Ya Tuhan, aku tak mengerti keadaan ini. Semakin berusaha untuk aku
mengerti, semakin sakit sekali hatiku. Semakin aku berusaha untuk menerima
keadaan ini, hatiku hancur.
Setiap aku melangkah, aku selalu jatuh dalam kenangan bersamanya. Rasanya
begitu sakit. Aku ingin sekali berhenti berharap, dan memang itulah yang
sebenarnya harus aku lakukan.
Tuhan, ajarkan ku untuk mengerti keadaan ini. Ajarkan aku untuk memahami
perkara ini. Aku ingin menyerah dan berhenti berharap. Aku ingin sekali
mengakhiri semua penantian panjang ini. Aku yang harus memutuskan masa depanku
Tuhan? Aku yang harus berjalan sendirian bersamaMu Tuhan. Tuhan, Engkau tahu
aku ga kuat, dan susah sekali untuk bangun karena hatiku rapuh.
Jangan biarkan aku menangisi semua yang sudah menjadi masa lalu. Tolong aku
Tuhan untuk kuat menjalani masa depanku disana. Tuhan tolong aku. Tuhan tolong
aku, kasihanilah aku, aku yang berseru dan memohon kepadaMu.
Cukuplah semua rasa ini. Selesaikanlah sudah perasaan ini. Jangan biarkan
aku menoleh ke belakang lagi. Jangan biarkan rasa cinta ini membuatku terpuruk
dan tidak mampu melangkah lagi. Masa depan yang telah Engkau siapkan untukku
sangat sulit kugapai Tuhan, aku sangat memohon pertolongan tanganMu untuk
memapahku yang jatuh dan tak sanggup bangun dan berjalan.
Selama ini, aku kuatkan hatiku untuk menerima kenyataan bahwa tak ada
harapan lagi untuk kami. Walau sulit untuk mendengar sekali lagi perkataannya,
aku berusaha untuk mendengar lagi, tanpa ada air mata. Aku berusaha untuk tegar
dan siap untuk bertemu dia, bertanya padanya untuk meyakinkan hatiku kalau memang
aku tidak boleh berharap. Dia sudah meninggalkan aku sendirian, dan aku harus
melangkah.
Tuhan, rasanya masih sakit. Sakitnya masih sangat terasa dan sekuat apapun
aku menahan diriku untuk tegar, aku tetap saja menangis. Rasanya mustahil untuk
membuang semua harapan bersamanya. Rasanya mustahil untuk berhenti
mencintainya. Tetapi, aku percaya Bapa, Engkau juga mengasihiku, Engkau juga
mencintaiku, tak ada yang mustahil bagiMu.
Bapa di surga, aku mohon, jangan pernah lagi aku merasakan kesakitan ini.
Suatu hari nanti, kelak, aku akan kuat dan tidak pernah lagi berharap
kembali. Tuhan, boleh kan aku menangis dihadapanMu? Tuhan, aku tak tahu masa
depanku, aku tak tahu kemana sebenarnya jalan yang Engkau pilihkan untukku. Semua
terasa gelap, aku tak mengerti. Persoalan yang datang dalam kehidupanku,
membuatku rapuh.....
Karena itu..........., sekarang aku menyerah. Peganglah aku
Tuhan, kemanapun Engkau mengarahkanku, kemanapun Engkau memintaku berjalan, aku
akan berjalan tanpa bertanya kemana? mau kemana? kenapa? Terima kasih Engkau
mengabulkan doaku untuk bertemu dia lagi, bicara dengan baik, dan menerima
semuanya. Tuhan, dia sungguh mengenalmu, seperti aku yang juga mengenalmu. Sudilah
Tuhan, membantuku seperti sekuat dia. Sudilah Tuhan, membangkitkanku seperti
dia.
Aku akan selalu mencintai dia.
Dan semua rasa cinta dalam hatiku padanya, ambillah kembali Tuhan, semuanya
sudah cukup, sudah selesai. Kuserahkan semua rasa cintaku ini di haribaanMu
Bapa, kuserahkan semua harapan cinta ini kepadaMu Bapa. Kumohon, terimalah
cinta ini, kutitipkan semua rasa cinta ini padaMu. Aku menyerah, tak ingin lagi
tersiksa karena cinta ini, tak ingin lagi berharap dan menangisinya. Jadi,
semua yang sudah tumbuh di hatiku, rasa cinta ini, aku serahkan lagi ke
haribaanMu. Karena semua sudah berakhir, tak ada gunanya aku membawanya terus.
Saat aku membawanya, aku jatuh dan jatuh lagi, dan lemah.
Mengapa Tuhan, mengapa Engkau memberikan aku waktu yang begitu terbatas kepada cinta kami yang begitu singkat? Mengapa Tuhan, Engkau memberikan cinta ini hanya dalam waktu yang terbatas? Apakah yang sebenarnya Engkau rencanakan padaku Tuhan? Dan mengapa Engkau membiarkan aku tahu, bahwa hari terakhirku bersamanya akan segera tiba? Mungkin apa aku terlalu terbatas untuk bisa menyelami hatiMu Bapa? Tapi, kupikir, mungkinkah Engkau memberikan waktu yang begitu terbatas, karena Engkau begitu menyayangiku?
Jadilah padaku seperti yang
Engkau ingini..... Tuhan, terima kasih untuk hidup ini.