Thursday, June 11, 2009

TAK ADA YANG ABADI

Petualangan, peristiwa, sampai pada kenangan, mengartikan perubahan yang teramat kekal dan abadi. Sungguhkah tak ada yang bisa dipastikan, tak adakah yang bisa dijanjikan dan berlaku seumur hidup ini? Lalu apa yang bisa bertahan dan abadi?

Kehidupan adalah dunia kecil yang diisi oleh orang-orang kecil berkemauan besar dan beraneka. Ada-ada saja yang diminta dan dilakukan. Terkadang tak bisa atau tak mau mensyukuri yang sudah ada, melihat dan membandingkan milik orang lain, padahal yang dimilikinya “terbaik”.

Janji dan sumpah, ibarat kiasan tak bernilai apalagi berharga. Tak perduli melukai dan menyakiti siapa?? Seakan-akan berlomba untuk menang dan menunjukkan kelihaiannya. Yang penting uang, kepuasan, jabatan dan penghargaan!! Tak ada rasa, tak ada suara hati lagi!!

Hidup yang tak abadi di dunia fana ini, ternyata diisi juga dengan kisah, kemauan, janji, eksistensi, sikap, dan lain-lain yang tak abadi. Mau tak mau, setuju tak setuju, pantas tidak pantas........... tak ada yang bisa menolak, jika Tuhan sudah menuliskannya. Perubahan yang membuat kita sadar, manusia punya keterbatasan dan bersandar padaNYA.

Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi, Tak ada yang abadi. Maka renungkanlah seluruh tembok angkuh jiwamu dan kasihmu..... sebelum engkau berubah dan berakhir!!!

Monday, May 25, 2009

MASIH ADA

Aku masih ada…
Dengan seluruh kisah dan kenangan
Terbingkai diantara tempatmu dan tempatku
Mungkin sudah menjadi batu nisan
yang kau tinggalkan tanpa nama !!


Aku masih ada…
Menunggu kehadiranmu
yang pergi tanpa pesan dan isyarat
dan tak mampu ku tahan
Karena angin membawa mu dan aku terhempas
Hancur dan terpisah ….

Aku masih ada…
Ditengah keramaian dan keasingan
yang semakin lama membuat ku buta
Akan arti sebuah nama dan waktu
Aku tak bisa melawan…

Aku masih ada…
Menjelma menjadi sebuah ukiran dan tulisan
Menjelma menjadi mimpi dan citamu
Di setiap langkah-langkah dan inginmu…
Saat terakkhirku nanti…
hanya ingin kau tahu “Betapa aku mencintaimu ….”

Dan….. masih adakah kau untukku???

Friday, May 22, 2009

VICTORIA DOMINI KE-4

Konser Victoria Domini (VD Choir & Orchestra) bertepatan dengan Ulang Tahun VD yang ke-4 di Gereja St. Theresia Jakarta penuh dengan tragedi. Tragedi apa nih maksudnya? Begini ceritanya...........

Manager VD “Emil Randa”: sehari sebelumnya ternyata masuk UGD. Pemain organ: H minus 7 harus keluar negeri karena tes pendidikan. Nelda yang ngurusin penari anak-anak sekaligus Alto, harus kasak kusuk kesana-sini karena harus cari kostum, buat undangan, dan persembahan. Sedangkan saya??? Ketika Gladi Bersih ga bisa datang, karena sakit perut (saya pikir ini hari pertama Datang Tamu), tapi ternyata tidak?? Seharusnya, saya yang harus menyiapkan partitur koor. Pemain Orkestra senior, banyak yang mengundurkan diri. Udah gitu, para penyanyi yang latihannya pasang surut (termasuk saya), karena urusan pribadi, pekerjaan, kuliah, dsb.

Nelda sampai ga bisa tidur ngerjain design undangan, sampai kelengkapan misa. Emil yang udah repot, masih aja mau direpotin oleh saya, karena harus antar-jemput temannya ini. Berhubung jarak rumah saya dan Emil berdekatan, yah jadinya bela-belain antar-jemput saya (padahal kalau Emil bisa bicara, gondok kali ya?? hehehehe..). Coba kalau saya bukan temannya, mungkin ga mau repot-repot kali ya??? Aduh, jadi ga enak nih... ngerepotin Emil. Apalagi, ketika tuh anak sakit, saya sama sekali ga tau/ alias ga diberitahu. Emil masuk UGD, hanya mengeluh ke Nelda. TANX BERAT Emil, udah jagain saya.

Esoknya ketemu Nelda, saya diomelin, karena ga tau si Emil sakit? “Lha??? Emang gw ga dikasihtau Nel”, jawabku heran, apalagi Nelda. Pukul 13.00, saya dan Mirah langsung beli AQUA 3 dus ke Hero Sarinah. Ya ampyuuuun, karena pasukan cowok belum ada yang datang, sedangkan segalanya harus dipersiapkan satu per satu, akhirnya saya, Mirah, dan Emil harus rela menjadi kuli panggul membawa 1 dus AQUA 330 ml karena Emil ga bisa bawa barang berat (baru sakit dan keseleo). Jarak antara Sarinah vs Gereja Theresia emang dekat, tapi??? bebannya berat banget ditambah panas matahari yang menyengat!!! Bayangkan saja, saya dan Mirah harus jadi cewek perkasa, bawa 1 dus AQUA yang beraaaat!!. Alhasil, jalan pake istirahat 2 kali ke Gereja Theresia. Hedwig dan Putri beli Dunkin Donuts dan bawa voucher yang saya kasih, lumayan... karena uang kas kita sangat-sangat menipis.

Tiba di Gereja, kepalaku langsung pusing dan lemas. Asli, saya ga bisa jalan kemana-mana. Istirahat, rebahin kaki en minum, juga Mirah. Nelda datang..... ngobrol bentar, langsung acara makeup deh...

Acara mulai. Biasanya saya pede dekat mikrofone, tapi kali ini saya kurang yakin. Teman-teman lain juga. Lagu pertama, lumayan. Lagu kedua mulai kurang..... Aaarggggghhh, satu, dua, tiga, lagu akhirnya ada yang sempurna ada yang cacat. “Aduh, mudah-mudahan umat tidak merasakan kekurangan kami”, bisik hatiku. Tapi, memang anak-anak VD kompak, jahil, narsis en gaul abis. Jalan terus!!! Pantang Mundur!!! ada saja masalah, mulai salah take, nyanyi kecepatan dan terlambat, mikrofone yang tiba-tiba mati di solis atau di koor, sampai salon/ speaker aktif yang kurang kencang. Hancur....... Hancur..... Hancur daaaaagh. Sampai lagu terakhir saja, masih ada kejadian aneh bin narsis! Karena mikrofone yang tiba-tiba mati di solis Stefanus dan Mirah, ehhhh... mereka naik ke altar trus nyanyi deh disana. Hahahahah, jenius bin pede banget yah?? Tapi ini membuat umat tepuk tangan meriah, malah dikira ini skenario kita or disengaja......hahahaha...

Selesai misa, kita ngumpul di Aula. Makan, minum, foto-foto, sampai dengar sambutan dan Romo, Johannes en Emil. Horeeee, kita dapat 1 juta rupiah, sumbangan dari Gereja Theresia. Tugas berikutnya sudah menyusul: tampil di Ulang Tahun Katedral Jakarta. Setelah sibuk di Aula, saya, Nelda, Philia, Winda en Hedwig yang kelaparan, makan di Pizza Sarinah. Kembali keributan dan kenarsisan dimulai. Kayaknya cuman meja kita yang ributnya setengah mati. Ada saja tema yang diangkat di meja itu. Trus disambung lagi sampai di rumah Nelda. Kita dianterin sama Andreas en Mas Adi (Tanx ya bro).

Saya sampai lupa keberadaan si Emil yang rela nungguin sampe lama. Untung dia sms, kalau ga... tau dehhhh, pulangnya gimana?? Sekali lagi, saya repotin si Emil!! Bela-belain jemput ke rumah Nelda, padahal dia udah nyampe rumah. Yah... sebagai tebusan rasa bersalah, si Nelda nyiapain makanan, buah en jus. Lha??? kenapa bukan saya??? Hehehehehe, secara... Nelda lumayan demen sama si Emil. Yaaa sebagai teman yang baik, saya coba dekatin mereka, kalau jodoh kan, saya turut berjasa dunk... suit suiiiiittttt. Sekarang pulang dulu ah... cape banget. Tiduurrrrr.

Selamat berjuang generasi VD berikutnya!!!! Tugas berikutnya sudah menyusul, Ulang Tahun Katedral Jakarta!!!

Pencarianku

Hasil

Powered By Blogger