Seperti batu yang keras, kau seakan tidak pernah mengerti arti perbedaan. Apapun jalan yang terasa berbeda dengan keinginanmu, diartikan dengan egois, keras kepala dan perlawanan.
Mungkin, saat kamu beranjak remaja sampai akhirnya dewasa, ingin sekali segala sesuatu sesuai dengan keinginanmu. Apa yang kamu cita-citakan, apa yang kamu rencanakan. Berbagi peran, mengalah dan menerima adalah keadaan yang rasanya sulit.
Pengalaman dan perjalanan hidup sewajarnya membawamu pada kenyataan yang tak sama dengan keinginan. Keadaaan yang ingin tetap dipertahankan, posisi zona nyaman yang sudah tercapai kadang sulit dipertahankan. Apalagi kalau memberikan sesuatu yang kita sukai untuk orang lain?
Bayang-bayang kekalahan akan selalu ada dibalik perjalanan kenyataan. Tetapi, langkah kaki tetap berjalan bersama matahari yang terbit menutupi bayangan. Walau terseret, tetap harus berjalan.
Perasaan yang menghantui... hanyalah pintu yang tak mungkin terbuka. Karena kuncinya sudah patah. Setiap senyum dan sudut mata yang memancarkan rasa, membuat kegelisahan membelenggu. Luka dalam yang tersembunyi jauh di lubuk hati, mengingat kata-kata mu yang mematahkan dan menutup semua pintu hati yang terbuka.
Sadarilah perbedaan itu indah, selama kita saling menghargai. Hati yang indah adalah hati yang mampu menerima perbedaan. Kalau semua harus sama, rasanya tidak ada warna-warni kehidupan.
Seperti kenyataan yang kadang berbeda dari harapan, rasanya memang latihan menerima dengan sendirinya ada dalam kehidupan. Tidak menjadi patokan kalau umur yang lebih tua, lebih sabar dan lebih memahami keadaan, umur muda juga bisa dewasa dan bijak dalam hidup. Tergantung sikap, sifat, pengalaman rohaninya dalam menyikapi kehidupan.
Tidak menjadi jaminan lho, orang yang baik, dibentuk dalam lingkungan yang bersifat rohani, menerima, menghargai dan menghormati orang lain. Kembali lagi ke diri sendiri, siapakah kamu? mau kemana arah pilihan hidupmu? apa tindakanmu selanjutnya?
Dalam perbedaan akan menemukan keindahan dan keseruan. Bila ada yang benar-benar tidak cocok, bisa dikomunikasikan dengan baik, bisa saja berdebat, tetapi masing-masing tanamkan dalam hati, komunikasi ini, perdebatan ini, adalah kebaikan bersama. Jadi jangan egois, harus dipenuhi atau memenuhi satu pendapat.
"Mari kita bertemu di jalan tengah". Kata ini menginspirasi untuk membuat semua perbedaan apa saja bisa bertemu dalam kesatuan yang indah. Apa yang menjadi perdebatan, ego yang selalu ingin menang sendiri, semuanya dapat kembali dalam satu jalan tengah. Tergantung kamu yang menjalaninya, apakah kamu memang tidak ingin bertemu di jalan tengah dan ingin mengambil pilihan sendiri, atau kamu tetap ingin bersatu dan berdamai. Butuh pengorbanan untuk memahami, menerima dan bertemu di jalan tengah. Tetapi, jalan tengah itu, tidak semua keinginanmu terhempas, hanya sedikit mengurangi, karena bertemu di pertengahan.