaan dalam panggilannya menuju hidup berkeluarga.....

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger