Senyumanmu sinari setiap kesedihan di hati,
Tatapanmu hiasi setiap sudut angan-anganku,
Mungkinkah aku jadi pilihan hatimu,
Tiada henti selalu berangan
Andai dirimu memilih hatiku
Meski kau takkan pernah tahu
Ketulusan hatiku ini
Biar kusimpan dalam mimpi…
(Maudy A)
Aku masih merindukanmu, masih memikirkanmu, masih
mencintaimu… dalam hati. Semua sudah kubiarkan, dan kubiarkan dia ada di dalam
hatiku. Meski dia tidak akan pernah tahu, karena aku sudah mengikuti jalan
pilihannya. Aku mengiyakan dan memberikan apa yang dia minta, untuk berhenti
berharap, berhenti bersama dan berhenti mencinta.
Aku tahu tak semua yang kuharapkan berjalan sempurna.
Seperti kita yang akhirnya hanya sanggup berhenti di tengah jalan. Saat kau
ucapkan untuk berhenti bersama dan lepas bebas. Walau aku tak percaya, walau
seperti mimpi kau mengucapkan kata itu, tapi aku sadar memang sudah saatnya aku
berhenti sampai disini. Semampu apapun aku berusaha, bila tidak ada kamu, bila
tidak ada kita, cinta kita tak kan
bertemu di ujung jalan yang sama. Karena butuh kamu dan aku, butuh kita berdua untuk
mewujudkan pertemuan di ujung jalan itu.
Tak ada yang sanggup kulakukan, walau hatiku hancur, asaku
hilang, dan senyumku berurai air mata…. tetap saja tak ada yang bisa aku
lakukan. Aku harus bersiap untuk pergi dan merelakan semuanya menghilang
bersama jejak langkahmu meninggalkan aku dan cinta kita. Walau dalam mimpi, aku
pun tak pernah membayangkan berpisah denganmu, tetapi ternyata aku harus bisa
menerima ini dalam kenyataan.
Sekarang, aku masih saja mengingatmu. Walau aku berusaha
melepaskan semua yang berhubungan denganmu, hanya untuk membuatku tahu diri. Sakit
sekali, sepertinya aku menyakiti diriku sendiri. Walau lukanya tak kelihatan,
darahnya tak berwarna, air mataku tak terlihat, tetapi semuanya sangat sakit
bahkan terlampau sakit untuk kuterima.
Selamanya akan selalu kuingat dan kukenang, meski kau tak kan pernah tahu ketulusan
hatiku ini. Tak apa. Tak ada yang sempurna, seperti aku pun yang tak pernah sempurna.
Mungkin kau pun tak pernah mengingat lagi, bagaimana dulu kita saling terkait. Tanganmu yang gemetaran saat kau pegang tanganku pertama kali. Keringatmu yang bercucuran deras seperti mandi saat pertama kali kamu bonceng aku di sepeda motormu. Dan buku cerita sederhana yang kau kirimkan di depan kostku agar aku membacanya kalau tidak salah judulnya tentang "jadi pacar yang baik", padahal itu sudah pernah kubaca saat masih SMA, hmmm ada lagi, Alkitab yang disampul terakhirnya kamu tulis puisi cinta yang membuatku tersenyum dan bilang dalam hati "nice and soooo sweeetttt".
Sebenarnya, semua yang aku ingat tentangmu sampai saat ini adalah hal-hal kecil yang lucu, aneh dan unik. Yang membuatmu berbeda dari laki-laki lain yang kukenal. Kamu memang berbeda, dan kuakui cukup membuat cerita cintaku berwarna. Terima kasih Guard Angel.
No comments:
Post a Comment