Surat untuk mama-papa,
aku tau ku tak kan bisa
menjadi sperti yang engkau minta
namun selama nafas berhembus
aku kan mencoba
menjadi sperti yang kau minta…..
namun selama aku bernyawa
aku kan mencoba
menjadi sperti yang kau minta….
Ananda mencoba untuk tegar, walau terkadang dan bahkan seringkali jatuh dan tak sanggup berdiri tegak. Rasa bersalah dan berdosa terus merajai dan mengikuti setiap langkah kaki ini. Ingin sekali ananda ada diantara kalian, mengeluh dan menangis sejenak. Hanya ingin mencoba untuk mengumpulkan kekuatan lagi. Mencoba bangkit dari masalah dan beban serta rasa bersalah. Ananda sesak, hampir tak bisa bernafas, ketika melihat ke belakang, ketika menyadari kesalahan, dan belum bisa membuat kalian bahagia serta lega.
Ada semangat dan harapan ketika teman-teman memberikan senyuman di hati ananda, dengan kelucuan dan keramaian mereka, ketika kalian tidak ada di samping ananda, membuat ananda bisa tegar dan kuat kembali. Tetapi, ketika ananda tersadar, ternyata kalian jauh dan tidak ada di samping ananda, saat lemah, sakit, kecewa, bahkan gembira, sejenak ananda terdiam dan menangis.
Seringkali air mata dan tawa ini terlewat begitu saja, tanpa orang-orang yang ananda kasihi. Ananda sendirian, takut dan cemas. Sebagai seorang kakak, sebagai seorang wanita karir dan aktivis, timbul pertanyaan dalam hati, apakah ananda terlalu lemah? Menertawai dan bersikap dingin pada kerinduan ananda terhadap kalian, orang yang ananda cintai, adik-adik yang lucu dan nakal, sungguh membuat ananda semakin rindu. Entah ini wajar atau tidak? Pantas atau tidak?
Mama-papa, maafkan ananda. Selalu berusaha menyenangkan hati kalian, sungguh membuat ananda tersiksa. Ananda sungguh tak kuat lagi, rasanya ananda hanya bisa membuat kalian sedih dan kuatir. Ananda mencoba mengikuti, tetapi, tanpa sadar, ananda tak kuat menahan air mata yang sering kali ananda kutuk dan benci agar kalian tidak pernah tahu. Ananda selalu dan terus mencoba memahami ingin kalian. Walau ananda tahu, rasa ini sulit sekali untuk diingkari.
Kemarin, ketika ananda menonton teater, di dalam keramaian itu, di gelapnya gedung yang luas, di tengah tugas dan tawa teman-teman, ananda masih sempat menangis. Tiba-tiba saja ananda tersentuh, ketika seorang anak kecil menangis di pelukan seorang wanita. Mungkin ananda teringat dengan mama-papa yang sedang bingung dan bertanya-tanya “mengapa ananda diam?”
Mama-papa, selama ini ananda tidak pernah mengeluh dan menangis di hadapan kalian. Selama ini, ananda selalu jadi kakak yang kuat dan berusaha menjadi yang terbaik untuk semuanya, bahkan seringkali menjadi kakak yang pertama, walaupun harusnya itu bukan ada di pundak ananda karena ada kakak. Tetapi, kini… saat ini pun, ketika ananda dewasa, untuk kesekian kalinya ananda harus bersikap tegar dan tersenyum manis, walaupun ananda tak ingin melakukan itu.
Dewa ku pun, tak ada saat ananda butuh bersandar. Keinginan dia, membuat ananda sebagai wonder woman dan harus kuat, sekali lagi menambah beban di pundak ananda yang lemah ini. Ananda ga kuat lagi mama-papa….. Seringkali ananda tak kuat menerima beban yang dia buat untuk menutupi hubungan kami. Ananda harus menerima dan sendirian ketika berjalan di tengah-tengah keramaian juga kegelapan. Ini sungguh tak adil mama-papa…… Ananda terpaku pada kenyataan yang membuat ananda tak mampu berdiri tegak untuk menjawab masalah satu per satu. Ananda ingin sekali menangis dan berlutut pada kalian, karena ananda sudah salah. Tapi……. ananda malu, ananda takut, takut mama-papa semakin sedih dan kecewa. Ananda takut, mama-papa tau, ananda juga sakit. Takut, kalian tau ternyata ananda tidak sekuat dan seperiang anak perempuan kecil kalian yang dulu.
Ananda ingin sekali katakan pada kalian: saat ini ananda lemah. Tapi, sepertinya ananda tak bisa memberitahukan kalian semua hal itu. Mungkin, tidak sekarang, atau entahlah kapan. Ananda ingin sekali ada yang benar-benar melihat dan mendengar suara hati ananda, tetapi sepertinya kertas putih dan notebook putih ini yang bisa menerima semua isi hati ananda. Ada saat ananda sedih dan menangis, pun gembira. Kertas putih yang selalu dan siap mendengar setiap cerita dalam hidup ananda… Walaupun dia hanya diam dan tak mampu bicara, hanya bisa mendengar dan menerima curahan hati ananda. Cukup membuat ananda lega dan tertidur pulas di malam hari, setelah menumpahkan semua isi hati ananda hari itu juga.
Ananda ingin bangun dan bernyanyi bersama kalian. Ananda ingin mama-papa ada.... untuk membuat ananda bisa mengambil keputusan yang terbaik dan tegas. Ananda ingin bersama kalian. Ananda sungguh sangat merindukan pelukan kalian yang hangat, tawa kalian yang renyah, kemarahan kalian yang kadang membuat ananda harus menerima hukuman. Ananda ingin kalian bertanya lagi ‘mengapa?’ ‘ada apa?’
Apa ini yang namanya kalah ya? Ananda tak tau. Hanya ananda kecewa pada diri ananda sendiri…. Dan ananda butuh kalian. Bukan untuk menasehati, bukan untuk meminta ananda kuat dan menjadi wonder woman. Tetapi, ananda hanya butuh pelukan dan sandaran untuk melepaskan beban ini sejenak. Hanya untuk mengumpulkan kekuatan yang terhabiskan di jalan-jalan yang lalu dan sekarang, juga untuk berserah kepadaNYA.
Segenap kasih ini hanya untuk kalian. Kini, biarkan ananda diam dan beristirahat. Biarkan ananda menerima cinta dan pelukan kasih kalian. Biarkan ananda percaya lagi, harapan itu masih ada. Biasanya mama-papa tau, kapan ananda diam dan menangis seorang diri, lalu tanpa kalian tahu, ananda sudah bisa baik lagi. Menjadi gadis kecil kalian yang manis dan periang. Yang tak pernah mengingat-ingat masalah lagi. Ananda tetap seperti itu kog.
Masih seperti anak perempuan kecil kalian yang sering dibilang mirip ‘papa’, ngambek di kamar kalau lagi dimarahin, yang dengerin curhat mama tentang mantan pacar mama dulu termasuk papa, hehehehe…, yang suka sama anak-anak kecil di dekat rumah dan main sama mereka dan adik-adik di rumah, kadang kog jadi anak kecil ya??? Oiya, ananda masih sering pake selimut kalau tidur, masih suka meluk siapa aja yang ada di samping ananda kalau tidur (dulu waktu ananda sakit, mama terus peluk ananda sampai papa cemburu hehehe…), trus kalau sakit pasti suka ngigau. Ananda juga masih suka nyanyi dan menulis, masih suka dan kagum sama papa (pengen punya suami kayak papa, yang ini buat mama bangga… cieeee). Makanya, kalau ananda punya pacar, pasti ada sedikit mirip-mirip papa (maunya sih miripnya banyak…).
Hanya saat ini, ananda sedang rapuh dan ingin sendiri. Ananda ingin terima semuanya sendirian dan tanpa beban, membiarkannya mengalir seperti air. Dan ananda tau, air yang pasang itu, pasti akan menemukan muara yang tenang dan damai. Ananda sedang menunggu hari itu tiba, saat itu tiba, dan semua indah pada waktunya.
Semoga ananda selalu dan selamanya ada untuk mencintai dan dicintai oleh kalian. Semoga ananda selalu dan selamanya jadi anak, adik, kakak, istri, ibu, teman dan sahabat yang baik. Semoga ananda ditemukan dengan sso yang selalu dan selamanya mencintai dan dicintai ananda dengan tulus. Yang memahami maksud amarah, membaca dan mengerti isi hati ananda…… pun sebaliknya.
Ananda baik-baik saja. Ananda pasti datang dan bisa menyelesaikan semuanya dengan tenang.
Dari: Ananda