Tulisan tentang seks walaupun sering dianggap tabu untuk dibahas, tetapi sebenarnya hal tentang psikologi seks sangat dibutuhkan orang yang sudah mengenal tentang hati dan perasaan suka dengan lawan jenis. Kenapa memahami seks itu perlu? Agar tidak terjebak dari ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang memahami pengaruh seks untuk pria dan wanita.
Apalagi untuk pria atau wanita yang ingin melakukan hubungan seks diluar nikah, sebaiknya pahami dulu sebelum menyesal telah melakukannya dengan pasanganmu. Jangan sampai sudah terjadi, akhirnya baru menyadari seks itu tidak membuktikan cinta. Jangan sampai wanita hanya dimanfaatkan pria untuk memuaskan keinginan dan kecanduannya terhadap seks.
Mengupas tulisan dari sahabat netizen "Nendra Rengganis", saya merasa perlu menyebarkan tentang dampak seksual baik pria dan wanita, agar tak ada yang menyesal di kemudian hari. Justru dengan mengetahui dampak yang bisa dihasilkan hubungan seksual terhadapmu, kamu akan jadi orang yang lebih bijak sebelum mengambil keputusan.
Bagi yang sudah pernah melakukannya, semoga pengalaman itu menjadi pelajaran untuk memahami sosok pasangan yang benar-benar tulus mencintaimu (lihat tulisan saya berjudul: tanda pasangan yang tidak tulus mencintaimu). Jangan pernah melakukannya sebelum menikah! Tak ada gunanya! Kecuali anda sudah siap menerima segala resikonya. Apapun keputusanmu, pilihan bebas ada pada anda!
Perbedaan Dampak Seks Pada Pria Dan Wanita
Diteliti Lewat Orgasme, peneliti dari Rutgers University, New Jersey, AS melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana perbedaan dampak hubungan seksual bagi pria dan wanita. Penelitian dilakukan melalui pemindaian otak (PET Scan) pada pria dan wanita saat sedang mengalami puncak kepuasan seksual (orgasme).
Diketahui bahwa orgasme ternyata membawa dampak yang lebih besar pada wanita. Ada 30 bagian otak wanita yang bekerja dengan aktif saat ia mencapai orgasme. Bagian otak yang aktif tersebut adalah: bagian yang mengatur emosi, sensitivitas terhadap sentuhan, perasaan, rasa bahagia, kepuasan dan rasa kebal terhadap sakit. Inilah yang mengakibatkan wanita lebih terikat secara emosional setelah melakukan hubungan seksual daripada pria.
Orgasme Wanita Menghasilkan Hormon Oksitosin (Jatuh Cinta), Sedangkan Orgasme Pria Menghasilkan Hormon Dopamin (Kecanduan)
Hormon Oksitosin disebut juga hormon pelukan, yang membuat seseorang merasakan empati terhadap pasangannya, memunculkan rasa keterikatan, rasa percaya, kasih sayang terhadap pasangannya. Dari penelitian Rutgers, ditemukan bahwa hormon oksitosin setelah melakukan hubungan seksual lebih banyak dihasilkan oleh wanita daripada pria. Inilah penjelasan kenapa wanita lebih mudah jatuh cinta pada pasangan mereka setelah mereka melakukan hubungan seks. Hormon oksitosin akan membuat wanita menurukan tembok pertahanannya, menurunkan egonya dan lebih menurut. Sehingga disinilah wanita yang sudah melakukan hubungan seks dengan pacarnya sering dipermainkan perasaannya dan diperdaya pria nya. Kenapa???
Karena Setelah Melakukan Hubungan Seks, Orgasme Oria Hanya Dibanjiri Dengan Hormon Dopamine
Hormon Dopami adalah hormon yang menimbulkan kecanduan terhadap sesuatu. Hormon Dopamin seperti hal-hal kecanduan yang lainnya seperti: merokok dan narkoba. Dampak dari "banjir dopamin" dalam tubuh pria saat orgasme adalah munculnya rasa puas, rasa enak dan keinginan untuk kembali mencari kepuasan lagi. Kasarnya, seks dan narkoba menimbulkan efek kepuasan dan kecanduan yang sama pada pria. Secara biologis, seks pada pria tidak membuat pria merasakan keterikatan emosional dan rasa cinta, berbeda dengan wanita yang menghasilkan hormon oksitosin keterikatan emosional. Secara biologis, tubuh pria memang hanya didesain untuk merasakan kepuasan fisik dari hubungan seks.
Jadi, para wanita, bila priamu saat akan atau sedang melakukan hubungan seks mengatakan dia sayang kamu, dia sangat mencintaimu, percayalah, dia tidak sedang bicara serius, dia tidak sedang bicara dengan pikiran jernih, dia tidak tulus menyukai dan mencintaimu, karena dia sedang konsentrasi dengan kepuasan fisikya, konsentrasi dengan kecanduannya menyukai tubuh fisikmu, dia sedang tidak perduli perasaan dan hati wanitanya. Sadarlah wanita, sebenarnya saat pria mengatakan cinta saat melakukan hubungan seks, dia sedang tidak bertanggungjawab dengan hati dan perasaanmu, apalagi masa depanmu.
Tubuhmu Tidak Punya Kuasa Untuk Membedakan Mana Pasangan Yang Baik Dan Mana Yang Tidak Baik
Saat memutuskan berhubungan seksual dengan seseorang, terkadang kita merasa bisa mengambil kendali untuk tidak terikat secara emosional dengan orang tersebut. Berpikir bahwa setelah hubungan seks, bisa melupakan orang tersebut. Padahal, secara alami tubuh manusia tidak bekerja seperti itu. Tubuhmu tidak bisa selamanya mengikuti kemauan rasional. Saat berhubungan seksual dengan orang yang secara logis tidak memenuhi kriteria si wanita, tubuh wanita 'tetap' akan mengeluarkan hormon oksitosin. Sedangkan si pria tetap 'kebanjiran' hormon dopamin. Kecuali wanita melakukan hubungan seks karena dipaksa/ diperkosa tidak mengeluarkan hormon oksitosin, tetapi lebih kepada traumatis.
Akibatnya, wanita akan tetap merasa terikat dengan orang yang pernah melakukan aktivitas seksual bersamanya. Sementara pria tidak merasa terikat, berlalu, mudah move on dari wanita tersebut. Begitulah biologis pria, dimana sistem kerja tubuhnya pasca orgasme seks hanya dibanjiri hormon dopamin, tanpa mengerti perasaannya sendiri, tanpa mengerti apakah pria mencintai wanitanya. Bukan salah pria kalau tidak merasakan ikatan emosional dari sebuah hubungan seks. Tubuh pria memang tidak di-setting seperti tubuh wanita. Inilah fakta biologis dari tubuh manusia yang tak bisa disangkal.
Jadi, kalau wanita berharap setelah hubungan seks dengan pacarnya semakin cinta, tidak menjadi jaminan, bahkan kasarnya bisa dikatakan tidak mungkin dikatakan cinta karena sesungguhnya pria hanya menyukai tubuh fisikmu tanpa menginginkan komitmen, dan kebenarannya adalah dia tidak tulus mencintaimu.
Jadi buat cewek dan cowok yang belum menikah, sebaiknya pikirkan lagi sebelum memutuskan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasanganmu. Sebelum kamu memutuskan, coba pikirkan bagaimana dampaknya mempengaruhi kehidupanmu dan juga kehidupan pasanganmu. Cobalah untuk bertanggung jawab untuk semua keputusan yang kamu ambil. Tak ada baiknya bila harus mengorbankan dan mempermainkan tubuh dan perasaan orang lain hanya untuk memenuhi kepuasan dan kecanduanmu pada seks. Kenikmatan sesaat, harus dibayar dengan rasa terikat dan tanggung jawab yang besar. Baik pria atau wanita, tidak akan pernah menjadi pribadi yang sama selepas mereka melakukan aktivitas seksual.
No comments:
Post a Comment