Tuesday, June 30, 2009

DEMAM

“Aku sakit, demam........” katanya dengan nada lemas dan sedikit batuk.

Suara yang saya dengar dari telepon, Jumat 26 Juni 2009. Dia sedang sakit, dan mengeluh tidak bisa bangun dan badannya panas tinggi. Saya sempat berpikir ini karena dia memikirkan masalah (salah paham) minggu kemarin, masalah yang kalau saya ingat sungguh membuat kami mampu berkaca dan melihat kedalam diri sendiri.

Diburu rasa bersalah dan ragu untuk memulai...... Akhirnya saya mulai berpikir sendiri, bertanya dan menjawab sendiri. Mengeluarkan banyak kekuatan dan daya upaya untuk menuliskan kata “maaf” lewat sms yang saya kirim untuknya. Menghargai kejujuran dan perasaannya, menghargai tindakan dan keputusannya yang sekarang.

Sabtu: 27 Juni 2009. Sms atau gak?? Telepon atau gak?? Pikiran beradu dengan perasaan. Rasanya seperti permainan yang hanya berputar-putar tanpa tahu siapa pemenangnya. Saya ingin tahu kabarnya, tapi ada rasa malu, ego, sekaligus penasaran. “Bagaimana saya tahu kabarnya, kalau saya ga hubungi dia? Tapi kalau dia ga mau angkat, gimana??” pikirku. Sabtu siang itu saya hanya nonton, makan, tidur, dan bersih-bersih. Di kamar, masih saja saya ketik pesan sms di draf, dan memutuskan ga ketemu atau telepon dia, karena ga mau menambah pikirannya, apalagi buat dia tambah sakit (rencananya saya mau kirim nanti malam).

Ajaib, percaya atau tidak?? Tangan saya masih ketik pesan di draf, tapi sms dari dia masuk, dia ingin ditelepon. Hah?? Saya kaget. Dia sendiri yang ingin bicara dengan saya. Dan, akhirnya dia bilang “rindu” walau sedikit susah keluar dari pembicaraan kami lewat telepon itu. Demamnya masih ada, tapi candaannya tetap menjadi ciri khasnya yang selalu saya suka. Tawanya, tawa saya bercampur di telepon, plus batuk dari sakitnya...

Saya sempat merawat sakitnya. Membuatkan bubur dan menyuapinya. Memberikan minum air putih berkali-kali agar panasnya turun dan obatnya. Memijit kepalanya yang pusing dengan minyak telon karena demamnya sampai 40°C (dia suka dengan wangi minyak telon). Membersihkan wajahnya dan mengelap tubuhnya yang panas dengan air hangat biar wangi dan tetap minta dibalurin minyak telon dan bedak bayi (dia sudah mulai menggerutu karena ga mandi). “Aslinya keluar, tenyata dia bisa manja banget, bisa merengek-rengek dan tidur seperti bayi”.

Baru minggu sore, panasnya ga tinggi lagi. Walau masih terasa hangat. Dia masih sakit, tapi panasnya sudah turun dan ga naik lagi. Senang sekali, usaha saya berhasil. Dia mulai sembuh. Dia benar2 membuat saya bangga. Dia membuat saya menjadi seorang wanita yang kuat, yang bisa merawatnya saat dia sakit, jiwa keibuan saya keluar dan saya benar-benar merindukan pekerjaan ini...... yang sudah lama tidak saya kerjakan ketika adik saya terkecil (Ignatio) mulai besar.

Terima kasih, karena kamu mau cepat sembuh, mau makan bubur buatan saya (mungkin kurang enak ya??). Terutama: Terima kasih, karena kamu membuat saya merasa dibutuhkan dan memberi pengalaman-pengalaman baru untuk perjalanan panjang antara Medan-Papua ;-) :-) ^_^
(Tanx God, Novena 3x Salam Maria selesai juga........)

Thursday, June 25, 2009

BEDA TAPI SATU

Tidak Mengherankan! Kenapa kita selalu berselisih paham tentang sesuatu hal .Itu karena kita melihat dari Sisi atau Sudut Pandang yang berbeda.
I call it a Frog and you call it a horse.
Inilah yang membuat perbedaan antara kamu dan aku. Kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, kacamata yang berbeda. Jadi, tak ada yang salah. Pendapat kamu atau aku, keduanya memang benar. Hanya kita perlu memahami dengan tenang, duduk berdua dan mengambil kesimpulan. Karena kita adalah dua manusia dengan pikiran, prinsip, pendidikan, latar belakang, kehidupan yang berbeda.

Ada-ada saja yang menjadi bahan perdebatan yang membawa warna-warni kehidupan. Bukan menjadi pemecah, tetapi mempererat kami. Suasana menjadi lebih ramai, lebih ceria karena pendapat kami yang diselingi tawa, sedikit kesal, dan kejahilan. Akhirnya......... semua membuat kami tak bisa kehilangan satu sama lain.
Bukan kamu atau aku lagi, tapi kita. Aku dan kamu saling menerima perbedaan itu, menyatukannya menjadi sebuah janji untuk kita. Menyatukan perbedaan kita, mungkin kamu 50% dan aku 50%? mungkin juga aku yang mengalah, atau kamu yang mengalah ?.... kita ambil jalan yang terbaik, tercantik, terindah untuk kita. Karena tak bisa dipungkiri, tak bisa dielakkan, tak bisa dipaksakan, kita memang berbeda. Kamu dan Aku. Hanya bagaimana untuk saling mengisi hidup ini dengan cinta kita.

Tuhan yang mempertemukan kita, Tuhan yang menumbuhkan rasa cinta di hati kita. Cinta ini begitu indah.......... mampu membuatku menerimamu apa adanya, mampu membuat kita saling menghormati, saling setia dan menjaga. Dan Tuhan ............. menyatukan cinta kita dalam sebuah pernikahan yang suci.

Persembahan kasih for Wedding: Jessi & Jonadap (02 Juli 2009) @ Medan
I finally found someone, that knocks me off my feetI finally found the one,
that makes me feel complete We started over coffee,
we started out as friendsIt’s funny how from simple things, the best things begin

This time it’s different It’s all because of you
It’s better than it’s ever been ‘Cause we can talk it through
Oohh, my favorite line was “Can I call you sometime ?”
It’s all you had to sayTo take my breath away

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night‘
Cause whatever I do It’s just got to be you
My life has just begun I finally found someone

Did I keep you waiting,
I didn’t mindI apologize, baby, that’s fine I would wait forever
Just to know you were mine
You know I love your hair, are you sure it looks right ?
I love what you wear, isn’t it the time ?
You’re exceptional
I can’t wait for the rest of my life . . .

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone (Song by: Bryan Adams & Barbara Streisand)

Tuesday, June 23, 2009

CINTA SEMUA SAAT

Wajah telaga tidak pernah berdusta,
Ia bergetar saat udara halus menyapu mukanya
Ia beriak saat angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar,
Menghadap awan yang menunggu sabar
Dini hari datang untuk keduanya bersentuhan

Wajah telaga tidak pernah menyangkal,
Ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran kristal putih
Ia mencair saat matahari kembali di angkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi dari perubahan dan gejolak hati,
Menanti awan yang berubah tak pasti
Hingga pagi datang dan keduanya berpulang pada kejujuran

Izinkan wajahku menjadi wajah telaga
Merona saat disulut cinta, menangis saat batin kehilangan kata
Memerah saat dihinggapi amarah, menggurat saat digores waktu
Izinkan wajahku bersuara apa adanya
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur

Namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
Kepada udara, kepada surya, kepada alam raya
Menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh menjadi embun yang mengecupi halus wajahku
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh
sentuhanmu
Bersua tanpa balutan apa-apa

Saat semua cuma cinta
Cinta semua saat
Dan bukan lagi saat demi saat...

(Dewi Lestari)

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger