Waktu membuat batas yang jelas antara sekarang dan akan datang. Perubahan merupakan kata yang adil untuk menerima masa lalu. Hari ini ada, besok tiada.
Saat bahagia datang, ada tanya: “sampai kapan bahagia ini, akankah untuk selamanya??” Ada ketakutan yang tak ingin melepaskan rasa bahagia. Saat duka datang, mau tak mau realita itu harus dihadapi. Seperti kejadian masa lalu, baru terjadi, dan akan terjadi. Seberapa kuatkah kamu bisa bertahan untuk menunggu waktu.
Rutinitas yang tak kenal bosan dan tak ingin. Tak perduli kalau kamu tak suka apalagi tak mau. Pertarungan untuk memperebutkan menang atau kalah?? Pernahkah bungkam dan diam akhirnya merajai pikiran dan sikapmu?? Ketika kamu tau... ternyata tak bisa mewujudkan cita dan harapanmu. Ugggh, rasanya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Akhirnya..... kamu harus bisa seperti air, mengikuti wadah yang tersedia, mengikuti aliran hidup yang menuntunmu ke jalan yang mungkin tak kau rencanakan. Sejauh dan sekuat apapun berusaha, jika Tuhan tak berkehendak, kita tak bisa melawan. Sebuah kata yang meredam emosi dan keegoan manusia yang penuh dengan ambisi!!!???
Jangan anggap itu sebuah nasihat atau cerita bijak. Kamu adalah Kamu!! Aku adalah Aku!! Tak perlu juga mengganggap ini benar!!! Tak adil bila pendapat orang lain harus kamu terima, karena tanggung jawab dan hukum sebab-akibat hanya kamu sendiri yang bisa menanggung. Terserah pilihanmu!!
Saya tahu, kesabaran mungkin bisa berubah menjadi amarah. Saya tahu, penantian bisa berubah menjadi pelarian. Dan waktu bisa berhenti kapan saja!!! Saya hanya menunggu wadah tempat saya diam dan bernaung tiba. Saya hanya berharap wadah saya memberi damai yang tak sekedar janji dan akhirnya sia-sia!!! Dan saya akan berubah menjadi air biru yang tenang dan selalu setia mengisi dan memenuhi wadah itu menjadi indah, menarik dan cantik. Sehingga membawa kebahagiaan untuk semuanya, termasuk senyum untukNYA. Karena wadahmu, biruku.....