Malam berganti pagi... Matahari yang terbenam, mulai menunjukkan kuasanya dengan gagah. Mengganti malam yang bertahtakan bulan dan bintang. Bangun!! Mulai!! dan Bangkit!! Hari ini, memaksa saya untuk menerima tanggal 13 April 2009. Tanggal yang selalu saya rindukan, impikan, sekaligus saya harapkan menjadi moment terindah dalam sebagian perjalanan hidup saya setiap tahun.
Tak bisa saya pungkiri, saya juga merasakan kesedihan yang teramat sangat, ketika malam menjelang 13 April 2009. Tiga Belas (13), angka yang disebutkan orang lain pada umumnya sebagai angka keramat alias menakutkan. Tapi, bagi saya pribadi, angka 13, bukan angka yang patut dilewatkan bahkan sampai ditakutkan.
Saya merenungkan tahun-tahun yang telah berlalu...........
Sejak kecil, saya selalu membuat angka 13 ini sebagai angka keberuntungan. Bahkan dokter Rontgen RS Elisabeth tempat ibu saya bekerja dulu, juga lahir tanggal 13. Saya sempat merasakan kebaikan dokter Tan (panggilan dokter itu). Masa kecil dulu, figur yang langsung saya lihat dan saya banggakan adalah dokter Tan. Seseorang yang tanggal lahirnya sama dengan saya, orang yang baik dan kebapakan. Hanya karena dia memberikan sebuah permen coklat yang saya sukai, dengan senyumnya yang khas, pakaian putih dan rambutnya yang memutih, akhirnya.......... saya tidak takut lagi kalau datang dan berobat ke RS.
Setiap ulang tahun, ayah, ibu, kakak, adik, mengucapkan selamat ulang tahun. Walaupun sampai saya dewasa, ulang tahun tahun saya tidak pernah dirayakan dengan sebuah pesta ulang tahun, pesta yang mengundang semua teman-teman beserta kue tart dan lilin yang besar, gaun dan sepatu yang cantik.... tapi saya bersyukur, ulang tahun saya masih diingat keluarga dan orang-orang yang saya kasihi.
Terkadang, setiap melihat anak kecil ulang tahun, ada sedikit kerinduan dan hati saya berbisik “waktu kecil, ulang tahun saya tidak pernah dirayakan”. Saya masih ingat... dulu saya pernah menangis minta ulang tahun saya dirayakan, tapi tidak diberikan!!. Saya terus menunggu dengan sedihnya, siapa tahu papa pulang kerja, membawa kado ulang tahun. Menunggu di kursi panjang berwarna kuning, karena pesta ulang tahun tidak ada, mama hanya memasak menu yang berbeda hari itu. Tapi, hati saya tetap saja sedih, karena tidak mendapatkan pesta ulang tahun, teman-teman tidak ada, bahkan saya tidak mendapatkan kado ulang tahun. Dan ternyata........ ketika papa pulang kerja, dia membawa kado ulang tahun, baju plus rok kecil warna merah putih berbunga-bunga. Saya senaaaang sekali. Dan, ternyata.... inilah sejarahnya!! Hanya saya (dari ketujuh anaknya) yang pernah dibelikan kado ulang tahun oleh papa saya. Hanya saya yang pernah dibelikan baju langsung dari tangan papa saya.
Papa saya..... adalah orang yang cool, tegas dan bijaksana. Memang, dibandingkan papa, mama lebih sering bersama dengan anak-anaknya. Karena sewaktu saya kecil, papa sering pulang kerja sekitar jam 20.00 lewat. Tapi, kemarin malam ulang tahun saya, papa-mama telepon, mengucapkan selamat hari ulang tahun. Dan ketika tanggal 13 April 2009, mama, kakak, adik, mengucapkan lagi “Selamat Ulang Tahun”. Dengan harapan-harapan yang mereka inginkan terjadi pada saya, intinya semua untuk kebahagiaan saya.
"Seseorang yang menerima, menghargai, dan mengasihi saya, apa adanya, tulus, dan tanpa syarat", terucap doa permohonan saya di tanggal tiga belas.
Saya tak butuh lagi pesta!!, keramaian!! di hari ulang tahun saya. Tapi, kasih sayang dari orang-orang yang saya cintai. Sebuah kata dan doa yang begitu sempurna dan penuh kasih, membuat saya begitu berharga dan disayangi.
Terima kasih Tuhan untuk semua anugerahMU, lewat keluarga besar saya, kekasih, teman serta sahabat yang hadir dalam kehidupan saya........(ada setitik air mata).
No comments:
Post a Comment