Tuesday, May 12, 2015

Jangan Mencintaiku


Sehabis membaca cerita pendek kiriman blogger yang lain. Ada cerita yang menarik disana. Saya mencoba menarik cerita lebih dalam lagi tentang si peran wanita. Mungkin karena itu hanya cerpen, saya mencoba memperluas ceritanya.

Sudah aku bilang jangan mencintai aku! Aku benci jatuh cinta! Aku marah. dan sangat marah. Sampai kali ini ingin sekali pergi melepaskan amarah dan dendam kesiapa saja. Kenapa tidak ada yang mengerti aku! Sudah habis rasa cinta di hatiku. Aku sudah tidak percaya lagi pada cinta. Aku benci untuk mendengar ada yang bilang mencintaiku atau memujiku.

Oh Tuhan, maafkan aku. Aku masih benar-benar marah dan sangat membenci cinta!!! Aku ingin teriak dan menangis sepuas mungkin dan bilang tak ada gunanya mencintaiku!! Aku sangat tidak percaya cinta! Aku benci!

Mau lari kemana lagi? Aku pernah percaya dan sangat mencintai seseorang, tapi aku malah dibiarkan pergi. Dia tidak pernah percaya cintaku dan selalu yang paling benar. Sejak itu, aku keras dengan diriku. Aku keras dengan hidupku. Hal yang tak pernah kukerjakan dan paling dilarang olehnya, semua sudah kulakukan. Aku mencintainya sekaligus sangat membencinya. Aku sangat membenci cintaku.

Jadi, biarkan saja semua ini membuatku semakin kuat. Aku mulai olahraga yang dulu pernah kutinggalkan: berenang, sepeda, dan badminton. Aku terus berolahraga sampai aku capek dan benar-benar puas dan merasa kuat. Dulu dia selalu bilang aku ga boleh angkat yang berat-berat, ga boleh capek, ga boleh ini, ga boleh itu. Tapi apa dia tahu? Sekarang aku sudah bisa mengangkat galon Aqua, yang selalu dia larang karena ga mau aku sakit perut atau kecapekan. Sekarang, semua yang dia pikir aku tak mampu kerjakan, sudah kukerjakan. Aku kuat karena rasa benciku. Dan aku lemah karena rasa cintaku.

Apa yang selalu dia sayang, Bunny yang sangat mencintainya, mungkin sekarang sudah mati! Aku tidak sebodoh yang dia pikirkan. Aku tidak segampang yang dia pikirkan. Aku tidak selemah yang dia bayangkan. 

Sungguh miris memang melihat hitam putih, benci cinta, yang terjadi dalam pikiranku.

Kuakui, aku sangat mencintai dia dan semua kenangan manis dan lucu yang kami buat. Tapi, aku juga membenci semua perbuatan bodoh yang sudah aku lakukan dan dia lakukan. Bodoh sekali aku mengharapkan masa depanku bersama dia selamanya.

Aku rapuh Tuhan, sakit sekali.... Aku rapuh tanpa dia, seperti kehilangan arah. Tak adakah yang mengerti perasaanku? Aku hanya ingin diam dan sendiri. Aku tak perduli entah sampai kapan. Aku benci untuk mencintai siapapun, jadi jangan pernah mencintaiku!

Picik? Sampai sekarang aku tak terlalu memahami arti picik itu. Setahuku, aku selalu apa adanya, mencoba jujur dengan perasaanku saat bersama dia. 

Tetapi sekarang, aku mengerti apa arti picik yang sebenarnya. Setidaknya, versi picik menurut arti yang kupahami. Aku picik untuk membenci dicintai walau memang manusiawi, aku juga butuh dicintai, dihargai dan dikagumi. Aku picik, mencoba selalu tampil menarik, tetapi hati tak tertarik untuk menerima ketertarikan orang lain. Aku picik, saat mencintai dia sekaligus membenci dia. Aku picik, saat aku merasa kuat, walau hatiku sebenarnya  menangis. Aku picik, saat orang lain melihatku sempurna tanpa cacat, tapi sebenarnya apa yang orang lain tahu? Aku picik, saat aku katakan tidak cemburu, padahal aku cemburu. Aku picik, saat yang aku katakan berbeda dengan yang ada di dalam hatiku dan inginku. Aku picik, saat melihat orang lain terluka, walau sebenarnya aku tak tega. 

Lelah dalam keterasingan dan drama hidup. Sejak dia pergi, aku tak perduli. Aku hanya ingin memperbaiki diriku. Aku hanya ingin sendiri dan meyelami arti hidupku. Aku hanya ingin melihatku lebih dalam lagi dan lagi bersama Tuhanku. Hanya Dia-lah yang paling mengerti siapa aku dan bagaimana aku yang sebenarnya. 

Maaf, aku tak bisa menerima cintamu, cintanya dan cinta orang lain. Aku mencoba merelakan semua yang sudah terjadi, tetapi sampai saat ini, aku belum siap. Saat aku siap, aku pasti akan benar-benar melupakan dia selamanya. Aku tidak akan pernah mengingatnya lagi. Aku tidak akan pernah menangisi dia lagi. Aku janji padaMu Tuhan, ini terakhir kalinya! 

Menyesal memang tak ada gunanya, tapi inilah kenyataannya. Berakhir sudah, dan semua sudah habis. Butuh kekuatan untuk bertemu dia lagi. Kuharap aku tidak pernah melihat dia lagi, karena bila aku melihatnya, hanya ada luka. 

Aku tak akan mudah percaya cinta lagi. Percayalah, tak ada cinta yang lebih sempurna dari cinta kamu. Percayalah, tak ada sakit yang lebih sempurna dari sakit karena kamu.

Akhirnya memang si wanita tetap bertahan dengan kondisinya sekarang. Saya pikir, memang dia perlu berubah, tapi saat ini dia masih terluka, jadi butuh waktu untuk membuka lembaran baru. Tak semudah yang orang pikirkan. 3 bulan, 4 bulan, itu bukan waktu yang mudah untuk melupakan. Mungkin orang lain dan terdekatnya berpikir dia mudah untuk mencari pengganti, tetapi itulah kacamata orang lain. Bukan hatinya, bukan dirinya, bukan perasaannya.  


  

Monday, May 11, 2015

Aku Ada, Ternyata Aku Masih Cinta




Seperti "Hanya Isyarat" Dewi Lestari, mungkin inilah bagian yang harus kuakui. Aku masih mencintaimu.

Andai engkau tau betapa aku masih mencintaimu? Selalu menjadikanmu isi dalam doaku. Kuakui tak mudah untuk percaya keadaan ini. Tapi inilah kenyataan yang harus kujalani.
Aku melihat ke belakang dengan bayanganmu yang membuatku sakit, sedih dan bila terus kulanjutkan memikirkan masa lalu, membuatku langsung demam. 

Sudah beberapa bulan, dan aku belum pernah melihat kamu, mendengar suaramu. Apakah disana kamu sudah benar-benar melupakan aku?

Aku juga ingin sekali melupakan kamu, seperti kamu yang mungkin disana sudah bisa melupakan aku. Tetapi, sampai saat ini aku masih merindukanmu. Aku masih ada, entahlah kau perduli atau tidak. Tak ada yang mampu menjawab pertanyaanku: apakah dia mengingatku? apakah disana dia merindukanku? apakah dia benar-benar membenciku?

Aku menjawab semuanya sendirian dalam hatiku. Walau ingin sekali kau tahu, aku ada, cintaku ada, rinduku ada. Memandangi bayanganmu dalam bayanganku, dalam mimpiku, membuatku ingin sekali memelukmu. Tapi aku tahu, kamu hanyalah bayangan yang terus ada dalam mimpi dan hayalku, entah kapan menjadi nyata, ataukah tidak akan pernah menjadi nyata?

Seperti mencintai dalam bayang, aku selalu menunggu waktu yang menjawab. Apakah aku menemukanmu? Apakah kau akan menemukanku? Ataukah kita tidak pernah bertemu lagi? Dalam sedih dan lamunanku, dalam rinduku, dalam keramaian, aku masih mencintai kita.

Aku memang sudah cukup terluka dalam karena kamu. Aku ingin pergi sejauh apapun untuk melupakan kamu. Tapi, aku masih kembali ke dasar cintamu. Dan aku hanya bisa diam dan hanya mampu untuk mengerti cinta ini tak punya dasar untuk bersandar lagi. Karena kita sudah tidak ada, cinta kita sudah bukan seperti dulu lagi. 

Tetapi, cintaku masih ada. Aku masih mencintaimu dalam diam. Kamu tak perlu tau isyaratku, dan kini semua kuharap kamu mengerti apakah itu cinta kasih? 

Tuhan tau siapa aku. Tuhan tau cintaku. Dan kamu juga. Tuhan tau kamu, cintamu dan keinginanmu. Aku mengerti, cukup mengerti arti dari suara keras itu, arti dari tak memberikan harapan itu. Aku mengerti, bahwa semua kekurangan ku cukup menjadi alasan kenapa ini semua harus berakhir. Aku mengerti dan mencoba segala cara untuk mengerti semua pesanmu, semua isyaratmu.

Malaikat juga tau. Bantulah aku melupakan dia, bila semua ini adalah isyarat bahwa cintaku hanya sia-sia. Atau bantulah aku untuk mengerti langit tak membutuhkan jawaban bumi untuk membalas cintanya yang selalu melindungi tanpa syarat.

Tiada yang lebih pilu, selain hatiku yang mencintaimu dalam diam. Kau tak akan menemukan jejakku dalam langkahmu. 

Thursday, May 7, 2015

Pria Puber Kedua


Mungkin Anda pernah mendengar pria puber kedua. Menurut yang awam tau, kebanyakan pria separuh baya yang genit dan bergaya terlalu berlebihan, dan parlente biasanya sedang mengalami masa puber kedua. Hal inilah membuat saya memperhatikan gerak-gerik pria menikah atau lajang pada usia 40-an, yang biasanya sedang memiliki proses puber kedua.

Seperti yang paling dekat saja, di lingkungan kita masing-masing. Ada saja perselingkuhan, tebar pesona, pacaran atau sekedar curhat yang sebenarnya hanya untuk menunjukkan kebolehan, kebisaan dan kemampuan. Menulis cerita ini dari pengalaman nyata, yang curhat dengan nama yang semu.

1) Rani yang sudah menikah 12 tahun dan bersuami 41 tahun. Selama pacaran 8 tahun, Rani mengatakan, suaminya tidak pernah selingkuh. Tetapi setelah hamil anak ketiga, dia melihat tingkah suaminya "Boy" yang berbeda. Memang, ketika hamil anak ke-3 ekonomi mereka mulai naik. Suami yang biasanya berangkat kerja cool dan biasa saja, sekarang sudah mulai parlente: pakai minyak wangi yang menusuk hidung, minyak rambut, dan sering berganti gaya baju. Semula Rani biasa saja sambil mengerti mungkin kebutuhan prestise di kantor. Tetapi setelah melihat bekas lipstik di kemeja Boy, dia menangis dan bertanya. Dan, jawaban dari pertanyaan itu adalah plaaaakkkk, saat hamil ke 8 bulan. Kaget dan tak menyangka melihat Boy yang dulunya sangat romantis dan tidak pernah selingkuh, berlaku kasar. Dan semakin hari, berbulan-bulan sampai anak usia ke-3 bulan, Boy semakin berani memukul lebih kasar lagi. Ternyata, Boy sudah pacaran dengan teman sekantornya, janda beranak dua. Rani yang awalnya takut dan malu untuk mengadu ke orang tuanya dan orang tua Boy, terbata-bata menyampaikan isi hati dan perlakuan suaminya. Dan akhirnya.... meja hijau. 

2) Ali posisi Manager, mempunyai istri yang jarang dandan dan bergaya tomboy. Selama ini semua pihak melihat Ali adalah ayah yang setia (lihat dari cover). Tetapi ternyata sangat menyukai wanita yang kurus dan berpenampilan natural dan membuatnya semangat bekerja setiap hari "Ina". Perhatian yang berlebihan memang tidak membuat Ina yang disukainya tertarik. Dan Ali hanya mampu mengagumi saja. Walaupun sudah jujur mengatakan isi hatinya, Ina tidak sedikitpun menerimanya. Padahal Ina sudah cukup matang menikah, tetapi memang belum jodoh Ina selalu kalah dalam percintaannya. Kekosongan hatinya tidak mampu membuat tiap pria yang mendekatinya gampang mendekati. Ina hanya menganggapnya sebagai teman. Bukan hanya Ali yang menyukainya, Dani dan Satrio yang sering mengajaknya makan bareng juga mengisi hari-harinya. Hati Ina masih sakit, apalagi melihat pria yang separuh baya tebar pesona padanya, Ina semakin miris melihat sifat pria. * Andai Ina mau, mungkin wanita ini bisa menjadi pengganggu rumah tangga orang lain.

3) Ko Budi yang lama hidup diluar negeri, tidak punya anak dan pisah dengan istrinya. Selama ini hanya menganggap wanita itu hanya kebutuhan tanpa ikatan yang harus dijaga dan dilestarikan hubungannya. Semua hubungan itu menurut dia serba cepat dan tak butuh waktu lama. Walaupun sudah separuh baya, dia tidak merasa kesepian, karena punya duit dan semuanya bisa dibeli dengan uang. Andai suatu saat menemukan wanita untuk bersamanya seumur hidupnya, berarti itu rejeki. Tapi dia ga ngoyo untuk harus dapat istri secepatnya. Gampanglah, semua bisa didapatkan di Indonesia. Dia pernah bertanya, bagaimana sih jatuh cinta itu? Seumur saya sekarang ini, saya sudah bosan lho bercinta??? *saya pun bingung menjawabnya.

4) Nanang yang tajir melintir, sudah tua, punya 1 anak dan cucu. Kesehatan yang sudah menurun, tidak menyurutkan kesukaannya pada perempuan-perempuan muda. Bila tidak ada perempuan muda yang bisa didekatinya dan diajak bercinta, dia menonton blue film yang membuat dia puas. Menurutnya selingkuh itu biasa, selama istri tidak tahu dan pulang ke rumah setiap malam. Andai istrinya tahu, sepertinya istrinya juga tutup mata karena Nanang setiap hari pulang ke rumah dan kebutuhan ekonomi yang selalu dia penuhi. Dengan percaya diri, Nanang selalu berkata, jadi cewek itu harus mengerti sifat pria, ga usah ngecek HP dan isi komputer deh. Pura-pura ga tau aja, diamkan saja, yang penting suami itu pulang ke rumah???

*cukuplah 4 contoh diatas membuat saya mual sekali menulis ini, seperti mau muntah, serius...........................butuh toilet buat muntah \&#%$!*


Huffttth, dari ke-4 contoh pria separuh baya yang lagi menikmati masa puber kedua (kata orang), saya berpikir apakah tidak ada cinta dan hati mereka yang tulus kepada pasangannya? Apakah secepat itu melupakan perasaan daripada logika dan nafsu sesaat? Memang benar, wanita itu menggunakan perasaan, tetapi apakah pria 90% hanya berisi nafsu dan logika yang harus dipenuhi? 

Apakah setiap wanita juga harus menyiapkan diri untuk melihat perubahan umur biologis pria puber kedua ini? Yup, mungkin itu jawabannya, bila pasangan menginjak umur puber lagi. Wanita saat itu secara visual harus kelihatan fresh, cantik dan sehat, juga harus bisa menjadi pasangan tempat curhat suami. Jadi, pasangannya tidak menyeleweng dong? Setidaknya wanita berkaca dan berusaha untuk tidak membuat pria itu bosan. Paling tidak membuat dia penasaran dan klepek-klepek. Jangan sampai pria sering sekali curhat dengan rekannya, setiap kali antar-jemput.

Minimalisir untuk jadi istri yang cemburuan. Buat pria itu tahu, rugi sekali meninggalkan Anda. Anda adalah istri, pasangan yang patut dihormati dan diperjuangkan selamanya dong, bukan hanya sampai puber kedua. Anda adalah pasangan yang dibanggakan dong, bukan disembunyikan seperti dalam tempurung!

Kalau memang pasanganmu sudah mempunyai sifat buruk yang tidak bisa berubah, walaupun istrinya sudah mencoba menjadi pasangan yang terbaik. Maaf, mungkin dia memang tidak pantas untuk Anda. Anda patut hidup bersama pria yang baik dan mencintai Anda selamanya, yang membuat kalian berdua saling menyempurnakan. Seperti pekerjaan, jodoh merupakan rejeki yang patut kita syukuri. Syukurilah setiap saat, setiap detik, bersama dengan pasanganmu. Karena waktu di kehidupan ini hanya sementara. Waktu tidak dapat mundur lagi. Jangan menyesal bila pasanganmu sudah tiada dan tak pernah kembali lagi. Sadarilah sebelum anda kehilangannya. Apalah arti pencarian yang terus menerus dalam kesemuan yang berakhir tanpa tujuan?  

Masa pubertas itu hanya sementara dan berakhir dengan umur yang semakin bertambah. Siapkah Anda hidup dalam logika pencapaian nafsu untuk memenuhi hasrat sesaat? Yang hanya ingin menunjukkan kamu kuat, kamu bisa dan kamu hebat. Selamanyakah kamu sehebat itu? Selamanyakah kamu kuat?? 

Suatu saat kamu akan mencapai masa tua dengan kerapuhan. Nah, saat itu, siapakah yang mampu bersamamu hidup menghabiskan waktu dan masa tuamu, yang bisa bersama tersenyum dan tertawa melihat indahnya keriput di wajah dan tanganmu, yang bisa bersamamu menghabiskan kopi dan susu di pagi hari yang cerah, yang bisa menikmati waktumu bersama dalam kebahagiaan di dunia yang hanya sesaat ini....

Saya ingin sekali mengakhiri cerita hidup dengan damai dan cinta. Tak ingin mual dan menangis melihat kengerian hubungan sesaat. Susah memang mencari pria yang baik hati, kalaupun ada, pasti sudah ada yang punya. Biarlah, semua pasti indah pada waktunya. *saya terus berharap, memperbaiki serta menyiapkan diri :)

Saya dedikasikan pada pria-pria diluar sana, yang pernah membuat pasangannya menangis dan terluka, yang pernah membuat pasangannya mual dan jijik. Percayalah, hanya cinta yang mampu membuatmu kembali. Hanya cinta kasih yang membuat hubungan bisa saling menghormati dan bertahan lama. Jadi, teruslah setiap hari merasakan jatuh cinta kepada pasanganmu.

Buat wanita yang pernah sakit hati dan sedih karena pria, saya cukup mengerti apa yang kalian rasakan. Tetaplah berusaha menjadi yang terbaik!

  

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger