Saat ini, saya begitu merindukan dia. Menutup hari dengan menulis perasaan rindu ini dalam sebuah kertas putih. Mencoba menenangkan diri dengan berucap, “Aku kangen kamu. Gimana kabar kamu disana?” Hmm, saya hanya bisa menulis dan sekali lagi menulis semua rasa rindu dan isi hati saya. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, sampai menjadi sebuah cerita. Hampir setiap hari, setiap malam, kini menjadi kebiasaan............ sebelum saya memejamkan mata dan menutup hari dengan doa.
Ketika dia tertawa, ketika dia menangis, ketika dia bicara, ketika dia menonton atau ketika dia membuat saya kesal dan pengen 'jitak' kepalanya ..... semua adalah kenangan yang selalu datang setiap saya membayangkan dia. Hanya Dia dan Saya. Dia yang selalu malu, ketika saya mencoba memperhatikan wajahnya dengan dalam dan lama. Mukanya merah ketika saya berhasil membuat dia malu dan kesal. Dia yang selalu membuat saya tertawa dan susah sekali untuk kesal, karena dia selalu bisa membuat hal-hal lucu yang menggelikan. Dia yang selalu siap menjadi pendengar yang baik. Wajahnya yang kelihatannya polos (aslinya jayus banget), sering memancing saya untuk memanggilnya “anak kecil” atau “adik ku”.
Dia. Manusia biasa yang membuat dunia kecil saya menjadi begitu besar. Dia yang mencoba untuk jujur secara total pada semua masa lalu, mimpi dan harapannya. Dia yang mencoba menyukai makanan favorit saya, Sate Padang. Padahal saya tahu dia tidak menyukainya. Tanpa saya minta untuk menyukainya, ternyata, dia jadi suka Sate Padang, bahkan sekarang jadi teman rebutan untuk mendapatkan satu tusuk daging. Dia yang mengajarkan saya untuk mengamati dan memperhatikan dunia di sekitar saya. Dia yang mengajarkan saya untuk tidak melupakan masa lalu. Dia yang selalu mau saya ajak taruhan “suitan”, padahal saya tahu dia ga tega menghukum saya, bila saya kalah.
Ketika dia tertawa, ketika dia menangis, ketika dia bicara, ketika dia menonton atau ketika dia membuat saya kesal dan pengen 'jitak' kepalanya ..... semua adalah kenangan yang selalu datang setiap saya membayangkan dia. Hanya Dia dan Saya. Dia yang selalu malu, ketika saya mencoba memperhatikan wajahnya dengan dalam dan lama. Mukanya merah ketika saya berhasil membuat dia malu dan kesal. Dia yang selalu membuat saya tertawa dan susah sekali untuk kesal, karena dia selalu bisa membuat hal-hal lucu yang menggelikan. Dia yang selalu siap menjadi pendengar yang baik. Wajahnya yang kelihatannya polos (aslinya jayus banget), sering memancing saya untuk memanggilnya “anak kecil” atau “adik ku”.
Dia. Manusia biasa yang membuat dunia kecil saya menjadi begitu besar. Dia yang mencoba untuk jujur secara total pada semua masa lalu, mimpi dan harapannya. Dia yang mencoba menyukai makanan favorit saya, Sate Padang. Padahal saya tahu dia tidak menyukainya. Tanpa saya minta untuk menyukainya, ternyata, dia jadi suka Sate Padang, bahkan sekarang jadi teman rebutan untuk mendapatkan satu tusuk daging. Dia yang mengajarkan saya untuk mengamati dan memperhatikan dunia di sekitar saya. Dia yang mengajarkan saya untuk tidak melupakan masa lalu. Dia yang selalu mau saya ajak taruhan “suitan”, padahal saya tahu dia ga tega menghukum saya, bila saya kalah.
Dia pernah bilang, “kamu harus kuat, jangan takut, yah” selalu saya ingat ketika saya sedih dan kesepian. Sekarang. Saat ini. Kemarin. Rindu itu adalah Kamu. Rindu adalah Dia. Dia adalah keheningan. Dia adalah karya yang selalu bisa kubagi apa adanya, bersisian, tanpa takut dan malu. Dia adalah motivator saya untuk selalu menulis dalam sebuah blogger, pembaca setia dan penilai tulisanku yang paling jujur, jadi saya bisa terus memperbaiki dan semangat menulis. Dia adalah tawa dan tangis ku. Dia adalah sebuah perjuangan tanpa henti ketika orang lain menilai dia adalah sebuah kesalahan atau dosa termanis???!!!! Tapi, saya tahu, saat ini dia pun sedang berjuang untuk dirinya sendiri... entah demi cinta?? demi keluarga?? atau demi dirinya sendiri??
Dia adalah cerita kamu dan saya. Kita Berdua. Saat kau dan aku saling bercermin, hanya HATI YANG BISA MENJAWABNYA???????!!!!...........
No comments:
Post a Comment