Terima kasih untuk semuanya. Diam ini mungkin lebih baik. Biar alam menyaksikan dan menyadari tiap hembusan nafas dan gerak ini. Mungkin hanya itu yang bisa dilakukan. Mencoba menghayati arti perjalanan panjang yang penuh liku. Tak semudah yang terbayangkan, tak seindah yang terlukiskan. Semakin kuat menghindarinya, tapi semakin rapuh dan tak berdaya. Semakin tegar melawan kesedihan itu, semakin hancur hati itu. Hati seorang manusia yang bukan terbuat dari batu karang yang kuat walapun diterpa ombak, bukan terbuat dari karet yang elastis yang ditarik tetap tidak putus.
Hanya seorang manusia yang ingin hidup damai. Bukan karena pilihan yang ini dan itu, bukan karena permintaan yang panjang dan rumit. Sederhana, hanya sedikit saja...... Andai keberadaan dan pengorbanan itu berakhir bahagia. Andai penantian itu tidak sia-sia. Andai ada waktu untuk menunggu. Andai pilihan itu bebas tak bersyarat. Kenyataannya............... semua hanya "andai".
Lalu, apa yang harus dilakukan? Ketika rasa sedih dan pengorbanan bercampur menjadi satu, siapakah yang harus dibela? Pendapat mana yang harus didengar dan dipilih? Kebahagiaan mereka atau hati itu sendiri??
Sederhana.... sungguh sangat sederhana. Hati itu hanya butuh cinta kasih. Yang bisa membuatnya tenang dan damai dalam menghadapi dunia yang tak pasti. Yang bisa membuatnya tersenyum dan tegar ketika duka menghampiri. Yang bisa membuatnya tulus mencintai tanpa syarat. Sekali lagi "tanpa syarat".
Lalu, bagaimana kalau hati itu tidak diperdulikan lagi? Bagaimana keadaannya? Adakah yang perduli dan mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan hati itu? Hati itu butuh kamu, hanya kamu. Hati itu butuh cinta mu. Tapi, bisakah kamu menjaga hati itu selamanya? Seumur hidupmu? Di tengah masalah dan tantangan kamu untuk bersama dengan hati itu??
Andai kamu bisa memeluk hati itu, dan tidak melepaskan dia terbang bebas. Karena ketika hati itu terbang bebas, dia pergi dan tak kembali lagi. Terluka dan berkorban untuk semuanya. Mungkin itu akan dilakukannya. Hanya untuk melihat kamu dan semua yang didekatnya bahagia. Sebenarnya, hati itu tak ingin kamu memberikan jawaban "kebebasan".
Sayang, hati itu sederhana....... sangat sederhana. Maafkan dia, kalau dia salah dan rapuh. Dua hati yang berbeda menjadi satu, memang membutuhkan segenap hati yang seluas samudra. Dua hati dengan cinta yang luar biasa, dua hati yang sederhana. Bisakah menghadapi semua cobaan dunia dan orang yang melahirkan hati itu ke dunia ini?? Perjuangan ini sangat panjang... bisakah melewati cobaan dari dalam diri sendiri, orang lain dan waktu???
Kembali hati ini yang menjawabnya. Hati yang tulus dan terbuka.........