Perbedaan itu indah, setidaknya
untuk membuat hidupmu lebih berwarna daripada diwarnai dengan persamaan yang
membosankan. Andai semua perbedaan dilihat dari sudut pandang keindahan dan
cinta kasih.
Membaca whatsapp teman Heru yang
sangat bangga dan senangnya sudah mampir ke Medan , membuatku bangga bahwa tempat
kelahiranku itu adalah destinasi yang menyenangkan. Heru adalah suku Jawa yang
plesiran ke Medan
untuk me-refresh pikiran karena pekerjaannya dikantor. Saat ke Medan
saya berpikir, dia pasti menyesal kesana karena suku Batak disana logatnya kan beda dengan suku
Jawa.
Ternyata, malah dia ingin pergi
sekali lagi. Foto di danau toba, foto di Bandara Kualanamu, makan daging BPK
(Babi Panggang Karo) di Medan, makan durian Ucok, jalan-jalan ke Lintong,
Doloksanggul, Danau Toba, dan tak lupa bawa oleh-oleh Bolu Meranti Keju. Benar-benar
membuatku bingung, bela-belain cancel tiket pesawat hanya untuk tetap membeli
Bolu Meranti.
Teman-teman yang lain malah ingin
ke Medan .
Katanya mau main-main ke Danau Toba, mau ulos batak dan makan duren . Bangga deh jadi orang batak.
Jadi, tahun baru ini aku akan
mengambil cuti agak lama untuk ke kampung Batak di Samosir dan Lintong. Semua
keluarga berkumpul dan mungkin tahun baru ini akan begitu indah.
Malam tahun baru di suku Batak
adalah kumpul keluarga, berdoa bersama, bersyukur atas tahun yang lalu dan berdoa
dengan penuh harapan yang terbaik di tahun baru. Biasanya setelah doa bersama
(ibadat), masing-masing anggota keluarga akan menyampaikan pesan dan kesan,
lalu ditutup dengan salam-salam dan makan bersama.
Saya sempat sedih, ketika kata
rasis menyudutkan suku batak berbau hal negatif. Saya pernah mendengar stigma negatif
tentang kebiasaan adat suku batak. Padahal, tak kenal maka tak sayang kan ? Jadi kalau mau tahu
tentang batak dan adat istiadatnya marilah kita melihat dari dalam dan kutip sisi
positifnya dan keunikannya. Disini saya bukan mengeksklusifkan suku batak, karena
semua suku itu baik dan unik.
Untuk suku batak yang minder
karena tergolong minoritas di kumpulannya apalagi di kumpulan kota terasing perantauan, minoritas di agama
(katolik), anda harus bangga dan tidak malu jadi orang batak lho. Bersyukurlah,
bahwa kamu orang batak. Coba deh pertimbangkan kenapa kita bersyukur sebagai suku
batak, jadi kenapa harus malu dan minder karena kita punya boru/ marga batak?
Ini alasan kenapa kita bersyukur
jadi orang batak :
1) Batak Itu Great Family
Sempat berpikir kan , kalau keluarga batak itu ribet banget.
Banyak aturan kekerabatan yang dianjurkan dan dilarang. Misalnya saja, tidak
boleh menikah dengan satu marga dan satu kelompok marga. Marga/Boru adalah
indentitas keluarga batak. Jadi, dimanapun orang batak berada, semuanya adalah
keluarga. Karena itu, orang batak tidak segan merantau, karena dimanapun orang
batak berada, biasanya dianggap saudara yang bisa saling membantu.
2) Batak Is The Best Singer
Wah kalau ini sih, sudah
seringkali dikatakan orang lain yah. Kalau orang batak biasanya (mayoritas) pintar
nyanyi. Ini mungkin karena orang batak sedari kecil kalau kumpul keluarga
selalu ada saja nyanyian bersama. Saya sendiri sudah diajari menyanyi dan
menari lagu batak sejak kecil. Bahkan kalau pesta nikah, biasanya ada yang buat
lagu sendiri, vocal group keluarga inti.
3) Batak Keras, Bukan Kasar
Yang keras adalah logatnya ya,
bukan sifatnya. Kalau sifat sih tergantung kepribadian masing-masing. Orang
batak yang logatnya kental biasanya bicara dengan volume keras. Suku lain
(masyarakat umum) berspekulasi bahwa orang batak yang logat/ volumenya tinggi
beranggapan bahwa suku batak berkepribadian kasar. Padahal, berbicara keras
bukan berarti kasar. Logat asli suku batak memang tinggi, tetapi bukan
menyimbolkan kekasaran. Logat batak adalah simbol kekokohan dan ketangguhan
dalam bekerja keras dan pantang menyerah.
4) Batak Itu Setia
Setia pada pasangan memang
identik dengan suku batak. Sebagian besar orang batak memiliki satu pasangan di
sepanjang hidupnya. Hal ini bukan hanya karena norma agama, tetapi juga karena
budaya batak yang telah tertanam mulai dari zaman nenek moyang dahulu.
Kesetiaan menjadi budaya turun temurun bagi masyarakat Batak.
5) Batak Pemegang Adat dan Tradisi
Orang batak memiliki adat yang
turun temurun menjadi tradisi. Memiliki sejarah yang jelas, dipahami dan
diterima oleh semua suku batak. Walaupun sesorang itu orang batak yang sudah
tinggal di Luar Negeri atau berpendidikan sangat tinggi, atau sangat kaya, adat
batak tetap memegang tradisi yang telah diturunkan oleh leluhurnya. Biasanya
turun-temurun sejarah Batak itu pun sudah jelas dari keturunan awal sampai saat
ini. Entah pakai rumus apa dulu leluhur Batak ini, sampai sekarang anak-anak
muda orang Batak pun memahami siapa dan dimana leluhur mereka.
6) Batak Itu Sportif Dan Apa
Adanya
Logat batak yang keras, disisi
lain menunjukkan kesportifan mereka. Batak identik dengan kalimat-kalimat yang
bisa dipegang kebenarannya. Mereka akan berkata “ya” jika memang “ya” dan “tidak”
jika memang “tidak”. Orang batak biasanya bicara apa adanya, tak pandai
bermulut manis. Mereka cenderung mengungkapkan semua kebenaran atau isi hatinya
tanpa memperindah makna aslinya. Spekulasi logis, sportif dan apa adanya ini,
membuat orang batak selalu dipercaya meng-handle suatu perkara.
7) Batak Menilai Pendidikan Adalah
Prestasi
Orang Batak mengutamakan
pendidikan. Karena itu, orang tua suku batak selalu berusaha keras agar anaknya
bisa bersekolah. Lebih baik tidak punya harta daripada anaknya tidak bersekolah. Orang tua batak berharap anaknya bisa mengenyam pendidikan
tinggi, karena mereka menilai bahwa dengan berpendidikan anaknya mampu memiliki
kualitas hidup yang lebih baik dan bisa bersaing di dunia pekerjaan di tempat
mana saja. Oleh karena itu, orang batak berani merantau dimana saja dan
berusaha membuat keluarga mereka bangga.
8) Batak Menghargai Semua Budaya
Batak yang dinamis dan mampu
bergaul dimana saja, karena sifat mereka yang menghargai budaya lain. Orang
batak menghargai suku dan budaya lain terlihat dari toleransi mereka memahami
dan memakai bahasa suku lain (misalnya suku batak yang lancar bahasa jawa),
atau mereka tak segan memakai pakaian adat suku lain dan ikut membantu dalam
upacara-upacara adat suku lain. Batak tidak pernah menutup diri, walaupun nilai
kedaerahan mereka sangat kuat. Hal ini senada dengan pepatah: dimana bumi
dipijak, disitu langit dijunjung. Selalu ada toleransi dan adaptasi untuk
menjadi orang batak.
Hal diatas adalah beberapa hal
umum kenapa kita patut bangga menjadi orang batak. Mari kita saling menghargai
dan menghormati setiap suku dan kebudayaan masing-masing. Mari kita saling
menerima dan memahami perbedaan menjadi hal indah yang patut dibanggakan.
HORAS, HORAS :)