Mungkin Anda pernah mendengar pria puber kedua. Menurut yang awam tau, kebanyakan pria separuh baya yang genit dan bergaya terlalu berlebihan, dan parlente biasanya sedang mengalami masa puber kedua. Hal inilah membuat saya memperhatikan gerak-gerik pria menikah atau lajang pada usia 40-an, yang biasanya sedang memiliki proses puber kedua.
Seperti yang paling dekat saja, di lingkungan kita masing-masing. Ada saja perselingkuhan, tebar pesona, pacaran atau sekedar curhat yang sebenarnya hanya untuk menunjukkan kebolehan, kebisaan dan kemampuan. Menulis cerita ini dari pengalaman nyata, yang curhat dengan nama yang semu.
1) Rani yang sudah menikah 12 tahun dan bersuami 41 tahun. Selama pacaran 8 tahun, Rani mengatakan, suaminya tidak pernah selingkuh. Tetapi setelah hamil anak ketiga, dia melihat tingkah suaminya "Boy" yang berbeda. Memang, ketika hamil anak ke-3 ekonomi mereka mulai naik. Suami yang biasanya berangkat kerja cool dan biasa saja, sekarang sudah mulai parlente: pakai minyak wangi yang menusuk hidung, minyak rambut, dan sering berganti gaya baju. Semula Rani biasa saja sambil mengerti mungkin kebutuhan prestise di kantor. Tetapi setelah melihat bekas lipstik di kemeja Boy, dia menangis dan bertanya. Dan, jawaban dari pertanyaan itu adalah plaaaakkkk, saat hamil ke 8 bulan. Kaget dan tak menyangka melihat Boy yang dulunya sangat romantis dan tidak pernah selingkuh, berlaku kasar. Dan semakin hari, berbulan-bulan sampai anak usia ke-3 bulan, Boy semakin berani memukul lebih kasar lagi. Ternyata, Boy sudah pacaran dengan teman sekantornya, janda beranak dua. Rani yang awalnya takut dan malu untuk mengadu ke orang tuanya dan orang tua Boy, terbata-bata menyampaikan isi hati dan perlakuan suaminya. Dan akhirnya.... meja hijau.
2) Ali posisi Manager, mempunyai istri yang jarang dandan dan bergaya tomboy. Selama ini semua pihak melihat Ali adalah ayah yang setia (lihat dari cover). Tetapi ternyata sangat menyukai wanita yang kurus dan berpenampilan natural dan membuatnya semangat bekerja setiap hari "Ina". Perhatian yang berlebihan memang tidak membuat Ina yang disukainya tertarik. Dan Ali hanya mampu mengagumi saja. Walaupun sudah jujur mengatakan isi hatinya, Ina tidak sedikitpun menerimanya. Padahal Ina sudah cukup matang menikah, tetapi memang belum jodoh Ina selalu kalah dalam percintaannya. Kekosongan hatinya tidak mampu membuat tiap pria yang mendekatinya gampang mendekati. Ina hanya menganggapnya sebagai teman. Bukan hanya Ali yang menyukainya, Dani dan Satrio yang sering mengajaknya makan bareng juga mengisi hari-harinya. Hati Ina masih sakit, apalagi melihat pria yang separuh baya tebar pesona padanya, Ina semakin miris melihat sifat pria. * Andai Ina mau, mungkin wanita ini bisa menjadi pengganggu rumah tangga orang lain.
3) Ko Budi yang lama hidup diluar negeri, tidak punya anak dan pisah dengan istrinya. Selama ini hanya menganggap wanita itu hanya kebutuhan tanpa ikatan yang harus dijaga dan dilestarikan hubungannya. Semua hubungan itu menurut dia serba cepat dan tak butuh waktu lama. Walaupun sudah separuh baya, dia tidak merasa kesepian, karena punya duit dan semuanya bisa dibeli dengan uang. Andai suatu saat menemukan wanita untuk bersamanya seumur hidupnya, berarti itu rejeki. Tapi dia ga ngoyo untuk harus dapat istri secepatnya. Gampanglah, semua bisa didapatkan di Indonesia. Dia pernah bertanya, bagaimana sih jatuh cinta itu? Seumur saya sekarang ini, saya sudah bosan lho bercinta??? *saya pun bingung menjawabnya.
4) Nanang yang tajir melintir, sudah tua, punya 1 anak dan cucu. Kesehatan yang sudah menurun, tidak menyurutkan kesukaannya pada perempuan-perempuan muda. Bila tidak ada perempuan muda yang bisa didekatinya dan diajak bercinta, dia menonton blue film yang membuat dia puas. Menurutnya selingkuh itu biasa, selama istri tidak tahu dan pulang ke rumah setiap malam. Andai istrinya tahu, sepertinya istrinya juga tutup mata karena Nanang setiap hari pulang ke rumah dan kebutuhan ekonomi yang selalu dia penuhi. Dengan percaya diri, Nanang selalu berkata, jadi cewek itu harus mengerti sifat pria, ga usah ngecek HP dan isi komputer deh. Pura-pura ga tau aja, diamkan saja, yang penting suami itu pulang ke rumah???
*cukuplah 4 contoh diatas membuat saya mual sekali menulis ini, seperti mau muntah, serius...........................butuh toilet buat muntah \&#%$!*
*cukuplah 4 contoh diatas membuat saya mual sekali menulis ini, seperti mau muntah, serius...........................butuh toilet buat muntah \&#%$!*
Huffttth, dari ke-4 contoh pria separuh baya yang lagi menikmati masa puber kedua (kata orang), saya berpikir apakah tidak ada cinta dan hati mereka yang tulus kepada pasangannya? Apakah secepat itu melupakan perasaan daripada logika dan nafsu sesaat? Memang benar, wanita itu menggunakan perasaan, tetapi apakah pria 90% hanya berisi nafsu dan logika yang harus dipenuhi?
Apakah setiap wanita juga harus menyiapkan diri untuk melihat perubahan umur biologis pria puber kedua ini? Yup, mungkin itu jawabannya, bila pasangan menginjak umur puber lagi. Wanita saat itu secara visual harus kelihatan fresh, cantik dan sehat, juga harus bisa menjadi pasangan tempat curhat suami. Jadi, pasangannya tidak menyeleweng dong? Setidaknya wanita berkaca dan berusaha untuk tidak membuat pria itu bosan. Paling tidak membuat dia penasaran dan klepek-klepek. Jangan sampai pria sering sekali curhat dengan rekannya, setiap kali antar-jemput.
Minimalisir untuk jadi istri yang cemburuan. Buat pria itu tahu, rugi sekali meninggalkan Anda. Anda adalah istri, pasangan yang patut dihormati dan diperjuangkan selamanya dong, bukan hanya sampai puber kedua. Anda adalah pasangan yang dibanggakan dong, bukan disembunyikan seperti dalam tempurung!
Kalau memang pasanganmu sudah mempunyai sifat buruk yang tidak bisa berubah, walaupun istrinya sudah mencoba menjadi pasangan yang terbaik. Maaf, mungkin dia memang tidak pantas untuk Anda. Anda patut hidup bersama pria yang baik dan mencintai Anda selamanya, yang membuat kalian berdua saling menyempurnakan. Seperti pekerjaan, jodoh merupakan rejeki yang patut kita syukuri. Syukurilah setiap saat, setiap detik, bersama dengan pasanganmu. Karena waktu di kehidupan ini hanya sementara. Waktu tidak dapat mundur lagi. Jangan menyesal bila pasanganmu sudah tiada dan tak pernah kembali lagi. Sadarilah sebelum anda kehilangannya. Apalah arti pencarian yang terus menerus dalam kesemuan yang berakhir tanpa tujuan?
Masa pubertas itu hanya sementara dan berakhir dengan umur yang semakin bertambah. Siapkah Anda hidup dalam logika pencapaian nafsu untuk memenuhi hasrat sesaat? Yang hanya ingin menunjukkan kamu kuat, kamu bisa dan kamu hebat. Selamanyakah kamu sehebat itu? Selamanyakah kamu kuat??
Suatu saat kamu akan mencapai masa tua dengan kerapuhan. Nah, saat itu, siapakah yang mampu bersamamu hidup menghabiskan waktu dan masa tuamu, yang bisa bersama tersenyum dan tertawa melihat indahnya keriput di wajah dan tanganmu, yang bisa bersamamu menghabiskan kopi dan susu di pagi hari yang cerah, yang bisa menikmati waktumu bersama dalam kebahagiaan di dunia yang hanya sesaat ini....
Saya ingin sekali mengakhiri cerita hidup dengan damai dan cinta. Tak ingin mual dan menangis melihat kengerian hubungan sesaat. Susah memang mencari pria yang baik hati, kalaupun ada, pasti sudah ada yang punya. Biarlah, semua pasti indah pada waktunya. *saya terus berharap, memperbaiki serta menyiapkan diri :)
Saya dedikasikan pada pria-pria diluar sana, yang pernah membuat pasangannya menangis dan terluka, yang pernah membuat pasangannya mual dan jijik. Percayalah, hanya cinta yang mampu membuatmu kembali. Hanya cinta kasih yang membuat hubungan bisa saling menghormati dan bertahan lama. Jadi, teruslah setiap hari merasakan jatuh cinta kepada pasanganmu.
Buat wanita yang pernah sakit hati dan sedih karena pria, saya cukup mengerti apa yang kalian rasakan. Tetaplah berusaha menjadi yang terbaik!
Buat wanita yang pernah sakit hati dan sedih karena pria, saya cukup mengerti apa yang kalian rasakan. Tetaplah berusaha menjadi yang terbaik!