“STAY AS SWEET AS YOU ARE”
Indahkah hidup bila abadi ? Masihkah cinta berharga saat usia adalah kekal? Aku berhenti bertanya. Jiwaku letih sudah berteman dengan kegagalan berulang kali. alam sujud, sebaris harapan kugantungkan ke langit. Kuteriakkan dengan lantang agar langit sungguh-sungguh mendengar : “Aku hanya ingin hidup bahagia dan dimiliki pria yang benar-benar mencintaiku. Dan bimbinglah aku berproses dalam waktu mencintai dia seutuhnya.”
Pertemuan itu bukan yang pertama kali. Sepasang mata asing itu pernah kukenal di ruang dan waktu yang berbeda. Daya ingatku tidak mampu menembus waktu. Siapa pria itu? Kenapa tatapan mata dia begitu mendamaikan jiwa ? Batin kami seolah terhubung kembali. Seakan-akan ada magis yang sedang bekerja. Menyambung kembali sebuah rasa yang pernah terjalin. Dulu.... Entah di dimensi mana. Aneh, tapi perasaan itu sungguh nyata. Dia berlalu dengan senyum, menyisakan tanya yang tidak terjawab.
Kemudian langit membuka jalan melalui perjumpaan kesekian kali. Indah pada saatnya. Alam merestui. Menarikku bersatu dengan dia dalam perjalanan kali ini, melangkah dan berproses dalam waktu yang tidak pasti. Waktu yang terbatas bukanlah untuk membatasi cinta yang tumbuh, justru memecutku menghargai waktu itu sendiri. Tak ada cara memang menambah waktu dibumi.
Namun pikiran kami melebur dalam tindakan nyata memperpanjang hubungan. Tak ada sumpah. Tidak ada janji muluk. Hanya sebuah tujuan sama: mencipta lebih banyak kebahagiaan dalam kebersamaan. Karena cinta adalah kewajaran. Sealami hidup ini. Hidup memang tidak pasti. Tapi kesungguhan cinta yang kulihat di matanya adalah pasti. Cinta yang dia beri senyata nafas yang berembus. Ringan dan bernyawa. Aku merasakan keabadian dalam cintanya. Begitu riil, hingga waktu tidak lagi merisaukanku.
So, just stay as sweet as you are!
Her name: Jeny Khaeni