Thursday, June 18, 2009

WADAHMU BIRUKU

Waktu membuat batas yang jelas antara sekarang dan akan datang. Perubahan merupakan kata yang adil untuk menerima masa lalu. Hari ini ada, besok tiada.

Saat bahagia datang, ada tanya: “sampai kapan bahagia ini, akankah untuk selamanya??” Ada ketakutan yang tak ingin melepaskan rasa bahagia. Saat duka datang, mau tak mau realita itu harus dihadapi. Seperti kejadian masa lalu, baru terjadi, dan akan terjadi. Seberapa kuatkah kamu bisa bertahan untuk menunggu waktu.

Rutinitas yang tak kenal bosan dan tak ingin. Tak perduli kalau kamu tak suka apalagi tak mau. Pertarungan untuk memperebutkan menang atau kalah?? Pernahkah bungkam dan diam akhirnya merajai pikiran dan sikapmu?? Ketika kamu tau... ternyata tak bisa mewujudkan cita dan harapanmu. Ugggh, rasanya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.

Akhirnya..... kamu harus bisa seperti air, mengikuti wadah yang tersedia, mengikuti aliran hidup yang menuntunmu ke jalan yang mungkin tak kau rencanakan. Sejauh dan sekuat apapun berusaha, jika Tuhan tak berkehendak, kita tak bisa melawan. Sebuah kata yang meredam emosi dan keegoan manusia yang penuh dengan ambisi!!!???

Jangan anggap itu sebuah nasihat atau cerita bijak. Kamu adalah Kamu!! Aku adalah Aku!! Tak perlu juga mengganggap ini benar!!! Tak adil bila pendapat orang lain harus kamu terima, karena tanggung jawab dan hukum sebab-akibat hanya kamu sendiri yang bisa menanggung. Terserah pilihanmu!!

Saya tahu, kesabaran mungkin bisa berubah menjadi amarah. Saya tahu, penantian bisa berubah menjadi pelarian. Dan waktu bisa berhenti kapan saja!!! Saya hanya menunggu wadah tempat saya diam dan bernaung tiba. Saya hanya berharap wadah saya memberi damai yang tak sekedar janji dan akhirnya sia-sia!!! Dan saya akan berubah menjadi air biru yang tenang dan selalu setia mengisi dan memenuhi wadah itu menjadi indah, menarik dan cantik. Sehingga membawa kebahagiaan untuk semuanya, termasuk senyum untukNYA. Karena wadahmu, biruku.....

Thursday, June 11, 2009

TAK ADA YANG ABADI

Petualangan, peristiwa, sampai pada kenangan, mengartikan perubahan yang teramat kekal dan abadi. Sungguhkah tak ada yang bisa dipastikan, tak adakah yang bisa dijanjikan dan berlaku seumur hidup ini? Lalu apa yang bisa bertahan dan abadi?

Kehidupan adalah dunia kecil yang diisi oleh orang-orang kecil berkemauan besar dan beraneka. Ada-ada saja yang diminta dan dilakukan. Terkadang tak bisa atau tak mau mensyukuri yang sudah ada, melihat dan membandingkan milik orang lain, padahal yang dimilikinya “terbaik”.

Janji dan sumpah, ibarat kiasan tak bernilai apalagi berharga. Tak perduli melukai dan menyakiti siapa?? Seakan-akan berlomba untuk menang dan menunjukkan kelihaiannya. Yang penting uang, kepuasan, jabatan dan penghargaan!! Tak ada rasa, tak ada suara hati lagi!!

Hidup yang tak abadi di dunia fana ini, ternyata diisi juga dengan kisah, kemauan, janji, eksistensi, sikap, dan lain-lain yang tak abadi. Mau tak mau, setuju tak setuju, pantas tidak pantas........... tak ada yang bisa menolak, jika Tuhan sudah menuliskannya. Perubahan yang membuat kita sadar, manusia punya keterbatasan dan bersandar padaNYA.

Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi. Maka renungkanlah seluruh tembok angkuh jiwamu dan kasihmu..... sebelum engkau berubah dan berakhir!!!

Monday, May 25, 2009

MASIH ADA

Aku masih ada…
Dengan seluruh kisah dan kenangan
Terbingkai diantara tempatmu dan tempatku
Mungkin sudah menjadi batu nisan
yang kau tinggalkan tanpa nama !!


Aku masih ada…
Menunggu kehadiranmu
yang pergi tanpa pesan dan isyarat
dan tak mampu ku tahan
Karena angin membawa mu dan aku terhempas
Hancur dan terpisah ….

Aku masih ada…
Ditengah keramaian dan keasingan
yang semakin lama membuat ku buta
Akan arti sebuah nama dan waktu
Aku tak bisa melawan…

Aku masih ada…
Menjelma menjadi sebuah ukiran dan tulisan
Menjelma menjadi mimpi dan citamu
Di setiap langkah-langkah dan inginmu…
Saat terakkhirku nanti…
hanya ingin kau tahu “Betapa aku mencintaimu ….”

Dan….. masih adakah kau untukku???

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger