Tuesday, June 23, 2009

CINTA SEMUA SAAT

Wajah telaga tidak pernah berdusta,
Ia bergetar saat udara halus menyapu mukanya
Ia beriak saat angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar,
Menghadap awan yang menunggu sabar
Dini hari datang untuk keduanya bersentuhan

Wajah telaga tidak pernah menyangkal,
Ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran kristal putih
Ia mencair saat matahari kembali di angkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi dari perubahan dan gejolak hati,
Menanti awan yang berubah tak pasti
Hingga pagi datang dan keduanya berpulang pada kejujuran

Izinkan wajahku menjadi wajah telaga
Merona saat disulut cinta, menangis saat batin kehilangan kata
Memerah saat dihinggapi amarah, menggurat saat digores waktu
Izinkan wajahku bersuara apa adanya
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur

Namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
Kepada udara, kepada surya, kepada alam raya
Menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh menjadi embun yang mengecupi halus wajahku
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh
sentuhanmu
Bersua tanpa balutan apa-apa

Saat semua cuma cinta
Cinta semua saat
Dan bukan lagi saat demi saat...

(Dewi Lestari)

Monday, June 22, 2009

BAHAN REFLEKSI (1)

“Sayang..... Cup.....”

Sekilas, bila membaca, mendengar kata diatas, adalah sebuah kata yang bermakna dan berarti untuk orang yang memberi dan menerima kata tersebut. Sungguh bahagia bukan?? Oke, kalau kalian mempunyai pandangan yang berbeda. Tapi, coba pahami bila ini yang terjadi............ Apa yang kalian rasakan???!!! Ini bisa saja terjadi pada lelaki atau wanita. Kita buat saja, saat ini yang mengalami problem adalah seorang wanita.............

Bila kata “Sayang..... Cup.....” itu diungkapkan kepada pasangan, saudara kandung, keponakan, sepupu, orang tua, dll yang berhubungan dekat/ sekandung, mungkin ini tidak akan menjadi masalah. Kali ini, puncaknya, kecemburuan dan kemarahan itu tak bisa diterima dengan logika dan perasaan wanita itu. Kecemburuan sosial, kecemburuan eksklusif atau kecemburuan hatikah ini?? Ketika wanita itu merasa kurang dihargai, saat pasangannya meminta persetujuan untuk terus mengucapkan kata sayang kepada wanita lain?? Coba, coba, kita merenungkan kisah ini.

Setelah memahami bahkan menerima segala bentuk konsekuensi masa lalu, sekarang dan akan datang. Setelah mulai percaya, perubahan itu ada dan stabil. Setelah meletakkan kepercayaan diatas sebuah pertemanan. Setelah mempersilahkan relasi yang sudah terjalin tetap menjadi hubungan baik yang wajar dan tepat. Kini, seperti dihujam sebilah pisau kecemburuan, melihat dan membaca kata : Sayang, Cup......... diberikan kepada seorang teman yang dianggap sebagai adiknya. Bukan adik kandung. Bukan sepupu. Bukan saudara. Dan bahkan pasangannya menarik perbandingan yang tidak sama dan tidak sebanding antara wanita itu dengan lelaki kecil berumur 13 tahun, masih SMP, polos, lugu, mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih, yang ternyata adalah seorang adik kandung.

Bukan. Bukan karena ingin menutup pertemanan dan relasi yang membuat hidup lebih hidup. Karena wanita itu tahu bahwa teman, lingkungan, sahabat, adalah titik-titik kebahagiaan yang dikaruniakan Tuhan di hidup ini. Atau mungkin kecemburuan itu ada hubungannya dengan penghargaan diri??!! Mengapa?? Mengapa?? Toleransi dan penghargaan diri yang begitu agung, kali ini rasanya terlupakan. Dan akhirnya menggoreskan luka. Tak mudah untuk dihati. Tak mudah untuk dihadapi. Tega!!!!

Seringkali bertanya: “Adakah dia menghargai sebuah hati yang telah diberikan dengan tulus?? Adilkah bila ternyata yang telah kalian berikan sebagai pasangan, ternyata tidak dibalas serupa dengan yang diterima??” Apakah yang kalian rasakan, ketika kata “Sayang, Cup” terbaca dan terucap dari pasanganmu kepada seorang teman wanitanya??

Bukankah bila pasanganmu benar-benar mencintaimu, maka dia akan menghargai dan perduli perasaanmu? Memperjuangkanmu, karena memang kamu memberi hal yang sepadan untuknya? Ada unsur “saling” untuk kebaikan dan kebahagiaan bersama.

Lalu, pertanyaannya: Sadarkah kamu? Sadarkah dia? Sadarkah kita? Sadarkah saya? Bila melakukan sesuatu yang telah melukai perasaan pasangan kita? Lalu, masihkah kata sayang bisa diucapkan seterusnya kepada seorang teman (lawan jenis) diantara hubungan kasih yang sudah ada? Apakah kalian tidak kecewa? Apakah kalian setuju, bila pasanganmu memberikan kata “sayang, cup”, kepada wanita lain? Apakah yang kalian rasakan??

Saya ingin sekali tahu pendapat kalian yang membaca artikel ini. Apa yang kalian rasakan dan lakukan??? Semoga comment teman-teman bisa menjadi bahan sharing, bahan refleksi untuk rekan-rekan pria dan wanita yang akan dan sedang menjalin hubungan dekat, yang akan dan sudah menikah. Saya tunggu perasaan, komentar, pendapat, curahan hati secara bebas dari pembaca (siapa saja).

an. Redaksi: Terima kasih atas kesempatan pembaca yang memberikan waktu untuk memberikan commentnya.

Thursday, June 18, 2009

WADAHMU BIRUKU

Waktu membuat batas yang jelas antara sekarang dan akan datang. Perubahan merupakan kata yang adil untuk menerima masa lalu. Hari ini ada, besok tiada.

Saat bahagia datang, ada tanya: “sampai kapan bahagia ini, akankah untuk selamanya??” Ada ketakutan yang tak ingin melepaskan rasa bahagia. Saat duka datang, mau tak mau realita itu harus dihadapi. Seperti kejadian masa lalu, baru terjadi, dan akan terjadi. Seberapa kuatkah kamu bisa bertahan untuk menunggu waktu.

Rutinitas yang tak kenal bosan dan tak ingin. Tak perduli kalau kamu tak suka apalagi tak mau. Pertarungan untuk memperebutkan menang atau kalah?? Pernahkah bungkam dan diam akhirnya merajai pikiran dan sikapmu?? Ketika kamu tau... ternyata tak bisa mewujudkan cita dan harapanmu. Ugggh, rasanya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.

Akhirnya..... kamu harus bisa seperti air, mengikuti wadah yang tersedia, mengikuti aliran hidup yang menuntunmu ke jalan yang mungkin tak kau rencanakan. Sejauh dan sekuat apapun berusaha, jika Tuhan tak berkehendak, kita tak bisa melawan. Sebuah kata yang meredam emosi dan keegoan manusia yang penuh dengan ambisi!!!???

Jangan anggap itu sebuah nasihat atau cerita bijak. Kamu adalah Kamu!! Aku adalah Aku!! Tak perlu juga mengganggap ini benar!!! Tak adil bila pendapat orang lain harus kamu terima, karena tanggung jawab dan hukum sebab-akibat hanya kamu sendiri yang bisa menanggung. Terserah pilihanmu!!

Saya tahu, kesabaran mungkin bisa berubah menjadi amarah. Saya tahu, penantian bisa berubah menjadi pelarian. Dan waktu bisa berhenti kapan saja!!! Saya hanya menunggu wadah tempat saya diam dan bernaung tiba. Saya hanya berharap wadah saya memberi damai yang tak sekedar janji dan akhirnya sia-sia!!! Dan saya akan berubah menjadi air biru yang tenang dan selalu setia mengisi dan memenuhi wadah itu menjadi indah, menarik dan cantik. Sehingga membawa kebahagiaan untuk semuanya, termasuk senyum untukNYA. Karena wadahmu, biruku.....

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger