Tuesday, July 28, 2009

BEBERAPA SAAT

Setelah beberapa minggu tidak mendapatkan inspirasi menulis, mengarang cerita, akhirnya saya mulai menulis lagi. Baru saja penyakit mampir ke tubuh saya. Hampir beberapa minggu, saya harus benar-benar mengumpulkan tenaga untuk melawan penyakit yang membuat saya gampang sekali lelah. Mungkin juga karena pekerjaan yang akhir-akhir ini menuntut banyak perhatian atau udara yang kurang bagus???

Seperti biasa, niat besar tetapi raga tak begitu kuat. Alhasil, pekerjaan selesai, tapi badan sakit. Sedikit-sedikit flu dan demam, sedikit-sedikit pusing, terduduk dan muntah. Sungguh beberapa minggu ini saya begitu amat lelah dan lemah. Terlalu lemah untuk beberapa hal sepele yang biasanya bisa saya kerjakan sendiri. Untuk berjalan dan berdiri tegak saja, rasanya tak begitu kuat. Saya sampai begitu membenci dan menyalahkan kelemahan ini.

Kala sakit, saya menjadi begitu manja. Hmm, terkadang memang merepotkan dan membuat semua orang khawatir. Mungkin karena dari kecil, kalau sakit apa saja diturutin dan paling enak diperhatikan mama-papa. Kesempatan tuk dimanja (hahahahaha). Satu hal yang paling saya sukai dan mujarab, “terapi peluk” yang selalu digunakan mama agar saya cepat sembuh. Ini bukan sulap bukan sihir!!! Tapi benar!!! Kalau saya sakit, saya selalu minta dipeluk agar badan yang panas dan menggigil terasa amat nyaman. Saya merasakan damai dan cinta yang selalu bisa membuat saya tidur nyenyak saat sakit. Karena itu, saya selalu menolak untuk diopname. Pikir saya, lebih baik dirawat mama di rumah. Dan paling enaknya, pasti tidur di kamar mama yang lebih bagus, lebih luas dibanding kamar saya ditambah pelukan hangat dari mama.

Sekarang…. ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika memandang dan melumat makanan yang terasa pahit, mual dan akhirnya muntah. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika panas yang meninggi membuat saya harus mengukur suhu badan dan kompres kepala sendiri. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika saya berobat ke dokter. Ada beberapa saat saya harus sendiri, ketika tenggorokan kering dan kehausan…. akhirnya terantuk lemari saat mengambil minum. Tapi diatas semuanya itu, saya masih bisa bersyukur.

Terima kasih, untuk orang yang sudah merawat saya, dengan kemanjaan dan kerewelan saya. Terima kasih untuk pelukan yang membuat saya cepat tidur dan menutup mata. Terima kasih untuk semua perhatian, bantuan, kasih, dan doa yang diberikan kepada saya. Tahukah?? Sebelum tidur dan menutup mata, saya selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan untuk semuanya. Malam-malam kelemahan itu, saya bersyukur masih ada yang menguatkan dan menjaga saya.

“Jaga diri baik-baik, hanya kamu sendiri yang paling bisa jaga dirimu sendiri”

DYA DYAN

Hari ini… pagi yang cerah, tetapi tak secerah hatinya. Merencanakan perjalanan ke salah satu gereja tua. Manis. Dengan t-shirt kuning plus jelana jeans biru. Rambut panjang yang tergerai, membuat hari itu dia tersenyum melihat cermin. Sendirian, dia tapaki perjalanan pagi menjelang siang dengan harapan dan suara hati yang tak bisa dipungkiri. Disembunyikan dan dibungkus rapi dalam kantung hati yang tak kan ada yang bisa melihat bahkan menyentuh. Selalu dia bawa untuk menghiburnya. Melupakannya. Membiasakannya. Menahannya!!!

Satu per satu langkahnya usai. Satu per satu kesedihan itu terbaca. Setapak demi setapak. Langkah demi langkah. Hanya dia yang tahu. Hanya dia yang rasa. Dengan senyum yang masih akan ada untuk membuat orang lain bahagia. Dibalik senyum yang terlukis di wajah luarnya, hal yang sama telah terlukis senyum luka di dalam wajah hatinya.

Tiba di gereja tua, dia segera melaksanakan tugasnya. Lalu terbujuk menikmati dan menghabiskan waktu untuk duduk, diam dan bersujud di dalam gereja. Burung gereja terbang dan hinggap di sudut pilar dan patung. Bersahutan dan bernyanyi. Lilin altar yang kuning keemasan. Bunga altar putih yang mekar dan segar. Patung-patung yang berdiri tegak, ada yang tersenyum, diam, merenung, membaca dan menyapa. Udara pagi menyentuh lembut dan dingin kulitnya. Hening dan Geming.

Sketsa wajah Dyan mulai tergurat di wajah manisnya. Sketsa cerita lalu mulai mengisi pikirannya. Mencoba menguraikan awal cerita yang menjadi sebagian sejarah. Pertemuan yang biasa dan tidak terencana….. entah ini awal kesedihan, awal kesalahan, atau awal kebahagiaan mereka??? Hanya mereka yang tahu. Seperti kisah abadi: Romeo dan Juliet. Adam dan Hawa. Galih dan Ratna.

Menyandarkan kepala di pundak bangku, membuatnya sedikit lega. Kenapa ada yang sakit? Bukankah cinta Dyan tulus?? Bukankah sebagian perjalanan sulit telah mereka lakoni berdua?? Atau ini semua hanya permainan?? Atau hanya kerikil kecil yang menggoyahkan keyakinan yang telah dijalani sejak 8 tahun atau selama hidupnya?? Perbedaan keyakinan? Perbedaan status? Perbedaan umur? Perbedaan budaya? Perbedaan pendapat? Atau apa??? Semua alasan atau satu alasan saja bisa menjadi jawaban pemisah!!! Seluruh pihak telah bersiap mengisi amunisi, kekuatan, sampai dengan strategi perlawanan.

Kepala yang semakin tertunduk, mata yang mulai membentuk telaga putih dan berkaca-kaca. Lalu air bening mengaliri wajah putihnya. Dia berserah, tidak melawan dan mengintimidasi. Karena Dyan ada ditengah kami. Kalau kedua pihak melawan maka Dyan akan semakin terluka parah. Luka yang sempurna. “Aku takut melukai Dyan terlalu dalam”, ucapnya.

Pasrah. Diam. Membiarkan mereka mengambil kedua tanganku agar aku tak bisa memeluknya. Membiarkan mereka mematahkan kakiku agar aku tak bisa berlari mengejarnya. Membiarkan mereka mengambil pita suaraku agar aku tak bisa memanggil namanya. Membiarkan mereka merusak wajahku agar Dyan tak kan pernah melihat dan mengenalku. Tapi, mereka tak kan bisa menghapus kenanganku, walau memaksa mencuci otakku. Tak kan ada yang bisa mencuri apapun dari dalam hatinya. Tak kan ada yang bisa memadamkan cinta kami!!!
Walau dia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Ketika keheningan tercipta dalam sebuah rekoleksi pribadi, diam menjadi senjata pembunuh yang perlahan tapi pasti. Mungkin sebuah kesalahan dan dosa terbesar yang harus dihindari adalah hubungan kasih mereka!!! “AKU” bisik wanita itu sambil menangis. Sehingga tiada pesan dan suara Dyan adalah hal yang sengaja dan tidak disengaja harus bisa diterima. Membeku dalam dinginnya waktu. Menerima dalam ketidakberdayaan. Merindu dalam ketidakmungkinan. Meski telah terucap hanya satu yang ada dihati selamanya….

Mungkin dalam rekoleksi pribadi, dia telah menemukan jawaban. Tak mengapa, karena semua orang akan bahagia. Tak mengapa, karena semua orang akan menyambutnya dengan senyuman dan kebanggaan. Tak mengapa, karena semua orang akan melupakan masa lalunya, juga kesalahannya. Tak mengapa, karena pengorbanan ini untuk semua orang termasuk dia. Terutama agar Dyan mampu bertahan...

Dyan.......... mampu belajar menghargai perasaan orang lain. Arti cinta dan pengorbanan. Menyelesaikan persoalan dengan bijaksana tanpa marah dan diam. Dewasa. Tak bersembunyi di balik ketidaktahuan dan keingintahuannya karena dia sudah bisa menunjukkan jati diri dan kemauannya. Berbicara dan bertindak sesuai dengan keadaan dan kondisi. Melihat dan melakukan sesuatu dengan memperhitungkan hati nuraninya. Jujur dengan dirinya sendiri dan pilihannya.

Keluar dari gereja tua dengan lunglai.... walau rasanya kosong, tetap terus berjalan dan tegar dalam diam…

RaDi

SENDIRI MENJADI BEGITU INDAH

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika bintang dan bulan tertutup awan
Saat lukisan di bibir manis itu memudar dan menghilang,
saat kenyataan hanyalah mimpi terakhir.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah…

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika satu persatu pergi dan tak kembali,
Saat raga mulai merapuh,
saat air mata tak turun lagi ke daging wajah menguning.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah….

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika setangkai asa kuncup mengering,
Saat hati lepas bebas tanpa arah,
saat samudra menjemput air mata.
Dan sendiri pun menjadi begitu indah…

Dia mengirimkan malaikat untukku,
ketika waktu membujuk mentari tenggelam,
Saat tak ada lagi terang,
saat diam membunuh pertanyaan
atau melahirkan jawaban???

(Sendiri menjadi begitu indah karena ada ketegaran dalam kelemahan)
DP

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger